" Tenang saja bi, saya yang tanggung semuanya." ucap dokter Sandra.
Kepala pelayan itupun hanya bisa pasrah dan membiarkan dokter Sandra memasak.
Dokter Sandra melihat di dalam kulkas hanya ada cumi dan udang serta wortel akhirnya dokter Sandra meracik bumbu untuk membuat nasi goreng seafood.
Sebelum meracik rambut panjang dan berwarna hitam di gulung hingga menyerupai sebuah konde. Hingga tampak leher putih mulus tanpa noda membuat pria siapa saja menelan salivanya.
Pria itu atau tuan Federick meraba tempat tidur mencari dokter Sandra tapi tidak ada membuat Federick memaksakan membuka matanya dan melihat di samping dokter Sandra sudah tidak ada.
" Kemana dia? apakah di kamar mandi?" tanya Federick
Federick bangun dari ranjangnya dan berjalan ke arah kamar mandi dan mengetuknya karena tidak ada jawaban Federick membukanya secara perlahan.
" Mungkin dia sudah pergi, sudahlah lebih baik aku mandi dan berangkat ke kantor." ucap Federick.
Federick membuka seluruh pakaiannya hingga polos kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Matanya membulat sempurna melihat bathup sudah terisi air hangat dan sudah di campur dengan bau wangi khas dirinya.
" Siapa yang menyiapkannya? dan airnya hangat. Apakah wanita itu?" tanya Federick.
Senyuman yang sudah lama hilang kini muncul lagi di kala dirinya diperhatikan oleh wanita yang tidak dikenalnya.
" Kenapa aku bisa sesenang ini ya ? diperhatikan oleh seorang wanita." ucap Federick.
Federick masuk ke dalam bathup setelah 20 menit Federick menyelasaikan ritualnya kemudian memakai handuk keluar dari kamar mandi. Lagi - lagi dirinya tersenyum melihat pakaian kerjanya sudah disiapkan oleh dokter Sandra.
" Sayang dia sudah pergi." keluh Federick sambil memakai pakaian kerjanya.
Tinggal memakaikan dasi Federick keluar dari kamarnya menuruni anak tangga sedangkan dasinya hanya di kalungkan dan belum di ikat. Bau harum masakan dari dapur tercium di hidung mancungnya.
" Bibi!!!" teriak Federick
Kepala pelayan itupun berjalan dengan cepat menuju ke Federick karena mendengar teriakkannya di pagi hari membuat jantungnya berdetak kencang takut terkena hukumannya.
" Iya tuan." jawab kepala pelayan dengan tubuh gemetar.
" Siapa yang masak!!" teriak Federick
" Maaf tuan, nona... yang masak." jawab kepala pelayan sambil menjeda kalimatnya karena tidak tahu namanya.
" Nona siapa? bibi kan tahu saya tidak suka ada orang asing masuk ke mansionku!! apa bibi mau di hukum!!!" bentak Federick.
Federick mengambil cambuk yang berada di meja dekat perbatasan dapur dengan ruang tamu.
" Maafkan aku, kalau tuan ingin menghukum bibi, hukumlah aku." ucap dokter Sandra tiba - tiba sambil berdiri di tengah - tengah sebagai tameng kepala pelayan dan ke dua tangannya direntangkan sambil menatap mata Federick.
" Kamu masih ada di sini?" tanya Federick terkejut
" Iya, maafkan tuan kalau saya lancang memasak karena saya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menolongku dengan cara memasakkan makanan khusus untuk tuan." ucap dokter Sandra.
Federick menaruh cambuk itu ke meja sambil matanya tidak pernah lepas memandang wajah dokter Sandra. Federick mengangkat tangannya sebagai tanda untuk kepala pelayan itu pergi. Kepala pelayan itupun pergi meninggalkan mereka.
" Baiklah aku akan coba kalau tidak enak kamu akan ku hukum?" ucap Federick dengan nada mengacam.
" Baiklah asalkan jangan menghukum bibi." pinta dokter Sandra.
Federick hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan melewati dokter Sandra menuju meja makan.
Dokter Sandra berjalan mengikuti Federick dari arah belakang. Federick duduk di kursi sedangkan dokter Sandra masih berdiri di belakang tuan Federick.
" Masak apa?" tanya Federick
" Masak nasi goreng seafood semoga tuan suka. Maaf tuan, mau saya ambilkan nasi goreng seafoodnya?" tanya dokter Sandra menawarkan bantuan.
