Penyesalan yang Terlambat

"Nico ... baru pulang?"

Sudah sejak tadi Mita sudah menunggu kedatangan putranya. Sekarang, malam begitu larut dan Nico baru kembali.

"Nico!" Mita berusaha mengikuti Nico yang mengabaikannya.

"Nico, stop!" teriak Mita, benar-benar menghentikan langkah kaki Nico.

Pria itu berbalik, menatap datar wajah ibunya yang sudah tak muda lagi. Terlibat wajah itu sedikit berkerut kelelahan dan termakan usia.

"Ada apa?" datarnya.

"Roby bilang hari ini tidak begitu sibuk, lalu kenapa pulang larut?"

Sudah kebiasaan Nico pulang larut malam. Sibuk atau tidaknya, ia tetap akan begitu. Mita merasa terabaikan. Ia seolah bisa melihat jarak yang dibuat Nico untuknya. Putranya yang penurut sudah berubah. Ia tak lagi mengenali Nico seperti dulu.

"Aku sudah dewasa, Mam. Lagipula aku sibuk," jawabnya tidak peduli, meninggalkan ibunya begitu saja menuju kamar.

"Nico!" Lagi - lagi, panggilan itu hanya diabaikan olehnya. Air mata Mita merebak keluar, ia menyandarkan diri di tembok besar itu. Meratap.

Waktu berjalan begitu cepat, mengubah banyak orang disekitarnya, termasuk putranya sendiri. Seandainya jika ia bisa, ia ingin memutar waktu kembali ke masa lalu agar penyesalan ini tak pernah ada.

"Kami menginginkan pewaris dari wanita yang pantas, bukan gadis seperti dirimu! Bahkan jika bayi itu laki-laki, dia tetap anak yang terlahir dari rahim gadis murahan, tidak pantas menyandang nama Abraham!" Mita menekan setiap kata-katanya di depan gadis yang bahkan tidak pernah melawan dirinya.

"Anda benar, Nyonya. Anak ini akan tetap menjadi anakku, dengan atau tanpa nama Abraham dibelakangnya. Saya berjanji atas Tuhanku dan darahku, kedepannya tidak akan ada yang menyebut anakku sebagai cucumu, bahkan anakku kelak tak akan berani memanggilmu Oma." Untuk pertama kalinya, Mita mendengar gadis itu membela diri. Dan pada saat itu juga Mita merasa perasaan lain dalam hatinya mencoba memberontak.

Saat itu hanya dirinya yang mengetahui berita besar ini. Mengetahui jika gadis remaja yang baru menginjak 18 tahun itu mengandung anak dari putranya. Namun, ego nya begitu tinggi. Yang ia inginkan hanya menantu dari keluarga terpandang yang selaras dengan mereka.

Sedangkan Diandra, hanya gadis tanpa keluarga yang tak jelas asal-usulnya. Ia menganggap jika Dian hanya gadis murahan yang menginginkan pangkat dan kekayaan hingga menjebak putranya dengan permainannya.

Andai Mita mau mencoba menerima, satu kali saja Mita mau melihat mata bening itu memancarkan ketulusan, maka hal seperti ini takkan pernah terjadi. Mita sudah dibutakan dengan kekuasaan.

Saat penyesalan itu datang, ia mencoba memperbaiki. Namun, saat kebenaran sampai pada telinga putranya, pria itu murka. Tapi sayangnya semua sudah terlambat, gadis itu dan calon anaknya menghilang bak ditelan bumi.

.......

...--- o0o ---...

.......

Flashback ....

"Kalian resmi bercerai."

Saat keputusan akhir terdengar, saat itulah senyum kemenangan terpatri pada beberapa orang. Mita dan wanita berparas cantik disebelahnya saling berpelukan melepas lega.

Nico sendiri tak mengerti dengan dirinya. Bukankah seharusnya ia senang? Kenapa melihat wajah pucat itu Nico menjadi ragu? Diandra tak bergeming, ia hanya menatap lurus ke depan.

Hari ini keduanya resmi bercerai. Hubungan mereka bukan lagi suami istri, melainkan dua orang yang telah memutuskan untuk berpisah. Meski begitu, Nico tetap bertanggung jawab dengan memberikan hak gadis itu seperti perjanjian awal. Setidaknya ia tenang, Dian tetap bisa hidup dengan baik tanpanya.

"Dian ..." Nico menyentuh pundak gadis itu. Dian tersentak kaget dan langsung menoleh. "Ya?" jawabnya.

"Kau baik-baik saja?" Pria itu hendak menyentuh dahi Dian, namun segera ditepis oleh sang empu.

Nico memperhatikan kondisi Dian yang tidak seperti biasanya belakang ini. Wajahnya pucat, seperti kekurangan tenaga. Apa gadis itu sakit?

