Happy Reading❤
.
.
.
Di rumah sakit, keadaan juga tak lebih baik. Excel bahkan terus menjaga Naja agar ia tak berpikir yang tidak-tidak mengenai berita yang beredar. Naja belum pulih benar, wanita yang usai melahirkan harus dijaga kesehatan mentalnya. Begitulah pesan Dokter Luna selalu terngiang dan ditanamkan dibenak ayah baru itu.
"Lu tahu ... kakaknya yang pertama, yang nikah diam-diam itu, sifatnya mengerikan."
"Oh yang gosipnya nikahin asisten Jen itu?"
"Yap, bener banget!"
"Hamidun duluan, ya? Kok sampe nikah diem-diem? Atau jangan-jangan malu lagi punya istri asisten?"
"Bukan, tapi lebih parah lagi ... dia kayaknya terpaksa nikahin Naja gara-gara ngga bisa move on dari mantannya. Jadi Naja itu cuma alat buat nutupin hubungan dia sama Mi—eh mantannya."
"Jadi kakaknya Jen yang sempurna itu masih ada hubungan sama mantannya, padahal sudah menikah? Daebak ... gila bener ya!"
"Ya, sejauh itu sih, setahu gue ...."
"Bobo bareng?"
"Ngga tahu kalau soal itu, ya ... tapi lu 'kan bisa nebak, kalau udah ngga bisa move on itu sejauh apa hubungan mereka."
"Wah ... lu banyakan boong, D! Mana mungkin lu ngga tahu soal ini!"
Lalu muncullah foto Excel berdua dengan Mikha di ranjang.
"Soal itu gue ngga tahu, Bro! Keaslian foto itu diragukan, jadi gue ngga bisa kasih jawaban."
"Lah ... ini ditemuin di kamar lo ini, kok ... lo ngga usah muna, deh! Buat apa lo nyimpen beginian coba? Secara ini bukan punya lo!"
Diego tampak ragu, lalu sambil menipiskan bibir ia mengangguk.
Cukup hal itu membuat Excel memanggil Rega dan Riko. Ingatannya samar menyakini bahwa yang pernah memukulnya adalah Diego. Lalu foto itu diambil ketika ia pingsan. Menyesal dia tidak mengurus ini lebih awal. Sebab dipikirnya, Jen tak lagi berhubungan dengan Diego sejak terakhir kali diperingatinya. Bahkan Riko tidak pernah melihat Jen dan Diego bersama apalagi sampai keluyuran. Sehingga Excel berpikir semua sudah selesai terlebih Tanna sudah ditangkap.
Meminjam ruang rapat di rumah sakit ini, Excel berdiskusi dengan Rega lebih dulu sembari menunggu Riko datang.
"Temukan saja baji ngan itu saat ini! Lalu kita penjarakan dia." Excel tampak kalut dan geram. Kesal karena satu langkah kalah dari Diego.
"Di ruangan itu ada dua orang lain selain Tanna, dan aku yakin foto-foto itu berasal dari kamera salah satu dari anak buah Tanna. Aku yakin Tanna masih berhubungan erat dengan masalah ini. Apa kita perlu melaporkan hal ini sebagai pencemaran nama baik? Tapi, Cel ... aku yakin, Tanna tak akan tinggal diam meski di penjara, selama ada uang, ia bisa melakukan apa saja. Bahkan untuk tuduhan penculikanmu, hukumannya ringan," ujar Rega.
"Benar juga, Ga ... tapi pertama kita temukan Diego dulu. Kunci semuanya 'kan ada pada dia, Mikha juga bisa dijadikan saksi. Malam itu 'kan dia bilang semuanya." Excel mengulur ingatannya kebelakang.
"Masalahnya lagi, mungkin Diego udah kabur sebelum video ini beredar. Aku yakin kalau ini ada hubungannya dengan Tanna, Diego sudah berada ditempat yang aman sekarang."
Excel menghela napas, kepalanya seakan meledak tetapi ia berusaha tenang. "Naja tahu hal ini, 'kan? Dia juga melihatku bersama Mikha waktu itu. Mungkin dia tahu siapa pria yang menjadi anak buah Tanna waktu itu."
"Bener, dia pasti tahu siapa teman-teman Tanna, secara mereka sahabatan. Dan aku juga berharap, Jen tahu password ponsel Tanna yang masih aku pegang." Rega ingat kalau ia menyita ponsel Tanna yang sampai sekarang belum ia sentuh sama sekali. Selain karena ia sibuk, ia tak menyangka kalau masalah merembet semakin membesar seperti sekarang.
