Yang Tersisa dari Dian

..."Aku akan menunggu sampai datang hari di mana aku bisa melupakanmu atau sampai datang hari di mana kamu sadar kamu tak bisa melupakanku."...

...- Herrryicm, Diandra -...

.......

.......

.......

Nico berdiri mengamati sebuah rumah yang terlihat sederhana namun begitu mewah. Rumah yang besarnya hampir menyerupai sebuah mansion, berdiri tepat di dekat pantai yang jaraknya tidak begitu jauh untuk sekedar menghirup udara segar.

Suasana sangat segar, belum bercampur dengan hiruk-pikuk kota metropolitan. Lokasi ini dipesan khusus oleh Nico untuk Dian kala itu. Rumah ini merupakan salah satu isi perjanjian yang akan menjadi milik Dian jika mereka sudah bercerai.

"Kau sangat ingin rumah ini, kan?"

Dian mengangguk senang. "Ya, terima kasih. Aku tak akan melupakan hari ini."

Ia ingat betul wajah bahagia Dian ketika ia menunjukkan rumah ini. Dian berkata jika ini adalah rumah impiannya sejak lama, namun ia hanya gadis SMA yang bahkan belum lulus sekolah. Apa yang bisa ia lakukan selain bermimpi.

"Selamat datang, Tuan."

Para pelayan berjejer rapi di sepanjang pintu masuk. Menyambut kedatangan Nico seperti biasanya. Tapi, seperti biasa pula Nico hanya melewati mereka dengan wajah dinginnya. Hanya asisten Roby yang memberikan sedikit respon.

Rumah ini ... seolah penuh akan bayangan Dian. Bayangan yang hanya berupa kenangan singkat. Nico berjalan masuk ke sebuah ruangan. Ruangan itu merupakan kamar yang akan Dian gunakan. Bahkan lemarinya sudah penuh dengan barang-barang mewah dengan stok terbatas.

Ia juga telah mempekerjakan banyak pelayan beserta pengurus lainnya. Nico berusaha keras agar Dian tetap hidup dengan layak meski tanpa dirinya, mengingat gadis itu tak memiliki keluarga. Segala hal telah dipersiapkan olehnya. Mulai dari mobil hingga menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan setelah keluarga Abraham.

Siapa yang mau menolak semua kekayaan tersebut? Nyatanya Diandra tak membawa satupun dari banyaknya aset-aset keluarga yang diberikan. Gadis itu pergi meninggalkan semuanya bersama calon buah hatinya.

Nico mencengkeram erat dokumen perjanjian yang ditinggalkan Dian di rumah itu tanpa sepengetahuan siapapun. Jika ia tak pernah datang kemari, mungkin ia tak akan pernah mengetahui hal ini. Namun, yang begitu membuatnya terpukul adalah saat ia tak sengaja menemukan secarik gambar USG atas nama Dian disana.

Apa yang gadis itu lakukan? Apa kehidupannya baik-baik saja diluar sana? Bagaimana gadis kecil seperti itu bisa merasakan apa yang tidak seharusnya ia rasakan di usianya. Hamil di usia muda, tanpa suami dan keluarga yang menjaganya. Apa kata orang-orang yang melihatnya. Tidakkah Dian terpukul karena itu?

Berbagai pertanyaan telintas di kepala Nico. Dimana pertanyaan itu takkan terjawab sebelum ia menemukan gadis itu.

Awalnya Nico tidak berpikir jika itu adalah calon anaknya. Bisa saja Dian hamil dengan orang lain dan memilih pergi karena merasa bersalah. Tapi, setelah menyelidiki semuanya, kebenaran terungkap. Belum lagi pengakuan Mita membuatnya murka.

Aku akan menebus semuanya setelah menemukan kalian. Rumah ini akan menjadi tempat kita bersama nantinya. Tunggulah, aku akan menemukanmu.

.

.

.

.

.

Dian melangkah masuk ke dalam rumah yang menyerupai sebuah mansion itu. Para pelayan langsung memberi hormat pada gadis muda yang telah menjadi majikan mereka. Dian memberi seulas senyuman ramah dan melanjutkan langkahnya ke kamar atas.