"Aku baik-baik saja." Dian tersenyum.

Nico tak dapat mempercayainya. Selama 6 bulan hidup bersama, ia sedikit tahu sifat gadis ini. "Aku akan menemanimu ke rumah sakit," putusnya.

"Tidak!" Dian sontak berdiri, menahan pergerakan pria itu. Nico bisa melihat kepanikan di wajah cantik itu.

"Terserah kau saja." Nico sedikit kesal dengan sikap keras kepalanya.

Saat hendak pergi, Dian menahan tangannya. Hanya sebentar, gadis itu melepasnya kembali. "Nic ... temani aku makan sebentar, bisakah?" tanya Dian ragu-ragu.

Nico mengangguk. "Ayo."

-

-

Nico terus memperhatikan Diandra yang makan dengan lahapnya. Belakang ini juga Dian makan sangat sedikit, terkadang memuntahkan kembali makanannya. Tadi bukanlah pertama kalinya Nico ingin membawanya ke dokter, sudah sering ingin ia lakukan, namun Dian selalu menolak dan berkata baik-baik saja.

"Teruslah seperti ini nanti. Kau sangat kurus. Makan dan rawat dirimu dengan baik." Mengelus kepala gadis itu. Dian menghentikan suapan tangannya. Ia terdiam menatapnya. Nico tidak tahu apa yang gadis ini pikirkan.

"Nic ...."

"Ya?"

"Kau akan bahagia setelah ini, kan?" Dian menatap Nico dalam.

"Tentu saja."

"Baguslah. Semoga kau bahagia. Kami akan mendoakanmu dari jauh."

.......

...--- o0o ---...

... ....

Nico menatap nanar sebuah benda kecil yang menampakkan gambar hitam putih yang selalu ia simpan dan lihat. Disana terdapat sesuatu berwujud sangat kecil berbentuk layaknya kacang. Tidak hanya satu, tapi dua.

Dulu ia tak mengerti maksud kata 'kami' yang diucapkan Diandra. Ia pun tak menyadari tingkah laku serta kebiasaan barunya. Hormon kehamilan pasti mengganggu gadis itu, tapi ia bahkan tak ada disana!

Diandra hanya berjuang sendirian.

Hanya gambar itu yang menjadi semangatnya kala ia mulai lelah dengan keadaan. Ia tak ingin menyerah, mereka harus ditemukan. Bukan hanya kedua makhluk kecil itu, tapi juga gadis yang selama ini ia perhatikan.

Memang benar, kita baru akan merasakan kehilangan setelah orang itu pergi. Keberadaannya dulu ia anggap tak begitu penting, tapi setelah pergi, ia sadar jika hidupnya telah bergantung pada gadis itu.

Ia berdiri, membuka laci nakas, lalu mengambil sebuah figura kecil yang selalu ia rawat bersama gambar kecil itu. Ada wajah manis yang paling ia rindukan sedang tersenyum disana. Ia peluk kedua benda itu seraya berbaring memejamkan mata, seolah mereka ada disana, dipelukannya.

"Nic ... bagaimana jika aku hamil?"

"Tidak akan, itu kecelakaan. Hanya sekali tak mungkin membuatmu hamil."

"Seandainya iya?"

"Aku akan merawatnya dengan baik bersama Melly."

Air mata Nico mengalir keluar seiring munculnya ingatan masa lalu. Betapa bodohnya ia tak menyadari wajah sendu yang selalu tersembunyi dibalik senyumannya. Gadis itu pasti kesakitan setiap kali menahan hatinya. Berpura-pura bahagia itu menyiksa diri sendiri.

Padahal takdir telah memilihkannya wanita terbaik, namun ia dengan bodohnya melepas dengan sukarela.

Maafkan aku, Dian. Maafkan Papa, Nak.

Hanya tangis penyesalan yang bisa ia tumpahkan setiap malamnya. Betapa ia menderita dengan kesalahannya sendiri. Jika takdir bersedia, ia rela memohon dan bersujud agar takdir itu memilih Diandra kembali menjadi takdirnya.

Aku mencintaimu ... Diandra Selena.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

r4rur4 rarura

r4rur4 rarura

ahha, ternyata kembar, pantas aja anaknya 2, kirain kakak-beradik yg beda usia, ternyata beda menit/jam aja...

2025-03-06

0

moyn_zee

moyn_zee

akhirnya nemu lagi novel yang bisa naik turunin perasaan setelah sekian lama baca novel yang flat

2025-03-18

0

Rika Anggraini

Rika Anggraini

ooohhh air mata ku menetes....
sakit bgt...

