ANAK BUAH BODOH

"Rangga" Febby melirik cowok disebelahnya yang sibuk menyetir. Mereka menuju kampus cewek itu saat ini.

"Hmm" dehemnya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan kota jakarta yang begitu padat pagi ini.

"Nggak usah ke kampus deh hari ini. Kita jalan-jalan aja ya? Ya?" Ia mencondong kan tubuhnya kearah Rangga dan berkata itu dengan nada manja.

"Lagian hari ini cuma satu mata kuliah aja kok. Sekali-kali bolos deh"

Rangga mengerutkan keningnya heran. "Lo kenapa sih? Sakit. Kuliah baru dua semester udah main bolos-bolos. Emang lo pengen gak lulus tepat waktu apa?"

Febby mencengkeram seatbelt yang melekat ditubuhnya. Dan memainkan bibir bawahnya. "Mmm. Gue gak PD Ga. Gue kan gak pernah pake baju seketat ini. Liat nih dada gue keliatan gede banget"Febby menyentuh payudaranya dengan kedua tangannya, benar-benar berbeda dengan karakternya selama ini. Kaos itu sangat pas mengikuti lekuk tubuhnya yang memang aduhay.

"Pfft" Rangga menahan tawanya yang akan meledak. Dasar bocah ini, bisa-bisa dia bicara se blak-blakan itu. Apa dia lupa kalau Rangga juga seorang cowok.

"Tuh kan. Lo aja ketawa, apa lagi temen-temen gue ntar" Febby menarik sudut bibirnya lucu.

"Sejak kapan lo jadi mikirin pendapat orang lain. Kayaknya selama ini lo fine-fine aja tuh. Lo aja gak malu sama rambut lo yang pendek kayak cowok gitu. Masa cuma baju ketat aja malu?"

Ahh sial. Gara-gara mami nih batin Febby. Untung aja si mami gak ngasih gue rok mini atau semacamnya yang bakal bikin gue lebih feminim lagi.

"Cantik kok, cocok, pas sama tubuh lo. PD aja kayak biasanya" Rangga kembali mengimbuhi ucapannya.

"Lo harus biasain dari sekarang. Emang lo bakalan begini terus sampe lo tua?? Nggak bosen lo sama kaos kedodoran lo itu??"

Febby hanya berdecak kesal menanggapi ucapan Rangga. Benar juga, selama ini dia tidak pernah sama sekali memikirkan pendapat orang lain soal dirinya yang berubah 180 derajat dari sosok seorang Febby saat beberapa tahun yang lalu. Ia juga tidak peduli dengan cacian, makian atau apalah yang menganggap 'tabu' penampilannya. Kenapa hari ini ia sangat sensitif. Atau mungkin dirinya sudah merasa nyaman dengan sosok dirinya yang selama ini.

Rangga menepikan mobilnya, mereka sudah didepan kampus cewek itu saat ini.

"Udah PD aja... masuk gih. Anggep aja disekitar lo gak ada orang" cowok itu mengusak rambut Febby.

"Yeee. Ya kali. Gue kan hidup didunia nyata bukan dunia hantu"

"Jemput gue jam 12 jangan sampe telat" Imbuhnya.

"Siap bos" Rangga mengangkat tangannya seperti orang hormat.

"Bye" Febby dengan terpaksa keluar mobil dan menuju kelasnya.

🍂🍂🍂

Ryan sungguh kesal pagi ini, si Bambang anak buah papi nya itu bodoh atau apa sih. Hanya mencari seorang cewek saja tidak becus. Sudah beberapa hari setelah acara pesta itu, ia masih belum juga menemukan sosok gadis yang menabraknya waktu itu.

"Bukannya gue udah suruh lo buat liat cctv? Bisa-bisanya sih, nggak bisa nemuin satu orang aja" suaranya menggema hingga seluruh ruangan dimansion itu.

Laki-laki yang usianya 35 tahunan itu menunduk takut.

"Maaf tuan muda. Saya sudah cek cctv tapi tetap tidak melihat dari mana gadis itu datang. Saya hanya melihat gadis itu keluar saja lalu menabrak tuan muda" ucapnya dengan masih menundukan kepalanya.

"Akrhhh bodoh" Ryan menarik rambutnya kebelakang seolah frustasi.

"Ryan. Ada apa sih pagi-pagi gini teriak-teriak??" Melisa yang akan bersarapan mendengar suara ribut dari ruang tamu dan segera keluar. Ternyata keponakan nakalnya yang pagi-pagi sudah berisik.

"Auntie" pekik Ryan.

"Ada ini pak bambang?" Meli beralih kepada ajudan yang sudah 10 tahun bekerja dimansion mereka.

"Maaf miss, saya belum menemukan gadis yang menabrak tuan muda saat dipesta waktu itu" jawab pak Bambang.

Melisa melirik pada jam kecil yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Lalu menjewer keponakannya itu. "Anak nakal. Lo udah lupa kuliah hah? Udah jam segini masih belum berangkat. Malah ribut-ribut nyari cewek"

Meli mengayun tangannya seolah memberi isyarat agar pak Bambang segera berlalu.

"Aduh duh auntie sakit. Nih orang seneng banget sih jewer-jewer orang. Ryan udah gede auntie" Meli menarik bocah itu menuju meja makan. Dan mendudukkan nya disana.

Ryan menyentuh telinga nya yang mungkin merah akibat jeweran auntie nya itu.

Meli melipat kedua tangannya didepan dada. "Emang itu cewek salah apa sama lo. Cuma nabrak kan? Atau udah nyuri sesuatu dari lo?" Tanya Meli heran. Sudah beberapa hari ini, itu saja yang diributkan keponakannya. Tapi bukan masalah salah apa yang telah gadis itu perbuat tapi Ryan tertarik dengan gadis itu.

Melisa melihat air muka Ryan yang berubah sendu. Kini ia mengerti mungkin gadis itu telah mencuri hati keponakan nakalnya ini.

"Oke. Fine, sekarang lo sarapan terus pergi kuliah"

"But, auntie..."

"Dont worry. Auntie can help you to finded her"

Meli sudah lupa kalau kemarin dirinya mengklaim agar Ryan memanggilnya kakak.

Tubuh Ryan seketika lemas, mendengar auntie nya yang menyuruh ia agar tetap pergi kuliah. Ryan menjatuhkan kepalanya keatas meja makan.

"Tapi gue gak tenang kalo cewek itu belom ketemu. Ayolah auntie bolos sehari aja ya?"

"No. No. Lo lupa, lo itu pewaris perusahaan terkenal. Kalo kuliah lo tinggalin gimana mau sukses hidup lo" Melisa mengacungkan jari telunjuk nya kearah Ryan lalu menggerakkannya kekanan dan kekiri.

"Gue janji bakal nemuin gadis itu sepulang lo ngampus hari ini"

Ryan kesal selalu saja itu yang menjadi bahan alasan jika Ryan berbuat bakal atau tidak sesuai dengan aturan yang dibuat kedua orangtua nya.

"Suruh aja mommy sama daddy buat anak lagi biar bebas hidup gue" tukasnya.

Terpopuler

Comments

Fitriani

Fitriani

buat anak emang ngadonnya seperti bikin kue😊😊

2021-03-12

0

senja

senja

wkwk, suruh bukin anak agi katanya

2019-08-16

4

AlinaAurora_as

AlinaAurora_as

up......

2019-08-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!