Setelah makan siang ditemani Nico pasca persidangan, Dian langsung kembali kerumah. Ya, hari ini ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya dan Nico telah bercerai. Kini mereka bukan lagi siapa-siapa.

Dian duduk di sisi ranjang dengan meraba perutnya yang sedikit membuncit. Tidak ada yang menyadari itu kecuali dirinya dan ... Mita. Ia beralih menatap sebuah dokumen yang pastinya akan membuat orang lain tergila-gila. Nico tak tanggung-tanggung memberinya banyak kompensasi.

Dian bahkan tidak tertarik untuk membaca secarik kertas yang berisi tumpukan emas itu. Apa gunanya menjadi kaya jika kau tidak bahagia.

Ia melepaskan Nico bukan karena kekayaannya, melainkan demi kebahagiaan Nico bersama orang yang dicintainya.

"Kalian sudah puas, kan? Mama sudah membawa papamu untuk makan siang bersama. Sekarang kalian harus terbiasa tanpa dirinya." Dian seolah berbicara pada kedua anaknya. Dian baru mengetahui keberadaan mereka sebulan yang lalu, tapi ia sudah mencintai mereka begitu besar.

"Kalian bisa melihatnya lagi setelah lahir nanti. Mama berjanji akan menunjukkan papa pada kalian. Itu sebabnya jika kalian ingin sesuatu, biarkan mama melakukannya sendiri ya."

Ia tahu saat seseorang hamil akan mengalami yang namanya ngidam dan Dian tahu jika ia sedang mengalaminya beberapa waktu ini. Namun, ia harus apa jika keinginannya itu hanya bisa diwujudkan oleh Nico?

"Rumah ini sangat besar, kan?" gumam Dian lagi. "Tapi sayangnya sangat hampa," lanjutnya. Matanya mulai berkaca-kaca hingga akhirnya mengalir.

"Aku suka rumah ini karena ada dirimu bersamaku, tapi sekarang sudah tidak, aku tidak lagi menyukainya!"

"Kenapa aku menangis." Dian menghapus air matanya dan terkekeh. Bayangan Nico akan menikah lagi dan bahagia bukan dengan dirinya terlintas dipikirannya.

Berkatmu, aku bahkan tak mengenali diriku lagi.

"Bodoh!" Dian terus terkekeh pelan hingga kekehan itu berubah menjadi isakan yang menyakitkan. Tangisan itu berlangsung lama hingga Dian tertidur.

Esoknya, Dian telah siap dengan koper ditangannya. Ia masih berdiri menghadap keluar jendela besar yang menampakan pemandangan luar. Ia telah mempersiapkan hatinya. Hari baru, lembaran baru, dan masa depan yang baru.

Dian melangkah meninggalkan rumah besar itu bersama kedua calon anaknya dengan dokumen penting yang ia tinggalkan begitu saja bersama bayangan dirinya. Kedepannya ia tak ingin bergantung pada mereka, hanya ia dan anaknya. Namun, ia tak melihat secarik gambar ikut tertinggal di dalam sana. Gambar yang mungkin akan mempengaruhi kehidupan barunya.

Di halaman, seorang pria sudah menunggunya. Memberinya senyuman kekuatan. Dian memeluk erat pria itu.

"Terima kasih. Jaga Nico untuk Dian ... Papa."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