2025-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Flashback : Awal Mula
3 Sudah Ada Mama
4 Bahagia?
5 Penyesalan yang Terlambat
6 Menjadi Orang Asing
7 Flashback : Sepenting Itukah Sebuah Status?
8 Flashback : Menderita Sendirian
9 Sedikit Harapan
10 Harta Bukan Segalanya
11 Perbedaan Kasta
12 Yang Tersisa dari Dian
13 Mama Dian
14 Perasaan Akrab
15 Takdir Bukanlah Kebetulan
16 Tujuan Akhir adalah Bahagia
17 Flashback : Akan Ku Coba
18 Emilio
19 Ketemu!!
20 Flashback : Tujuanku, Semangat ku, Hidupku, Anakku.
21 Sederhana, Namun Berharga
22 Ikatan Batin
23 Jangan Ambil Dia!
24 Sifat Asli yang Tersembunyi
25 Bukan Akhir, tapi Baru Dimulai
26 Gangguan Kecemasan
27 Menyesali Keputusan
28 Dian Berbeda
29 Biarkan Aku Pulang!
30 Kesempatan Tidak Datang Dua Kali
31 Kehangatan yang Begitu Nyata
32 Pertunjukan Menarik
33 Kau Istriku, Bukan Ja*langku!
34 Maaf ....
35 Satu Sisi yang Berbeda
36 Flashback : Bukan Anak Haram
37 Flashback: Neraka
38 Luka yang Tak Dapat Sembuh
39 Histerektomi
40 Apapun Alasannya
41 Sudah Berbeda
42 Kenalan Lama
43 Saat itu ....
44 Saatnya Bebas
45 Terungkap
46 Bagian dari Rencana
47 Fakta Lain
48 Tidak Apa-apa
49 Rico
50 Memulai Kembali
51 Ricard
52 Neraka (2)
53 Singkat, namun Membekas
54 Stok Kesabaran
55 Kalau Begitu Lihat
56 Kegelapan Lain
57 Mama Tidak Jahat
58 Kedatangan Rea
59 Gangguan Kepribadian
60 Johan
61 Tidak Bernafas
62 Ruang Seni
63 Ruang Seni (2)
64 Bersama Mama
65 Bertemu Johan
66 Keputusan Rico
67 Mengakui
68 Gadis Kecil Mama
69 Salah Waktu
70 Melakukannya dengan Benar— Sekali Lagi (End)
71 Extra Part
72 NOVEL BARU
73 P
74 Miss. Rich (new)
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Prolog
2
Flashback : Awal Mula
3
Sudah Ada Mama
4
Bahagia?
5
Penyesalan yang Terlambat
6
Menjadi Orang Asing
7
Flashback : Sepenting Itukah Sebuah Status?
8
Flashback : Menderita Sendirian
9
Sedikit Harapan
10
Harta Bukan Segalanya
11
Perbedaan Kasta
12
Yang Tersisa dari Dian
13
Mama Dian
14
Perasaan Akrab
15
Takdir Bukanlah Kebetulan
16
Tujuan Akhir adalah Bahagia
17
Flashback : Akan Ku Coba
18
Emilio
19
Ketemu!!
20
Flashback : Tujuanku, Semangat ku, Hidupku, Anakku.
21
Sederhana, Namun Berharga
22
Ikatan Batin
23
Jangan Ambil Dia!
24
Sifat Asli yang Tersembunyi
25
Bukan Akhir, tapi Baru Dimulai
26
Gangguan Kecemasan
27
Menyesali Keputusan
28
Dian Berbeda
29
Biarkan Aku Pulang!
30
Kesempatan Tidak Datang Dua Kali
31
Kehangatan yang Begitu Nyata
32
Pertunjukan Menarik
33
Kau Istriku, Bukan Ja*langku!
34
Maaf ....
35
Satu Sisi yang Berbeda
36
Flashback : Bukan Anak Haram
37
Flashback: Neraka
38
Luka yang Tak Dapat Sembuh
39
Histerektomi
40
Apapun Alasannya
41
Sudah Berbeda
42
Kenalan Lama
43
Saat itu ....
44
Saatnya Bebas
45
Terungkap
46
Bagian dari Rencana
47
Fakta Lain
48
Tidak Apa-apa
49
Rico
50
Memulai Kembali
51
Ricard
52
Neraka (2)
53
Singkat, namun Membekas
54
Stok Kesabaran
55
Kalau Begitu Lihat
56
Kegelapan Lain
57
Mama Tidak Jahat
58
Kedatangan Rea
59
Gangguan Kepribadian
60
Johan
61
Tidak Bernafas
62
Ruang Seni
63
Ruang Seni (2)
64
Bersama Mama
65
Bertemu Johan
66
Keputusan Rico
67
Mengakui
68
Gadis Kecil Mama
69
Salah Waktu
70
Melakukannya dengan Benar— Sekali Lagi (End)
71
Extra Part
72
NOVEL BARU
73
P
74
Miss. Rich (new)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!