Pagi hari yang cerah sepasang suami istri tersebut saling memeluk dan memberi kehangatan. Perlahan David membuka matanya dan melihat wajah cantik istrinya yang masih setia memejamkan matanya.
( " Istriku sangat cantik baru kali ini aku merasakan tidurku sangat nyenyak... tidak... tidak... aku tidak boleh mencintainya dia anak pembunuh ke dua orang tuaku." ucap David ).
Sejak David kecil melihat penyiksaan dan pembunuhan orang tuanya di depan matanya membuat David sulit untuk tidur. Sejak kecil David diberi obat penenang oleh paman dan bibinya karena setiap malam David sering berteriak membuat tidur mereka terganggu. Sejak remaja hingga sekarang David sering mengkonsumsi alkohol agar dirinya tidak tergantung dengan obat penenang.
brugh
duak
akhh
David mendorong Karen dengan sekuat tenaga hingga terjatuh dari ranjang dan perutnya mengenai ujung meja membuat Karen berteriak kesakitan
" Bangun pemalas, siapkan air hangat untuk aku mandi!!!" bentak David.
" Baik tuan." ucap Karen lirih sambil menahan rasa sakit di perut.
Karen berusaha bangun kemudian berjalan sambil menahan rasa sakit menuju ke kamar mandi. Karen menyalakan air hangat di bathup sambil menunggu penuh Karen membasuh muka kemudian menyikat gigi.
" Aku harus kuat, ini tidak sebanding siksaan yang di terima oleh orang tua David. Semoga siksaan yang aku terima bisa mengurangi dosa ke dua orang tuaku." ucap Karen lirih
" Tuhan maafkan kedua orang tuaku, aku rela menerima siksaan ataupun harus mati di tangan suamiku sendiri asalkan bisa mengurangi dosa - dosa masa lalu ke dua orang tuaku." ucap Karen tidak terasa air matanya mengalir.
Di rasa cukup Karen mematikan air yang berada di bathup kemudian memberikan aroma mint setelah selesai Karen keluar menemui suaminya.
" Tuan sudah selesai." ucap Karen sambil menundukkan wajahnya
brugh
" Mengganggu jalanku saja." omel David sambil mendorong tubuh Karen hingga terjatuh di lantai.
" Maafkan saya tuan." ucap Karen
David hanya diam tidak membalas ucapan Karen. David masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri sedangkan Karen mengambil satu set pakaian kerja suaminya termasuk kaos kaki dan sepatu. Setelah selesai Karen mengganti sprei dengan yang baru. Setelah mengganti seprei yang baru Karen turun menuju ke dapur untuk memasak.
" Pagi nona." sapa para maid
" Pagi." jawab Karen sambil tersenyum
" Ada yang bisa saya bantu nona?" tanya kepala pelayan ramah.
" Aku ingin membuat sarapan pagi buat suamiku." ucap Karen dengan lembut
" Silahkan nona." jawab kepala pelayan dengan sopan
" Apa kesukaan suamiku paman?" tanya Karen
" Apa saja tapi tuan makannya hanya sedikit." ucap kepala pelayan menjelaskan
" Terima kasih informasinya paman." ucap Karen dengan nada lembut.
" Sama - sama nona." jawab kepala pelayan
( " Nona ini sangat berbeda selain cantik dia juga sangat sopan ." ucap kepala pelayan dalam hati ).
Karen membuka frezzer untuk mencari apa yang di masaknya setelah melihat Karen mentup pintu frezzer kemudian membuka kulkas bagian bawah.
Karen mengambil beberapa bahan kemudian menutup kulkasnya kembali. Karen meracik semua bahan masakan kemudian memasaknya.
Bau masakan menyeruak ke seluruh lantai satu membuat orang - orang menjadi lapar. David yang sudah rapih dan menuruni anak tangga mencium bau masakan hingga perutnya merasa lapar.
Karen menaruh makanan ke meja makan setelah selesai Karen menaiki anak tangga baru beberapa anak tangga dinaiki Karen berhadapan dengan David. Karen buru - buru menggeser tubuhnya agar David bisa melanjutkan langkahnya.
" Selamat pagi tuan." sapa Karen sambil tersenyum.
David hanya diam dan tidak membalas sapaan Karen, baru beberapa langkah David mengatakan sesuatu ke Karen.
" Lain kali bangun lebih pagi jika tidak mau diberi hukuman." ucap David dengan nada dingin sambil melanjutkan menuruni anak tangga
" Baik tuan." ucap Karen dengan nada lembut
Karen menaiki anak tangga kemudian masuk ke kamarnya. Karen hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar melihat kamarnya yang tadi sudah dirapihkan menjadi berantakan kembali.
Karen merapihkan kembali ranjangnya kemudian memunguti pakaian kotor milik suaminya setelah itu memasukkannya ke keranjang khusus pakaian kotor. Setelah bersih Karen masuk ke dalam kamar mandi.
15 menit Karen selesai mandi sambil menggunakan handuk yang menutupi setengah dua gunung kembarnya dan setengah ke dua paha putih mulusnya.
Karen membuka lemari dan mengambil pakaian kantor. Selesai berpakaian Karen dan berdandan Karen keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga.
tak
tak
tak
Sepatu heels yang setinggi 12 cm menuruni anak tangga. Karen berjalan menuju ke meja makan dan lagi - lagi Karen hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar melihat di meja makanan semua masakannya habis tidak bersisa.