Federick hanya menganggukkan kepalanya dan dokter Sandra pun mengambil piring Federick dan menyendokkan nasi goreng seafood dan beberapa potongan sosis ke piring Federick dan memberikannya.
" Makanlah bersamaku dan duduk di sampingku." pinta Federick ketika mengetahui kalau dokter Sandra akan pergi meninggalkannya.
" Baik tuan." ucap dokter Sandra.
Dokter Sandra pun duduk di samping Federick dan mengambil nasi goreng seafood. Baru pertama kali inilah Federick sarapan pagi plus ditemani seorang wanita yang membuat jantung berdetak kencang tapi perasaan itu segera dihilangkan karena dirinya tidak mau terluka untuk ke dua kalinya.
Mereka makan dalam diam tanpa ada bicara, Federick menambah makanannya dengan meminta dokter Sandra untuk mengambilnya hingga makanan habis tidak tersisa.
Federick berdiri di ikuti oleh dokter Sandra, ketika melihat dokter Sandra ingin merapikan piringnya dan piring Federick langsung di tanya oleh Federick.
" Mau apa?" tanya Federick
" Membereskan meja makan dan mencuci piring kotor." ucap dokter Sandra
" Tidak usah sudah ada pelayan." ucap Federick.
" Tapi aku sudah terbiasa melakukannya." ucap dokter Sandra.
" Baiklah mereka ku pecat dan kamu sebagai penggantinya." ucap Federick sambil menatap tajam
" Baiklah." ucap dokter Sandra pasrah sambil menaruh kembali piringnya.
" Bagus, bisa memakai dasi?" tanya Federick
" Bisa, kenapa?" tanya Sandra dengan nada bingung.
" Belajar dari mana?" tanya Federick curiga pertanyaan dokter Sandra di jawab dengan pertanyaan.
" Mommyku katanya belajar memasang dasi kalau nanti mempunyai suami sudah bisa. Jadi kadang mommy atau diriku yang memasang dasi daddy." ucap dokter Sandra.
Federick merasa lega karena pikirannya salah.
" Pasangkan dasiku?" pinta Federick
" Ok." jawab dokter Sandra singkat tanpa membantah
" Bisa menunduk sedikit agar bisa aku pasangkan dasinya." pinta dokter Sandra.
akhh
Federick langsung mengangkat tubuh Sandra dan didudukkan di meja makan sambil memeluknya agar dokter Sandra tidak terjatuh.
" Kenapa aku mesti di gendong?" protes dokter Sandra
" Aku malas menunduk nanti pegel pasti kamu lama memasang dasinya." ucap Federick tanpa dosa.
Dokter Sandra hanya menghembuskan nafasnya perlahan dan mulai memasang dasi Federick, wajah mereka berdua sangat dekat, Federick menatap bibir dokter Sandra dan ingin merasakannya lagi tapi di tahannya.
" Apakah nasi gorengnya enak?" tanya dokter Sandra sambil serius memasang dasi
Berbeda dengan Federick yang betah memandang bibir dokter Sandra yang sudah menjadi candunya tanpa di sadari oleh dirinya.
" Tidak enak." jawab Federick berbohong
" Benarkah." ucap dokter Sandra sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Federick hanya menyisakan 5 cm dan bibir nyaris tersentuh.
" Iya benar." jawab Federick sambil berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdetak kencang dan adik kecilnya yang sudah mulai menegang secara perlahan.
Dokter Sandra mendekatkan wajahnya hingga bibir mereka saling bersentuhan.
.
.
.
.
xxxxx
Hallo, mampir ke karyaku yang lain ya :
Gadis Culun dan Ceo Lumpuh.
Cinta Satu malam Bersama Mafia
Cinta Satu Malam Bersama Mafia sension 2
Cinta Pertama Psychopath
Cinta Pertama Mafia.
Perjalanan Cinta Sang Psychopath
Dan
Mohon dukungan dan Berikan : 😍😍😘😘🤩🤩😊😊😉😉
Komentar 😍
Like 😍
vote 😍
tip 😍
Agar Author tetap semangat dalam menulis novel ini. Terima kasih banyak buat pembaca yang masih setia membaca novelku.😁😚😚😍😍😘😘 juga yang telah memberikan komentar, like, vote dan tipnya.
Salam Author
Yayuk Triatmaja
xxxxxx
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
guntur 1609
tjor aku suka sama ceritanya..tapi kok dokter sandra belum kenal kok bisa seperti tu sifatnya..macam gmna gtu
2021-10-08
1
Yuly Pardosi
asyiiik Thor....lnjut
2021-09-05
2