🐞bacanya slow aja ya guys... biar feelnya dapet. Selamat membaca
🍂🍂🍂
Malam itu mami Siena mengendap-endap masuk kedalam kamar Febby seperti seorang maling yang takut ketahuan.
Dengan pelan mami memutar knop pintu agar tidak menimbulkan suara yang bisa saja membuat putrinya terbangun.
Setelah membantu Febby menuju kamarnya tadi, mami Siena memang sempat bertanya pada gadis itu apakah ia mahu mami menemaninya malam ini tapi Febby menolaknya.
Sebenarnya ingin sekali mami menemani Febby tidur seperti saat ia kecil dulu tapi anak gadisnya seolah menjauh dan semakin jauh untuk digapai padahal mereka masih tinggal satu atap, apalagi karena kesibukan mami Siena selama ini yang semakin sulit untuk memantau Febby. Mami hanya bisa mengandalkan Rangga agar selalu ada untuk Febby.
Mami melangkahkan kakinya menuju ranjang king size dimana putrinya terlelap dengan pelan, sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara, ia duduk disamping Febby terbaring.
Diusapnya kening hingga rambut anak itu, ia kecup pelipis yang sedikit berpeluh itu, lama. Satu detik, dua detik, ahh sudah tidak terhitung lagi. Cukup lama.
Mami Siena menghempaskan napasnya pelan, dadanya terasa sesak.
"Anak mami semakin dewasa ya?"
"Mami kangen anak gadis mami yang dulu"
Mami berbisik didaun telinga gadis itu seolah merapalkan do'a agar anak gadisnya kembali menjadi gadis yang feminim, ceria, yang pasti tidak sulit untuk digapai. Yang disetiap ada masalah selalu bercerita dan berkeluh kesah kepadanya.
Meski mami terlihat tegar dan cuek sebenarnya didalam hatinya yang paling dalam ia sangat hancur dan sedih melihat anak gadisnya yang berubah sejak tiga tahun lalu.
Bukan hanya kali ini saja mami mengendap-endap masuk kedalam kamar Febby diam-diam setelah merasa kalau putri nya tertidur. Dan berbagai macam kata-kata mami bisikan kepada anaknya itu. Namun baru kali ini Febby mendengarnya, ya dirinya masih belum terlelap namun ia tidak ingin membuka matanya, ia biarkan saja apa yang ingin maminya lakukan, membelainya, mengecupnya.
"Good night my angel" mami kembali mengecup pelipis Febby kemudian berlalu.
Febby membuka sebelah matanya melihat punggung mami nya yang semakin menjauh dan hilang dibalik pintu.
Hati Febby tersentuh. Meski kini dirinya tahu kalau bundanya sedih melihatnya seperti ini tapi ia belum berpikir sama sekali untuk kembali seperti dulu,kembali menjadi gadis feminim dengan rambutnya yang panjang dan pakaiannya yang feminim style.
"Maafin Febby mam" gadis itu menghempaskan napasnya kasar dan segera menutup kembali kedua matanya menuju ke alam mimpi.
🍂🍂🍂
Mami Siena terkejut mendapati Febby yang mengenakan sehelai handuk ditubuhnya dan duduk ditepi ranjangnya. "Sweety what are you doing here?" Mami ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya lampu kamarnya yang mungkin dinyalakan oleh anak gadisnya.
Mami menggapai ponselnya melihat baru pukul 6 pagi sekarang. Tumben sekali anak itu sudah menghampirinya sepagi ini.
"Mam, aku bosan sama baju-baju yang biasa aku pakai. Boleh minta saran mami?!" Alibi Febby berdalih, senyum Febby merekah dan merengek manja. Ia tidak ingin kehilangan moment ini jadi ia bangun pagi-pagi sekali sebelum maminya itu berangkat bekerja.
"Mmmm mungkin mami punya sesuatu yang bakal cocok sama Febby!!?" Tanyanya lagi yang belum juga mendapat jawaban dari maminya.
Dia sampai lupa kalau bundanya itu kan seorang desainer dan memiliki sebuah butik, semalaman ia memikirkan ide ini memberi moment special untuk maminya, berharap agar kepedihanya sedikit berkurang. Walaupun nantinya ia akan kembali lagi menjadi Febby yang sebelumnya. Dan tetap mengikuti apa yang menurutnya baik.
Kening mami berkerut, senang bercampur heran. "Are you oke sweety?"
Febby hanya mengangguk kan kepalanya, meyakinkan maminya kalau dia tidak sedang bermimpi. Maminya tidak tahu saja kalau anaknya ini mengetahui dirinya mengendap masuk kekamarnya tadi malam.
Tentu saja mami senang dan segera beranjak mengambil sesuatu dari dalam lemarinya. Cukup lama mami Siena memilah outfit apa yang sesuai untuk Febby. Finally, pilihannya jatuh pada kaos berwarna putih yang mungkin pas untuk putrinya dan celana jeans kodok yang sesuai dengan karakter Febby yang tomboy. Tidak mungkin kan kalau mami memberikan gadis tomboy itu sebuah dress ataupun rok mini.
"Thanks mami"
Febby mengecup pipi mami Siena sebelum ia kembali ke kamarnya dan bersiap mencoba pakaian yang diberikan mami kepadanya tadi.
Cocok batin Febby saat melihat pantulan dirinya di cermin. Dirinya memang terlalu bosan dengan baju-bajunya yang itu-itu saja selama tiga tahun terakhir. Dan baju lamanya sudah tidak muat lagi pada tubuhnya. Karena pertumbuhan tubuhnya semakin cepat setelah kejadian itu.
Febby melipat sedikit lengan bajunya dan mencoba memadukan dengan sneakers yang warnanya senada dengan celana kodoknya. Dirinya juga ingat, ia memiliki satu buah tas gendong dari maminya yang tidak pernah mahu ia pakai.
🍂🍂🍂
"No. It's look nice to you"
Tentu saja Febby senang mendengar penuturan Rangga yang mengatakan kalau ia cocok memakai outfit seperti itu.
Dia sudah takut akan terlihat lucu oleh orang lain. Bukankah orang lain lebih pandai menilai kita?.
"Sarapan dulu non. Den Rangga!!!"
Ucapan bi Inah menyadarkan keduanya yang saling pandang.
Febby terkekeh menyadari posisi mereka yang sangat canggung dan aneh.
"Lo belum sarapan kan?" Tanya Febby sambil meletakkan tas gendong nya dikursi sebelah kanan gadis itu biasanya duduk.
Rangga menggeleng sebagai jawaban. "Terus ngapain masih berdiri. Ayo duduk. Atau lo mau jatah sarapan lo diambil bi Inah"
"Eits. Enak aja" Rangga menarik piring yang berisi roti selai coklat kesukaannya yang sudah dibuatkan oleh bi Inah sejak tadi.
Gadis itu meringis geli, bi Inah pun ikut tersenyum melihat tingkah keduanya.
"Kopinya den"
"Makasih bi"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Fitriani
sebenarnya apa penyebab dia berubah sih thor???
2021-03-12
0
AlinaAurora_as
semangat thor
2019-08-15
4
AlinaAurora_as
up thor
2019-08-15
4