" Kata paman suamiku kalau makan hanya dikit tapi kenapa makanan sebanyak itu habis." guman Karen pelan
Karen mengambil roti dan selai coklat, Karen memakan dua lembar roti kemudian keluar mansion dengan memesan taksi online.
( " Sepertinya pulang kerja aku mampir ke mansion orang tuaku untuk mengambil mobilku karena kalau naik taksi lumayan boros." ucap Karen dalam hati ).
( " Badanku sakit semua sepertinya aku butuh vitamin dan cream buat luka lebam - lebam akibat benturan agar aku tidak merasakan sakit." sambung Karen kembali dalam hati ).
" Maaf nona sudah sampai." ucap sopir ramah
" Oh iya pak, ini pak uangnya." ucap Karen sambil memberikan uang sebanyak 2 lembar.
" Maaf nona ini kebanyakan." ucap sopir itu dengan nada ramah.
" Itu rejeki bapak." ucap Karen sambil membuka pintu mobil.
" Semoga nona selalu banyak rejeki, selalu sehat dan selalu bahagia." ucap sopir itu dengan tulus.
" Amin, terima kasih pak atas doanya." ucap Karen sambil menutup pintu mobil itu dan berjalan menuju perusahaan milik daddynya.
Karen berjalan memasuki lobby banyak orang menyapanya dengan ramah. Karen pun membalas sapaan mereka dan terkadang sambil tersenyum.
ceklek
Karen masuk ke dalam ruangan meating dan melihat semua orang sudah hadir.
" Maafkan saya terlambat." ucap Karen gugup sambil menunduk meminta maaf.
" Lain kali jangan terlambat, kalau bekerja itu harus profesional." bentak seseorang pria.
deg
Jantung Karen berdetak kencang mendengar suara bariton yang sangat familiar di telinganya.
( " Suara itu seperti suara tuan David." ucap Karen dalam hati ).
Karen mengangkat wajahnya dan memiringkan kepalanya ke samping melihat wajah suaminya yang menatap tajam ke arahnya. Karen hanya tersenyum kemudian menatap satu persatu para pemegang saham.
" Sekali lagi maafkan saya karena saya terlambat datang." ucap Karen sambil tersenyum ramah.
Karen berdiri dari tempat duduknya sambil menatap satu persatu para pemegang saham.
" Seperti yang diketahui kalau keluargaku memiliki saham sebesar 60 persen dan kini saham 60 persen tersebut akan kami alihkan atas nama Tuan David Aliandro ." ucap Karen sambil tersenyum.
Semua terkejut mendengar penjelasan Karen termasuk David dan juga asistennya Ronald sangat terkejut karena tidak menyangka perusahaan milik orang tuanya kembali lagi.
" Tuan Rey." panggil Karen
Rey yang di panggil langsung memberikan satu persatu dokumen ke pemegang saham.
" Berarti nona sudah tidak bekerja di sini lagi?" tanya salah satu orang pemegang saham
" Sudah tidak lagi." jawab Karen sambil tersenyum
" Kenapa diberikan kepada tuan Tuan David Aliandro?" tanya pemegang saham lainnya.
" Tuan David Aliandro berhak penuh atas perusahaan ini karena perusahaan ini milik almarhum orang tuanya." ucap Karen
" Kenapa bisa?" tanyanya lagi
" Karena perusahaan ini milik orang tua Tuan David Aliandro sedangkan kami hanya menjalankan perusahaan ini." ucap Karen berbohong.
Sebenarnya perusahaan itu di ambil secara paksa oleh ke dua orang tua Karen.
" Menjalankan atau orang tuamu mengambilnya dengan cara licik?" tanya David sambil tersenyum sinis.
Karen hanya terdiam ketika David mengatakan yang sebenarnya. Karen hanya menghembuskan nafasnya perlahan sambil menahan air matanya tidak keluar.
" Maaf, saya ada keperluan. Mengenai pemindahan saham sudah saya berikan ke pengacara saya tuan Rey." ucap Karen mengalihkan perhatiannya.
Karen membereskan semua dokumen miliknya.
" Terima kasih atas kerja samanya selama ini dan maafkan keluargaku bila ada kesalahan baik di sengaja maupun tidak di sengaja. Sekali lagi saya mohon pamit dan mengundurkan diri dari perusahaan ini." ucap Karen
Karen berdiri dan semua orang menyalami tangan Karen. Karen dengan ramah sambil tersenyum membalas tangan mereka.
" Sejak kepimpinan nona Karen perusahaan ini semakin maju, sayang sekali kalau nona keluar dari perusahaan ini." ucap salah satu pemegang saham.
" Iya benar." jawab mereka serempak.
" Perusahaan ini maju karena berkat kita semua bukan karena saya. Sekali lagi terima kasih atas kerja samanya." ucap Karen tulus
David dan Ronald terkejut mendengar ucapan Karen yang tidak sombong. Tapi mata hatinya sudah tertutup karena dendam.
Karen berjalan menuju pintu keluar meating baru beberapa langkah David mengatakan sesuatu yang membuat hatinya semakin sakit.
" Baguslah nona tahu diri mengembalikan semua asset milik orang tuaku." ucap David dengan nada sinis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Sumawita
Karen baik hati banget
2021-08-28
2
Rohani M-Nuh
karen baik hati sekali
2021-08-23
1