CINDERELA JEPIT RAMBUT

Bukan hanya Rangga saja yang terkagum melihat penampilan Febby dengan kaos ketat yang memperlihatkan body goals nya.

Larasati yang sejak tadi menatap layar ponselnya setelah mengetahui bahwa ada seseorang yang duduk dikursi sebelahnya yang ternyata adalah Febby, pun ikut tertegun.

Tentu saja. Sudah lama ia tidak melihat sahabatnya terlihat semanis itu. Walaupun belum terlihat feminim tapi Febby sangat manis dengan kaos ketat dan celana kodok yang memperindah outfit itu dibalik lekuk tubuhnya.

Laras mengerjakan matanya berkali-kali guna meyakinkan bahwa yang di sebelahnya itu adalah Febby, sahabatnya. Ia menatap ponselnya dan menatap Febby bergantian.

"Fe..."

"Hmmm"

"Febby..."

"Apa sih?"

"Lo Febby kan?"

Febby menyatukan alisnya, menyadari sahabatnya mulai kumat penyakit 'alay lebaynya' atau mungkin boleh dianggap drama queen, sesuka hati kalian deh.

Laras menempelkan punggung tangannya pada hening Febby lalu pada kening nya sendiri, mengukur suhu tubuh mungkin.

"Lo nggak lagi salah kostum kan Fe? Atau lo lagi kesambet... oh, oh jangan-jangan lo lagi jatuh cinta ya makanya lo pake baju seksi gini?" Ucap Laras dengan secepat kilat, takut kalau ada yang memotong ucapan nya.

"Lo manis banget Fe pake baju begini. Seksi"

Laras meletakkan ponselnya asal, lalu kedua tangannya meraih bahu Febby.

"Gue seorang cewek juga kali Ras. Gak pa-pa dong sekali-kali ganti model kostum. Lihat nih gue punya dada gede. Bokong gede, gue juga pake anting. Gue itu cewek" alibinya berdalih. Febby tersenyum getir saat mengingat maminya yang mengendap masuk ke kamarnya tadi malam, sampai membuatnya membuat keputusan untuk mahu memakai baju pilihan maminya.

Entah kenapa Laras malah menjatuhkan butiran bening dari kelopak matanya, dengan segera ia meraih tubuh Febby dan memeluknya "akhirnya lo mengakui juga kalo lo itu cewek"

"Ya elah nih bocah malah nangis. Emang dari dulu juga cewek kali, Ras. Siapa yang bilang gue cowok"

"Terharu gue Fe, huaaa" Laras semakin sesegukan dalam tangisnya.

"Ya elah. Udah dong malah tambah kenceng lagi nangisnya lo itu Larasati bukan Laras melo kaya dikomik komik itu"

Tunggu. Laras melepas pelukannya manatap Febby. Otaknya seolah berputar mendengar celetuk sahabatnya itu.

"Lina melo itu mah"

"Iya itu maksud gue" balas Febby.

Huaaaa... Laras kembali memeluk Febby dan tangisnya semakin kencang. Terharu mungkin, wajar saja. Kapan lagi ia melihat sahabatnya mahu berpakaian seperti itu. Sederhana sih, tapi menurutnya itu perubahan yang baik. Walaupun nantinya Febby akan tetap kembali seperti dulu dengan kaos kedodoran nya atau kemeja-kemeja yang biasa cewek itu pakai.

Febby menepuk punggung Laras yang semakin menangis. Drama queen dasar batin Febby.

"Hei. Udah dong. Malah makin kenceng lagi. Entar dikira gue perkosa lo, Ras"

🍂🍂🍂

Waktu mulai berputar. Kalau bagi anak lain mungkin akan menganggap jarum jam berjalan dengan cepat. Namun berbeda dengan cowok satu ini. Moodnya sudah buyar entah kemana sejak pagi tadi sehingga waktu serasa berjalan dengan lambat. Dengan berat hati Ryan pergi ke kampus karena paksaan Melisa, Auntie nya yang cantik dan seksi itu.

Andre menepuk bahu sahabatnya yang sejak pagi tadi terlihat cemberut. "Bro. Kantin yuk. Diem mulu dari tadi Lo. Udah datengnya telat lagi"

Ryan diam ia asik menatap kosong jepit rambut berwarna putih yang dipegangnya, dan memutar-mutar nya seolah mencari sesuatu disana. Andre menatap Aziz yang disebelah nya seolah bertanya 'kenapa nih bocah'. Tapi Aziz hanya mengangkat bahunya seolah berkata 'mana gue tau'.

Andre mencondongkan badannya merangkul Ryan. "Jangan bilang kalo lo belum nemuin si Cinderella jepit rambut lo itu!!" Tebaknya didaun telinga Ryan, membuatnya merinding.

"Bangke lo Ndre. Ngagetin orang aja lo" akhirnya Ryan tersadar.

"Mau ikut kantin gak lo?? Masih ada satu jam kuliah lagi. Makan dulu yuh. Laper gue" Andre mengelus perutnya yang sudah didemo para cacing didalam sana. Mengingat sudah pukul 12 saat ini.

"Gak deh. Lagi gak mood gue. Kalian duluan aja deh"

"Ya udah. Jangan nyesel yah lo" jawabnya kemudian berlalu dan diekori oleh Aziz.

Merekapun menuju kantin meski tanpa Ryan diantara mereka. Mata Andre tertuju pada sosok Febby dari kejauhan, cewek itu terlihat berjalan dari kelasnya yang juga kearah kantin bersama Laras disamping nya.

"Ehh Ziz. Bukanya itu si cewek tomboy itu" matanya mengerjap-ngerjap memperhatikan sosok dibalik outfit kaos ketat yang dipadankan dengan celana jeans kodok.

"Iya Ndre. Bener"

"Gila seksi amat tuh bocah hari ini. Gak kayak biasanya. Wahh nyesel si Ryan gak ikut kita. Bener-bener pemandangan langka"

🍂🍂🍂

Febby dan juga Laras berjalan menuju kantin. Seperti biasa Laras akan bergelayut manja pada lengan Febby.

"Lo di jemput ama Rangga Fe?"

"Yapp"

"Tumben motor lo kemana??"

"Nah itu tuh. Gue jadi inget, kangen pake banget gue ama si merah. Ketinggalan Kemaren di studio nya Rangga. Abis nge-gym kaki gue sakit. Ampe lupa tuh ama motor tercinta gue.

Yang Laras tahu, Febby memang susah dipisahkan dari motor kesayangannya itu. Kali ini, bagaikan princess si Febby. Bukan hanya outfit nya saja yang berbeda. Tapi juga diantar jemput dengan kereta kencana... sudah seperti Cinderella saja ya kan?

_CINDERELLA JEPIT RAMBUT 😁

🐞Ayo guys like dan komen yang banyak... biar semangat nulis up selanjutnya. Sekedar kasih motivasi or spam juga boleh. Atau kritik dan sarannya juga boleh

Thanks _salam author.

Terpopuler

Comments

Fitriani

Fitriani

the best thor alurnya mengalir santai tapi pasti 👍👍

2021-03-12

0

sriii

sriii

sehat slalu thor di tunggu up nya

2019-08-17

2

yulia mutiara p

yulia mutiara p

lanjut ya ka author,,,,,,klw boleh crazy up ya ka

2019-08-17

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!