Ryan menjatuhkan tubuhnya diatas kasur king size nya dengan posisi telentang. Ia menatap jendela kaca dikamarnya yang terlihat mengembun.
Rintikan hujan malam ini mewakili perasaan Ryan yang merasa dilema. Ia senang karena sudah menemukan gadis Cinderella nya yang selama ini dia cari. Tapi dia juga sedih karena besok adalah weekend dan otomatis perasaan senangnya luntur seketika. Dirinya yang sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan gadis Cinderella nya dikampus, pupus lah sudah, semua hanya akan terjadi dalam mimpinya malam nanti.
Mahu kemana dia mencari dan menemui gadisnya itu sedangkan nomer Hape dan alamat rumahnya saja ia tidak tahu. Padahal ia sudah tidak sabar ingin segera mengenal sosok Febby lebih jauh lagi, bahkan dia belum sempat berkenalan dengan cewek itu. Ia hanya tahu sekilas ketika Andre membicarakan gadis itu saat pertama Ryan masuk ke kampus itu.
Ryan mengehempaskan napasnya dengan kasar, rasa sesak didalam dadanya. Ini bukan pertama kalinya ia akan melakukan PDKT dengan seorang cewek tapi yang ia rasakan bahkan seperti baru pertama kali nya, dia ingin mengenal lebih jauh seorang Febby. Apa ini yang disebut 'JATUH CINTA' hatinya bermonolog.
Ryan membalik tubuhnya yang tadi telentang menjadi posisi tengkurap.
"Febby. Febby"
"Gue makin penasaran. Kenapa cewek secantik dan se-seksi lo, bisa jadi seorang gadis tomboy?" ucapnya pada dirinya sendiri sembari menatap jepit rambut yang dipegang nya, seolah jepit itu adalah sosok Febby yang ia ajak berbicara.
Besok baru hari sabtu, dan akan ada hari minggu setelah itu. Jadi dia harus menunggu 2 hari lagi baru bisa bertemu dengan Febby.
Tidak
Tidak
Mana bisa dia menahan sampai dua hari lagi. Padahal dia sudah menunggu berhari-hari untuk bisa menemukannya bahkan sampai turun tangan sendiri mengecek rekaman cctv dihotel tempat dimana dirinya pertama kali bertemu dengan gadis itu.
Ryan menggelengkan kepalanya berkali-kali. Otaknya berputar dan berputar. Ia mengingat percakapan nya dengan Auntie'nya Melisa saat makan malam tadi
"Apa Auntie tahu rumahnya dimana? Atau... nomer hapenya??"
Melisa menggeleng "Aku mana tahu Ryan. Bukannya lo, yang satu kampus sama dia? Lo yang tiap hari ketemu aja gak tau. Apa lagi gue yang gak pernah ketemu"
Ups. Tunggu.
Melisa kan sering bertemu gadis tomboy itu kalau Febby dan Rangga nge-gym ditempatnya. Kenapa dia bisa lupa. Tapi masalahnya dia memang tidak punya nomer hape gadis itu sama sekali.
"Kalo nomernya Rangga gue punya. Lo minta aja sama dia. Ntar gue kasih deh ke lo nomer si Rangga" ucapnya sembari terus mengunyah makanan yang ada didalam mulut nya.
"Auntie aja deh yang mintain. Rangga kan teman Auntie"
Yang benar saja dia kan tidak mengenal cowok yang bernama Rangga itu sama sekali. Masa iya sihh dia tiba-tiba menghubungi cowok itu dan hanya untuk menanyakan nomer ponsel adik sepupunya. Alasan apa nanti yang akan dirinya jadikan sebagai alibi.
"Dihh. Ogah aja gue yang mintain. Lo kan cowok. Usaha dong. Cuma nyari satu cewek aja gue yang bantuin. Masa mau PDKT juga gue lagi yang turun tangan. Sorry, sorry jek"
"Oh iya. Jangan panggil gue Auntie. Gue gak setua itu kan harus dipanggil Auntie. Masih muda gini gue, (Melisa mengibaskan rambutnya kebelakang) dipanggil auntie. Ya ampun. Suami aja belom punya, anak apalagi. Pokoknya harus panggil kakak. K-A-K-A-K. Titik gak ada koma" imbuhnya lagi.
"Why?? you are my Auntie not my sister"
"It doesn't matter. But I don't like it if you call me that"
Ryan tersenyum geli. Sayang sekali Auntie nya yang cantik dan seksi itu sepertinya otak nya mulai konslet. Beberapa hari ini sepertinya Melisa biasa saja dengan sebutan itu. Kenapa sekarang jadi sensi lagi.
Melisa tidak tahu, lalu siapa yang akan dia tanyai. Oh iya Andre pasti tahu. Dia kan si cowok tampan tukang gosip. Apa sih yang cowok itu tidak tahu. Ya, dia harus menghubungi sahabatnya itu. Ia segera mengetik pesan untuk Andre
***Andre
Bro. Lo tau nomer hape si cewek tomboy gak/***
Tapi tunggu. Bagaimana kalau mulutnya bergosip saat dikampus, no, no. Ryan menggeleng kepalanya. Ahh sial. Dia tak ingin menjadi bahan trending topik pagi dikampusnya. Jadi dia hapus lagi tulisan yang dia ketik tadi dan melempar asal hapenya.
Ryan jadi teringat, bukankah siang tadi dirinya melihat Febby bersama dengan Rangga saat di studio milik Rangga. Kenapa dia tidak ingat untuk berkunjung kesana. Siapa tahu kan, dia akan bertemu dengan Febby lagi disana.
Iya. Sudah diputuskan besok pagi dia akan beraksi menuju studio itu lagi. Siapa tahu dirinya akan bertemu dengan gadisnya disana. Kalaupun tidak bertemu setidaknya ia akan menemukan petunjuk dari sana.
KE ESOKAN PAGINYA
Tring....
Tring....
Tring....
Bunyi alarm mengusik tidur panjang Ryan. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Semalaman Ryan memikirkan Febby sampai ia baru bisa tertidur ketika pukul 2 dini hari. Walaupun rasa kantuknya belum juga hilang tapi ia masih ingat. Semalam dirinya sudah membuat planning akan pergi ke studio milik Rangga hari ini untuk mencari jejak gadis Cinderella nya.
Sebenarnya bisa saja ia menyuruh pak Bambang untuk membantunya. Tapi dia tidak mahu lagi berlama-lama untuk menunggu. Apalagi hasil yang kemarin dia terima dari ajudannya itu, kurang memuaskan sampai membuat dirinya turun tangan bersama Melisa untuk mencari cewek itu.
Dengan sempoyongan Ryan berjalan menuju kamar mandi nya guna membersihkan diri. Masih setengah sadar dirinya melepas pakaiannya untuk segera memulai ritual mandinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Fitriani
gelo nih cowok udah mau ketahap bucin aja
2021-03-12
0
Nurul Hikmah
lanjut kak
2019-08-22
2
Sri Mulyati
Gheloo aing sukaaaa.. 😍😍😍😍
2019-08-21
4