_**cerita ini saya buat hanya untuk hiburan semata dan untuk pembelajaran diri. Bukan untuk menyinggung ataupun menyindir seseorang. Dan gambar pada cover hanya sebuah contoh ilustrasi agar pembaca bisa membaca sambil membayangkan sosok Gadis Tomboy ini seperti apa. Jadi jangan ada hati yang terluka karena story ini ya guys. Terimakasih.
Jangan lupa like, koment dan beri ♥️ untuk cerita ini.
___**
Ryan masih mati gaya dengan penuturan teman-temannya tadi. Sangat di sayang kan bukan. Seorang cewek seksi dengan body aduhay, masa sih ia seorang lesbian. Yang benar saja.
Ryan berdecak " Gue bisa bedain bro mana kenceng asli mana yang body sumpelan, jadi nggak mungkin lah. Kalo dia lesbian buat apa dia biarin bodynya sebagus itu"
"Kayak udah pernah nyentuh aja lo bisa bilang begitu. Baru juga liat sekali dari jauh."
"Kelamaan diluar negeri sih lo. Jadi bisa banget nilai orang dari kejauhan. Ke banyakan gremek-gremek cewek lo disana pasti" sambung Andre.
Andre dan Aziz memang teman dekat Ryan dari mereka SMP atau sebelum cowok itu ikut pindah kedua orang tua nya ke Singapura.
"Udah ah. Laper nih gue. Mending kantin aja yuk. Bahas nggak jelas aja dari tadi. Jangan bilang lo tertarik ama tuh cewek. Inget Ryan, bukannya lo lagi nyari cewek seksi yang nabrak lo semalem? Oh jangan bilang selera lo berubah dalam semalam" tukas Aziz. Dan segera berlalu menuju kantin.
"Ups. Bener tuh kata Aziz. Jangan kotorin mata lo buat mandangin yang begituan. Banyak cewek cantik feminim di kampus ini. Ayuh susul si Aziz" ucap Andre sambil menepuk pundak Ryan.
"Hey, woy Ziz. Tunggu napa" teriak Andre pada temannya yang sudah lebih dulu menuju kantin.
---
Sebelum meninggalkan si merah yang sudah terparkir cantik di sana. Febby membenarkan lagi kemeja nya yang sedikit berantakan karena tiupan angin saat di jalan tadi. Ia melangkahkan kaki panjangnya santai, sembari menggulung sedikit lengan kemejanya lalu mengusak sedikit rambutnya yang berantakan akibat gesekan helm.
Kalau dia laki-laki pasti sudah banyak cewek yang mengantri untuk jadi pacarnya. Sayang nya dia seorang cewek dengan bodynya yang aduhay. Itu juga yang membuat banyak pasang mata yang melirik dirinya sepanjang ia berjalan menuju kelas.
Entah itu sebagai tatapan kagum ataupun sinis. Tapi ia tidak peduli, toh itu sudah biasa baginya. Saat dirinya memutuskan untuk merubah dirinya menjadi seperti ini, itu tandanya ia harus siap dengan segala konsekuensi yang harus ia dapatkan sepanjang hari.
Sesampainya di ruang kelasnya, Febby segera duduk di bangku deretan nomer dua dari depan yang disana sudah ada sahabatnya yang menunggu. Segera ia lempar bokongnya dikursi itu dan meletakkan tasnya diatas meja.
Febby mendesah kesal lalu menjatuhkan kepalanya menghadap meja dengan berbantalkan tasnya.
"Kenapa lo lesu gitu? Gimana pestanya tadi malem?"
Tanyanya penasaran. Baru kali ini sahabatnya itu mau ikut acara pesta bahkan sampai meminta dirinya untuk sedikit memoles wajah gadis itu kemarin.
Febby mengangkat sedikit kepalanya lalu menghadap Larasati sahabatnya itu.
"Kabur gue dari pesta Ras"
"Hah kok bisa? Ck, Sia-sia dong gue makeup-in lo gak ada gunanya."
Febby terus bercerita apa saja yang terjadi malam itu sedang kan dari sudut ruangan itu terdengar celotehan dari para geng gosip dikelas mereka.
Setelah melihat kedatangan Febby mereka langsung memulai bergosip tanpa rasa takut.
"Gila, lo liat Sil. Ukuran dadanya makin gede aja tuh anak." tutur cewek bernama Gendis kepada ketua geng mereka bernama Prysila. Sambil meremas payudara miliknya sendiri.
"Suntik kali dia" sinis Prysila
"Kalah punya lo Sil. Bisa kalah populer lo ntar!" ledek temannya lagi bernama Nana.
"Sebenernya yang ceweknya yang mana sih? Masa, yang rambutnya panjang pendek teteknya gede gitu. Yang rambutnya panjang aja kecil banget"
Tawa mereka seketika meledak hingga menggema di seluruh sudut ruangan.
"Tukeran peran kali mereka, Sil"
"Mau-maunya dia main sama temen gak normal begitu. Itu sama aja kena getahnya dia, jadi bahan gosipan tiap hari"
Terus saja gerombolan itu bergosip tanpa jenuh. Ada saja yang menjadi bahan celotehan mereka.
Sedangkan Laras yang mendengar itu merasa geram.
Ia berdecak kesal "Si ratu uler dasar"
Laras berdiri hendak menghampiri mereka namun Febby mencekal tangannya dan menyuruh nya kembali duduk dengan bahasa matanya.
"Udah nggak usah di dengerin. Toh kenyataannya nggak seperti yang mereka liat kan? "
"Tetep aja Fe. Itu fitnah namanya."
"Udah lah gak usah diurusin. Ntar juga capek sendiri. Bentar lagi Ms. Joanna dateng . Gak usah ladeni mereka." ungkap Febby setelah melihat jam yang melingkar ditangannya. Sudah waktunya kelas dimulai.
Dan benar, beberapa saat setelah itu Ms.Joanna datang mengisi kelas nya hari ini.
Febby mengambil jurusan fashion design mengikuti jejak sang mami agar ia bisa meneruskan butik maminya dan bahkan bisa menciptakan tipe fashionnya sendiri untuk butiknya nanti.
Febby dan Laras, mereka berteman baik sejak SD. Dan dia juga salah satu saksi mata terhadap perubahan penampilan Febby dari yang sangat feminim hingga menjadi yang sekarang ini.
Ia tidak akan peduli dengan ucapan orang lain yang menganggapnya bodoh, karena mahu berteman dengan Febby. Tapi bagi Laras, mereka lah yang bodoh. Se-enaknya men-judge orang tanpa tahu bagaimana cerita sesungguhnya.
Pernah waktu itu Febby memintanya untuk menjauhi Febby. Tapi dirinya malah marah. "Gue temenan sama lo tuh bukan sekarang aja. Udah dari dulu banget Fe. Masa iya cuma karena lo jatuh terus gue gak mau ikut susah bareng lo" begitu ucapnya.
Tentu saja Febby terharu karena ia memiliki teman yang mahu mendukungnya saat susah ataupun senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Fitriani
itu baru namanya sahabat susah senang slalu bersama 👍👍
2021-03-12
1
Mely Gultom
Mahu atau mau?
2020-02-04
2
vailea clarissa
masa lalu feby emang kenapa sih thor
2019-11-14
11