SMARTPHONE BODOH

Ryan berdecak kesal dan menggerutu karena sedari sore tadi pesan WhatsApp dan telepon nya tidak dibalas dan diangkat oleh Febby.

Ia gelisah, sebenarnya apa sih yang cewek itu lakukan sampai tidak mahu menerima panggilannya. Terus saja dia berguling diatas kasurnya dan menatap kesal layar hape nya yang tak kunjung mendapat balasan.

Dari dirinya pulang kampus dia terus saja menghubungi Febby hingga, saat malam dimeja makanpun hp nya tetap di genggamannya,sampai-sampai Melisa Auntie nya menegurnya. Tapi tetap saja nihil. "Ayo bales dong Febby" gerutunya dengan kesal. Ingin rasannya dia itu membanting saja hp nya tapi dia masih ingat. Kalau dibanting dia akan kehilangan nomer hp cewek itu yang dengan susah payah dia dapat kan.

Tidak menyerah, dia terus saja menuliskan pesan WhatsApp hingga puluhan kali mungkin, puluhan kali juga dia mendial nomer cewek itu namun tetap saja tidak diangkat sampai hingga malam hari nya. Hingga pada pukul 9 malam cewek itu mau membaca pesannya dan terlihat dia sedang online, langsung saja dia mendial lagi nomer WA Febby. Betapa senangnya dia akhirnya cewek itu mahu mengangkat dan dia mendengar suara gadis itu. Tapi rasa senang nya seketika luntur ketika baru saja beberapa kata dirinya berucap panggilan sudah terputus sepihak.

Membuat Ryan menjatuhkan bahunya, lemah lesu, lunglai seketika,bukan suara cewek itu yang dia dengar saat dia mulai mendial nomer itu untuk yang ke ratusan kali,mungkin. "Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi" terdengar suara operator yang dia berbicara dari seberang sana.

"Arrrrghh" teriak Ryan frustasi, dilemparnya hp nya keatas kasur. Sungguh gadis yang sulit untuk digapai. Bukan karena uang dan tahta yang membuatnya sulit untuk mendapatkan gadis itu. Ryan bukanlah lelaki miskin yang mengejar seorang princes. Tapi sesuatu, ya sesuatu yang harus dia tahu, mengapa gadis itu sulit sekali dia gapai. Bukan karena Febby memiliki kekasih, dia tahu kalau cewek tomboy itu tidaklah memiliki hubungan istimewa dengan siapapun saat ini. Kalau boleh di ibaratkan Gadis itu sangat licin seperti belut. Sudah tertangkap kemudian kembali lepas.

Belum pernah dia merasakan sesulit ini untuk mendapatkan apa yang dia mahu. Apalagi hanya seorang gadis. Dari dulu,dengan mudahnya tinggal tunjuk saja siapapun, dan orang itu akan bertekuk lutut membalas rasa sayang nya, tapi kali ini benar-benar berbeda. Malah dia yang bertekuk lutut mengharapkan balasan dari gadis yang disayangi nya.

Lucu memang ya dunia ini.

🌳

Febby menggeliatkan tubuhnya yang terasa kaku, bola mata nya menyesuaikan kan cahaya matahari yang masuk melalui jendela kaca dikamarnya yang terbuka. Dia memang lebih suka jika gorden dikamarnya dibiarkan terbuka jika ia tidur. Dia merasa ada sensasi yang berbeda dari pemandangan malam yang dapat terlihat jelas dibalik kaca yang menghubungkan kamarnya dengan balkon ruangan itu.

Tangannya merayap, menelusuri sekeliling area tidur gadis itu. Dia ingin melihat jadwal kuliah hari ini. Mata kuliah apa dan jam berapa dia harus pergi.

Ups tunggu.

Tangannya berhenti merayap ketika dia mengingat kejadian tadi malam saat dirinya sudah akan tidur. Hp sialan itu terus berbunyi dan mengusik tidur nya.

Dia ingat kembali saat dirinya melempar hp merk apple miliknya kedalam washtafel yang penuh dengan air.

Dia menepuk keningnya "Sial" umpatnya kesal. Saking tidak sabarnya mendengar puluhan kali suara panggilan masuk lalu merendam hpnya, bahkan sampai lupa kalau semua jadwalnya sudah dia save dengan rapih disana. Yang mungkin saja hp itu sudah rusak dari semalam saat dia menenggelamkan nya ke dalam air.

