LUPA PEMANASAN

Rangga melepas rangkulannya pada Febby setibanya didalam ruang gym.

"Ganti dulu baju lo" ucap Rangga pada Febby. Ia hanya membalas dengan anggukan.

Gadis itu melepas kemeja merah yang ia pakai sedari tadi dan tetap membiarkan tanktop hitamnya melekat pada tubuhnya yang proporsional, serta mengganti celana jeansnya dengan training pendek yang akan membuatnya merasa nyaman dan leluasa dalam melakukan gerakan fitnesnya nanti.

Begitu juga dengan Rangga kini ia sudah memakai tanktop berwarna biru dan celana training pendek dengan warna senada.

Febby berjalan dengan tidak sabar menuju sebuah 'Treadmill' dan memulai aksinya disana. Sedang kan Rangga entah apa yang ia lakukan yang pasti sama-sama melepas rasa rindu mereka dengan alat-alat fitnes yang sudah satu bulan ini tidak mereka datangi.

Berkali-kali Rangga melirikkan bola matanya ke arah adik sepupunya. Takut, jika terjadi sesuatu pada gadis itu. Setelah memastikan gadis itu aman ia melanjutkan lagi kegiatannya. Begitu sampai beberapa kali sampai sosok seseorang yang tidak jauh dari Rangga memperhatikan kegiatannya itu.

Seseorang orang itu mulai mendekat.

"Tambah cantik aja ya, adek lo itu?" celetuk nya sembari mengikuti arah tatap Rangga yang tertuju pada Febby.

Rangga terkejut, ia segera menghentikan aktivitas nya yang sudah akan bersiap memegang barbel.

"Meli" spontan Rangga memekik sebuah nama.

Seorang perempuan tangguh dengan kostum olahraga yang pas mengbungkus tubuh proporsionalnya. Rambutnya yang sepanjang bahu yang ia kurcir kuda.

Cewek itu tersenyum.

"Hei"

"Kebetulan yah ketemu disini" imbuh cewek itu

Rangga menyengir jenaka.

"Ck. Bisa aja lo. Kebetulan dari mananya? Jelas-jelas lo yang tuan rumahnya" Meli adalah pemilik atau pendiri tempat gym itu.

"Lama gak kesini. Tambah rame aja ya?" Rangga celingak-celinguk memperhatikan ada banyak orang disekitarnya.

"Yah. Ini juga berkat dukungan dan bantuan lo. Yang selalu dateng bareng sepupu lo itu" Meli tersenyum geli. Mengingat lagi bagaimana Rangga memperhatikan Febby tadi.

Meli dengan Rangga memang teman kuliah dulu. Dan tempat gym ini dibangun atas saran dari Rangga saat itu.

Baru Rangga akan mengucap sesuatu terdengar suara yang masuk diantara percakapan keduanya.

"Auntie" suara bariton terdengar nyaring dari belakang Meli.

Kedua manik Meli mencari arah suara itu.

"Hei udah sampai" tuturnya pada seorang laki-laki yang memanggilnya dengan sebutan Auntie tadi.

"Eh Ga. Kenalin ini keponakan gue. Anak dari kakak gue yang baru balik dari Singapura, yang gue bilang sama lo waktu itu. Di pesta tadi malem lo gak ketemu dia kan? Nah, kebetulan yang bagus nih ketemu disini"

Seseorang itu terlihat berjalan mendekati Meli.

"Wah. Umur lo yang se-muda ini udah punya keponakan segede ini!! " Rangga melihat laki-laki yang disebut keponakan oleh Meli itu terlihat seperti seumuran dengan Febby. Padahal Meli sama umurnya dengan Rangga. Bukankah itu terlihat unik. Keponakan dengan auntie nya hanya terpaut 4tahun usianya.

Cewek itu tertawa. "Jangan salahin gue dong. Salahin Emak gue yang mau-maunya lahirin gue barengan ama lahiran cucunya"

"Iya nggak?" Meli merangkul keponakanya yang sudah disamping ia berdiri. Keponakanya mengangguk. Ia menatap tajam kearah Rangga.