"Jika Tanna di balik semua ini, aku rasa, aku dan Papa bisa membereskannya." Excel tiba-tiba memiliki ide yang agak gila. Karena penjara tak akan pernah membuat Tanna jera. Uang dan dukungan orang tuanya bisa membeli apa saja. Termasuk kehidupan nyaman di penjara.
Rega mengela napas, "Aku akan mengumpulkan bukti-buktinya dulu, Cel. Setelah itu, menangkap Diego dan Tanna bukan hal yang sulit. Mikha dan ponsel Tanna di tangan kita, aku akan ke hotel itu lagi dan meminta salinan rekaman cctv. Mencari Diego akan aku serahkan pada om Riko. Kamu urus Naja dan anakmu saja. Ngga tega aku merusak kebahagiaan kalian."
Excel mendengkus kecil sambil tersenyum. "Cepetan nikah, biar cepet bahagia. Nanti kalau kamu nikah, aku akan menghadiahimu bulan madu spesial."
"Eh, ngga perlu, kalau aku nikahnya sama Kristal, aku 'kan honey moonnya di kapal pesiar," Rega berkata sungguh-sungguh, tetapi detik berikutnya mereka berdua tertawa. Menikahi Kristal dan sempat memikirkan bulan madu yang manis, pikir mereka berdua, pertama Mamanya Rega sudah meninggal, kedua, Rega kawin lari. Sumpah Giza, terbawa sampai mati. Menikahi Kristal adalah hal yang paling mustahil bagi Rega, sekalipun cinta mereka sudah mengepul di ubun-ubun.
***
Petaka justru terjadi di kamar perawatan Naja, di saat Kristal sedang mengunjungi Naja, Giza juga datang bersama dengan Rega. Kristal yang awalnya sangat bahagia melihat Baby Cio, seketika berganti murung.
"Siang, Tan ... apa kabar?" sapa Kristal penuh sopan. Ia bahkan bangkit dari duduknya untuk menyambut wanita yang sebaya dengan Kira tersebut. Tangannya mengulur ragu ke arah Giza.
Sejenak, Giza menatap tajam Kristal, tetapi ia segera mengalihkan matanya ke arah Naja. Perasaan wanita itu sungkan bila menunjukkan egonya sebagai wanita dewasa di depan Naja. "Baik ...," jawab Giza singkat. Ia menyentuhkan ujung jemarinya pada telapak tangan Kristal sekilas saja.
"Sayang ... kamu sehat 'kan?" Giza langsung sumringah begitu berhadapan dengan Naja. Hal ini membuat hati Kristal semakin mencelos. Ia tak ingin hal yang muluk, mendapatkan sambutan seperti yang dilakukan Giza ke Naja, itu sudah lebih dari cukup. Kadang Kristal tak mengerti, kesalahan bukan ada padanya, tapi dia yang menanggung segalanya.
"Na ... aku balik dulu, ya! Nanti aku main lagi kalau capekku sudah hilang."
Pemandangan Kristal terhias sempurna oleh Giza yang sedang menggendong Cio. Wanita itu menimang Cio penuh kasih. Membuat gadis itu termangu beberapa saat lamanya.
"Iya, Kris! Lagian kamu baru sampe langsung kemari, pasti cape lah. Istirahat gih, ke rumah Mama aja. Paling besok pagi aku udah pulang kok!" Naja mengerti kenapa Kristal yang tadi sangat betah tiba-tiba ingin pulang. Bahkan ia belum sempat banyak bicara dengan Kristal.
"Baik! Aku permisi ya, Na, Tante." Kristal meraih tasnya, lalu memeluk Naja sejenak. Dan meski ragu, ia menyentuh Cio di buaian Giza. Sengaja ia berlama di depan Giza dan tersenyum. Entah ia ingin menunjukkan apa, tapi Giza sangat tidak suka. Gestur tubuh Giza bergeser menjauh, tanpa mengucap sepatah kata.
.
.
.
.
.
Selamat Datang temen semua yang baru ketemu Cio di sini ... silakan duduk, ambil tempat yang nyaman ... camilan ambil di rumah sendiri-sendiri, ya ... Othor siapin yang bikes-bikes aja ...🤣
Always tap Love dan Like, komen seikhlasnya🤣
Sekebon cinta buat temen semuanya ...😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
nyonya_norman
lah iya itu, tana kan ditangkap waktu itu.. ini kenapa bisa bebas dan berulah lagi sih
2022-06-19
0
✨viloki✨
Bangke emang si D !
2022-03-31
0
Hana Moe
hancurkan bisnis kluarga nya,
2022-03-16
0