Dengan langkah malas dia berjalan menuju ruang tengah dan meraih gagang telepon rumah untuk menghubungi sahabatnya.

Terdengar suara Laras dari ujung sana saat suara panggilan itu dua kali berdering.

"Halo siapa ya? "

"Halo Laras ini gue Febby. Hari ini ada kelas apa nggak?"

"Fe. Gue kira siapa. Hp lo kemana? Kok pake nomor rumah sih. Bukannya lo udah masukin jadwalnya di hp lo"

"Hp gue rusak Ras"

Jawabnya tanpa memberi tahu jika hpnya dia rendam air.

"Ooh. Kelasnya pak Toto hari ini jam 10. Tapi gue denger dia gak dateng deh hari ini"

"Jadi gue gak usah ngampus dong. Yes. Gue mau jalan ama Rangga aja deh"

"Rangga mulu lo. Lama-lama naksir lo ama si Rangga. Ntar lama-lama pacaran dah tuh ama dia"

"Ngaco lo kalo ngmong. Rangga tuh kakak gue lo kira siapa, pake naksir segala, apa lagi sampe pacaran. Udah ahh ngaco lo lama-lama"

Tutt.... tutt... tutt...

Sambungan telepon pun terputus.

🌳

BRAK

Rangga yang sedang sibuk membolak-balikkan berkas laporan bulanan dari usaha 'Rental' nya, terkejut mendengar suara pintu ruangan nya terbuka dengan keras.

"Febby. Lo udah kayak maling aja tau gak?? main slonong aja gak ketuk pintu dulu"

Cowok itu mengusap dadanya yang berdegup kencang akibat terkejut.

Meski dia mempunyai banyak karyawan yang bisa dia andalkan disana tapi dia tetap sering berada di tempat itu untuk mengontrol bagaimana operasional Rental Studio nya yang dia bangun dari 4 tahun yang lalu. Apalagi saat ini bangunan itu, kini sudah lebih besar dari sebelumnya bahkan 4 kali lipatnya dari pertama kali tempat itu berdiri. So, Febby akan dengan mudah mencari keberadaan kakak sepupu itu tanpa menghubungi nya terlebih dahulu.

"Hehe maaf"

"Kok gak ngabarin dulu kalo mau kesini?? Gak kuliah emangnya?"

"Nah itu dia yang jadi masalahnya"

"Maksudnya?"

Rangga mengerutkan dahinya

"Temenin gue beli hp yuk. Hp gue rusak!"

"Rusak?? rusak kenapa, bukannya baru beli beberapa bulan yang lalu. Kok bisa rusak?"

"Hp nya aja yang bego. Cuma gue masukin air aja udah mati"

Ucap cewek itu tanpa ekspresi sembari menatap dan membuka majalah yang dipegangnya

"Wfttt" Rangga menahan tawa mendengar ucapan Febby.

"Lo tuh yang bego. Udah tau hp. Benda anti air malah lo masukin ke air. Lo kira ikan kali ya?!"

Cewek itu melotot mendengar ucapan Rangga. "Bukan gue yang bego. Hp nya yang bego. Namanya aja yang smartphone tapi bodoh gak ada smart-smart nya"

"Dasar otak kebanyakan micin sih lo. Ayok gue anter beli smartphone bodoh lo itu" Rangga menjepit leher cewek itu diketiaknya dan menariknya untuk berjalan.

"Rangga ih. Lepasin. Susah jalannya tau" Febby yang belum siap dan masih asik dengan majalahnya hanya mengaduh mengikuti langkah Rangga hingga menjatuhkan majalah yang masih di pegangnya tadi. Dan berjalan mengikuti cowok itu dengan terseok-seok.

To be continued...

Dont forget to like and koment. Thank you

Terpopuler

Comments

ジロ_子猫🐾

ジロ_子猫🐾

wkwkwwk😂 kocak benget.. ngakak sumpah, ampe sakit ni perut..

2020-02-03

2

Ziiaah

Ziiaah

Sukaaaakkk banget nii novel, 😍 betah banget gue kalo dikasih part banyak 😂😍😍❤️ semangattt kakakkk...

2019-08-27

2

sriii

sriii

di tunggu kelanjutanyaa😁

2019-08-27

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!