🐞🐞UNTUK EPISODE INI YANG KIRANYA GAGAL FOKUS, BALIK LAGI AJA KE EPISODE 1 DAN 2. SOALNYA ADA KAITANNYA SAMA STORI 2 EPISODE ITU.
HAPPY READING
🍂🍂🍂
Ryan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia ingin segera sampai kerumahnya. Tak mahu jika Auntie nya bosan menunggunya atau bahkan murka karena ia benar-benar pulang terlambat padahal sedari tadi notifikasi pesan dari ponselnya terus berbunyi. Karena tidak ingin mendengar Auntie nya mengoceh seperti burung yang kurang makan jadi dia mengabaikan saja ponselnya itu.
BRAK
Dengan tidak sabar Ryan membuka pintu yang memang tidak dikunci. Bola matanya menyapu seluruh ruangan yang ia lewati, berharap menemukan Melisa, dari ruang tamu lalu masuk ruang tengah atau tempat biasa menonton televisi kemudian dapur, tapi masih belum mememukan keberadaan Melisa.
"Bi, bibik tahu Auntie dimana?" Tanyanya pada seorang maid mansionnya yang usianya sekitar 40tahunan, yang kebetulan akan melewatinya.
"Miss Melisa ada diruang kerjanya den" jawabnya. Oh, mengapa dirinya tidak terpikirkan kalau Auntie nya itu akan berada disana. "Makasih bi"
Tanpa menunggu lagi ia segera melangkah menuju ruang kerja Melisa yang berada dilantai dua.
"Auntie" teriaknya setelah membuka knop pintu berwarna coklat kehitaman itu.
Cewek itu terhenyak dari duduknya dan memukul-mukul kecil dadanya karena terkejut.
"Hei. Lo gak bisa ketuk pintu dulu apa. Bikin kaget aja. Gue kira maling tau" Melisa mengerucutkan bibirnya, lucu.
"Hehe sorry" Ryan malah tertawa konyol tanpa merasa bersalah.
"Untung gue gak punya penyakit jantung. Kalo gue mati gara-gara lo barusan. Gue bakal gentayangin lo seumur hidup"
"Ampun Auntie ampun" Ryan menyatukan kedua tangannya guna menyempurnakan ucapannya.
Melisa hanya berdecak kesal "Sini deh. Gue udah dapet salinan cctv dari hotel waktu itu"
"Auntie belum lihat?"
"Belom lah. Gue nungguin lo dari tadi. Lo udah telat dua jam. Bukannya lo keluar jam 3, kenapa jam segini baru nyampe?!"
"Macet Auntie" alibinya.
Melisa hanya menggeleng mendengar alasan keponakannya. Jarak antara kampus dengan rumahnya kan tidak terlalu jauh hanya sekitar setengah jam saja untuk bisa sampai rumah.
Melisa segera membuka laptopnya dan mencari salinan rekaman cctv yang ia dapatkan dari hotel yang digunakan untuk pesta beberapa hari lalu. Ia langsung membuka disaat seorang gadis menabrak Ryan didepan pintu masuk hotel.
"Nah ini kan pas cewek itu nabrak lo"
"Coba di zoom Auntie. Gue pengen liat mukanya"
"Gak keliatan Ryan. Dia nunduk gini. Lagian lo gak langsung aja liat mukanya sih. Biar gampang nyarinya. Kalo gini kan susah. Mukanya aja lo gak tau kayak apa"
Kemudian Melisa kembali pada beberapa puluh menit sebelum itu guna melihat saat gadis itu masuk, namun nihil tidak ada sosok yang sama persis dengan sosok yang menabrak Ryan. Video itu masih berjalan mundur sampai disaat Febby berjalan terseok-seok ditarik oleh maminya masuk menuju ruang makeup.
"Stop Auntie... lihat cewek itu"
"Ahh ini...."
"Auntie tau cewek ini?"
"Tau lah. Gue paham banget sama ni bocah"
"Auntie.... tahu kalo dia pacar temen Auntie. Si Rangga??"
Pacar?? Melisa malah tertawa terbahak-bahak. Mendengar penuturan Ryan kalau Febby adalah kekasih Rangga. Asumsi dari mana dia bisa berkata seperti itu.
"Kok Auntie malah ketawa sih??"
"Mereka itu sodara sepupu Ryan. Mana ada pacaran. Ngaco kamu"
"Gue yakin cewek itu pasti dia. Coba deh lo liat ini"
Dilayar laptop Melisa, terlihat saat Febby masuk kedalam ruang makeup. Untung saja pada saat itu ruang makeup sempat dipasang kamera jadi semua kegiatan diruangan itu dapat dilihat jika memang diperlukan seperti saat ini. Ketika mami Siena mendudukkan Febby di kursi dan wajahnya di make over sampai saat Febby keluar dari ruang ganti setelah mengganti kemejanya dengan dress berwarna putih, lalu ketika ia memakai wignya serta jepit rambut nya yang gadis itu pakai. Semua sama persis seperti yang Ryan lihat dan jepit rambut nya sama seperti yang ada ditangan Ryan saat ini.
"I got you. It's her Auntie" soraknya lalu merebut laptop Melisa dari hadapan nya.
"Gue baru tahu kalo adeknya Rangga secantik itu" batin Melisa. Sebab yang ia lihat selama ini adalah sosok Febby yang tomboy. Meskipun dia tahu secara fisik memang gadis itu mengagumkan tapi dia tidak pernah sama sekali melihat Febby dengan pakaian se-feminim itu, bak seorang princes.
Ryan mengeluarkan jepit rambut berwarna putih itu dari saku celananya dan menunjukkan nya kepada Melisa.
"Lihat Auntie. Ini sebagai bukti kalo cewek tomboy itu bener-bener dia. Cinderella gue" Ryan menekankan kata-katanya.
Melisa merebut jepit itu dari tangan Ryan
"Lo dapet darimana ini?? Lo nyuri yahh??"
Dan Ryan merebutnya lagi "enak aja. Auntie liat dia sendiri yang jatuhin jepit ini" kemudian Ryan memutar kembali saat-saat dimana Febby menjatuhkan jepit itu ketika ia mendorong Ryan dengan kedua tangannya.
Melisa hanya mengangguk berulang kali.
"Well. Lo puas kan sekarang, udah nemui tuh cewek. So, gak ada lagi acara ribut-ribut dipagi hari sama pak Bambang" Melisa kembali mengingat beberapa hari ini memang keponakan nya itu senang memarahi pak Bambang sampai ia bosan mendengar nya. Memang bodoh pak Bambang itu. Hanya satu orang gadis saja tidak bisa menemukan nya. Padahal semudah itu, hanya satu kali pencarian saja sudah ketemu.
"Thankyou Auntie" sontak Ryan memeluk Melisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Fitriani
pinter nih auntienya
2021-03-12
0
nama saya al_v_jomblov_v
visual thor
2020-08-20
1
Catur Priyati
cantik jepit rambutnya
2020-02-07
6