"Hallo" Rangga memulai dengan mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Tapi bocah laki-laki itu masih diam, sampai Meli menyikut tubuhnya dan mengisyaratkan dengan matanya agar cowok itu mahu menggapai tangan Rangga yang sudah terulur.

"Hei" balasnya.

"Gue Rangga. Teman Melisa" Rangga mengayun sedikit naik-turun tangannya yang sudah disambut oleh cowok dihadapannya.

Cowok itu mengulangi apa yang dilakukan Rangga mengayun tangan mereka. "Gue Ryan keponakannya Auntie Melisa"

Meli yang disebut auntie langsung melotot kearah Ryan. Ia menjewer telinga kiri keponakannya.

"Aduh duh. Sakit auntie"

"Kakak. Panggil gue kakak."

"Iya auntie sakit" Meli mengeratkan jewerannya pada Ryan. "Aduh iya kak. Lepas dong"

"Enak aja lo. Masih muda gini dipanggil auntie" ucap Meli. Ia tidak suka jika ia di sebut auntie. Padahal memang benar kan. Siapa suruh dia mahu menjadi anak bungsu dan jadi seorang auntie diusianya yang masih sangat muda.

Bola mata Rangga membulat seketika saat melihat ke arah Febby berada tadi tapi sudah tidak terlihat. Sial. Kenapa ia bisa lengah.

"Gue duluan Mel"

Ucapan itu menghentikan kegiatan auntie dan keponakannya yang asik menjahili.

"Ahh. Oke" Meli menatap punggung Rangga yang semakin menjauh.

Ryan juga mengikuti arah pandang Meli.

"Siapa kak??" Tidak mahu lagi mendapat jeweran akhirnya ia mengucap seperti apa yang diinginkan auntienya.

"Temen kuliah gue" dan penyemangat gue batin Meli.

Ryan hanya mengangguk-angguk.

Rangga tahu, pasti Febby pergi mengganti bajunya. So, dengan secepat kilat ia juga mengganti kostumnya dan segera menunggu adik sepupunya di depan pintu toilet wanita.

Kekhawatirannya benar-benar terjadi. Rangga melihat Febby keluar toilet dengan menyeret sedikit kaki sebelah kanannya.

"Lo gak pa-pa?"

Febby memejamkan matanya dan tangannya memegang dadanya, terkejut.

"Ihh Rangga ngagetin aja lo."

"Sakit kaki gue" imbuhnya.

"Kok bisa?? Emang lo nggak pemanasan dulu tadi??"

Febby meringis "Lupa gue" ia menggaruk pelipisnya.

Rangga memutar bola matanya jengah. Kebiasaan anak ini memang, batinnya. Saking semangatnya lama tidak nge-gym sampai membuatnya lupa untuk pemanasan terlebih dulu.

"Bisa jalan nggak?"

"Bisa... ehh enggak"

Rangga mengulurkan telapak tangannya pada Febby. Dia hanya diam.

"Come on"

Gadis itu mengulurkan kedua tangannya.

"Gendong"

"Ogah. Lo Berat"

Rangga hendak berlalu meninggalkan Febby. Tapi Febby tidak menyerah dan malah tersenyum licik. Segera ia menggapai pundak Rangga dan melompat kepunggung cowok itu. Dengan sikap pula Rangga menangkap kedua kaki Febby agar tidak jatuh dari gendongan nya. Ia sudah paham dengan Febby ia pasti tidak akan menyerah begitu saja meski dia sudah bilang tidak.

Terpopuler

Comments

Fitriani

Fitriani

senang bacanya kaya masuk kedlm ceritanya

2021-03-12

1

sriii

sriii

up... Best crtanyaa 😍😍

2019-08-15

2

Hasna Kenna

Hasna Kenna

up thor..menarik ceritanya..
best deh

2019-08-14

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!