basi kau nik

2025-03-15

0

Ds Phone

Ds Phone

sedih nya hidup nya

2025-02-28

1

Inyhhlstryyy

Inyhhlstryyy

Terlihat sederhana namun begitu mewah?
ini mksdx gimana?/Facepalm/

2024-07-11

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Flashback : Awal Mula
3 Sudah Ada Mama
4 Bahagia?
5 Penyesalan yang Terlambat
6 Menjadi Orang Asing
7 Flashback : Sepenting Itukah Sebuah Status?
8 Flashback : Menderita Sendirian
9 Sedikit Harapan
10 Harta Bukan Segalanya
11 Perbedaan Kasta
12 Yang Tersisa dari Dian
13 Mama Dian
14 Perasaan Akrab
15 Takdir Bukanlah Kebetulan
16 Tujuan Akhir adalah Bahagia
17 Flashback : Akan Ku Coba
18 Emilio
19 Ketemu!!
20 Flashback : Tujuanku, Semangat ku, Hidupku, Anakku.
21 Sederhana, Namun Berharga
22 Ikatan Batin
23 Jangan Ambil Dia!
24 Sifat Asli yang Tersembunyi
25 Bukan Akhir, tapi Baru Dimulai
26 Gangguan Kecemasan
27 Menyesali Keputusan
28 Dian Berbeda
29 Biarkan Aku Pulang!
30 Kesempatan Tidak Datang Dua Kali
31 Kehangatan yang Begitu Nyata
32 Pertunjukan Menarik
33 Kau Istriku, Bukan Ja*langku!
34 Maaf ....
35 Satu Sisi yang Berbeda
36 Flashback : Bukan Anak Haram
37 Flashback: Neraka
38 Luka yang Tak Dapat Sembuh
39 Histerektomi
40 Apapun Alasannya
41 Sudah Berbeda
42 Kenalan Lama
43 Saat itu ....
44 Saatnya Bebas
45 Terungkap
46 Bagian dari Rencana
47 Fakta Lain
48 Tidak Apa-apa
49 Rico
50 Memulai Kembali
51 Ricard
52 Neraka (2)
53 Singkat, namun Membekas
54 Stok Kesabaran
55 Kalau Begitu Lihat
56 Kegelapan Lain
57 Mama Tidak Jahat
58 Kedatangan Rea
59 Gangguan Kepribadian
60 Johan
61 Tidak Bernafas
62 Ruang Seni
63 Ruang Seni (2)
64 Bersama Mama
65 Bertemu Johan
66 Keputusan Rico
67 Mengakui
68 Gadis Kecil Mama
69 Salah Waktu
70 Melakukannya dengan Benar— Sekali Lagi (End)
71 Extra Part
72 NOVEL BARU
73 P
74 Miss. Rich (new)
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Prolog
2
Flashback : Awal Mula
3
Sudah Ada Mama
4
Bahagia?
5
Penyesalan yang Terlambat
6
Menjadi Orang Asing
7
Flashback : Sepenting Itukah Sebuah Status?
8
Flashback : Menderita Sendirian
9
Sedikit Harapan
10
Harta Bukan Segalanya
11
Perbedaan Kasta
12
Yang Tersisa dari Dian
13
Mama Dian
14
Perasaan Akrab
15
Takdir Bukanlah Kebetulan
16
Tujuan Akhir adalah Bahagia
17
Flashback : Akan Ku Coba
18
Emilio
19
Ketemu!!
20
Flashback : Tujuanku, Semangat ku, Hidupku, Anakku.
21
Sederhana, Namun Berharga
22
Ikatan Batin
23
Jangan Ambil Dia!
24
Sifat Asli yang Tersembunyi
25
Bukan Akhir, tapi Baru Dimulai
26
Gangguan Kecemasan
27
Menyesali Keputusan
28
Dian Berbeda
29
Biarkan Aku Pulang!
30
Kesempatan Tidak Datang Dua Kali
31
Kehangatan yang Begitu Nyata
32
Pertunjukan Menarik
33
Kau Istriku, Bukan Ja*langku!
34
Maaf ....
35
Satu Sisi yang Berbeda
36
Flashback : Bukan Anak Haram
37
Flashback: Neraka
38
Luka yang Tak Dapat Sembuh
39
Histerektomi
40
Apapun Alasannya
41
Sudah Berbeda
42
Kenalan Lama
43
Saat itu ....
44
Saatnya Bebas
45
Terungkap
46
Bagian dari Rencana
47
Fakta Lain
48
Tidak Apa-apa
49
Rico
50
Memulai Kembali
51
Ricard
52
Neraka (2)
53
Singkat, namun Membekas
54
Stok Kesabaran
55
Kalau Begitu Lihat
56
Kegelapan Lain
57
Mama Tidak Jahat
58
Kedatangan Rea
59
Gangguan Kepribadian
60
Johan
61
Tidak Bernafas
62
Ruang Seni
63
Ruang Seni (2)
64
Bersama Mama
65
Bertemu Johan
66
Keputusan Rico
67
Mengakui
68
Gadis Kecil Mama
69
Salah Waktu
70
Melakukannya dengan Benar— Sekali Lagi (End)
71
Extra Part
72
NOVEL BARU
73
P
74
Miss. Rich (new)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!