"Bu, gimana keadaan Ibu sekarang? Sehat kan?" tanya Sandy sambil memijat kaki Ibunya.
"Sehat Le. Liat aja Ibu segar bugar begini! Kamu tuh terlalu khawatir sama Ibu." jawab Ibu sambil tersenyum.
"Pokoknya kalau ada sakit yang Ibu rasa, langsung kabarin Sandy ya. Biar Sandy antar Ibu ke dokter. Jangan disepelekan Bu. Penyakit sekecil apapun bisa menjadi besar kalau hanya disepelekan dan tidak diobati!" ceramah Sandy panjang lebar.
"Iya. Bawel banget kamu sama Ibu! Sudah sana makan! Sudah Ibu buatkan makanan kesukaan kamu tuh, pecak ikan mas. Kemarin Ibu dikasih kacang mede sama Bu Neneng, Ibu bikin pecaknya pakai kacang mede. Rasanya enak banget loh!" promo Ibu sambil mengacungkan jempolnya.
"Wah beneran? Pasti enak kalau Ibu yang buat deh. Sandy mau makan sekarang ah!" Sandy menghentikan kegiatan memijat Ibunya dan pergi ke dapur untuk mengambil piring.
Ibu melihat Sandy yang makan dengan lahap. Sandy bukan anak yang pemilih dalam hal makan. Ia akan makan apa saja yang Ibunya masakkan.
Ibu merasa amat beruntung memiliki anak seperti Sandy. Pekerja keras dan sangat perhatian padanya.
Ibu merasa kalau Sandy berubah sejak Ia ijin menginap di rumah temannya tahun 2000 lalu. Sandy yang biasanya kalau dibilangin suka melawan dan membantah kini berubah 180⁰.
Sandy yang biasanya suka main sampai lupa waktu, kini malah selalu meluangkan waktunya dengan keluarga kalau sedang tidak sibuk dengan bisnisnya.
Ibu sangat senang dengan perubahan Sandy yang semakin baik saja. Perhatian dari anak semata wayangnya sudah cukup menghapus sedihnya karena tak bisa punya anak setelah Sandy.
"Kenapa sih Ibu malah liatin Sandy makan? Ayo ikut makan dong bareng Sandy!" protes Sandy tiba-tiba, membuyarkan lamunan Ibu.
"Ibu sudah makan. Kamu makan yang banyak ya. Kamu malam ini nginep di cafe apa enggak?" tanya Ibu. "Kalau nginep nanti Ibu kunci pintunya. Bapak kamu lagi tugas ke luar kota lagi soalnya."
"Kalau Bapak ke luar kota, Sandy tidur disini aja. Temenin Ibu. Sandy enggak mau Ibu sendirian di rumah." jawab Sandy sambil membawa piring bekas makannya ke tempat cuci piring dan mencuci bekas makannya sendiri.
Ini juga termasuk perubahan dalam diri Sandy. Dulu Sandy amat malas. Mencuci piring bekas makannya sendiri saja Ia tak mau. Sekarang, bahkan kamarnya saja bersih dan rapi karena Ia rajin membersihkannya.
Sandy benar-benar seperti terlahir kembali. Sandy tak mau Ibunya kecapekan. Sandy sedih membayangkan kalau dua tahun lagi Ibunya akan meninggal dunia. Sandy tak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia bertekad akan mengobati Ibunya sampai sembuh.
Sandy menghabiskan waktunya menemani Ibu menonton Sinetron di TV. Ia tiduran di pangkuan Ibunya yang sangat nyaman. Kalau siang, pasti Ibu akan sambil membersihkan telinganya dengan korekan kuping yang terbuat dari besi atau pakai jepitan rambut hitam miliknya. Rasa nyamannya membuat Sandy bahkan bisa sampai tertidur pulas.
Sandy tidak tertidur kali ini. Ia menonton sinetron Tersanjung sejak jam setengah 8 tadi. Sesekali Ibunya memukul gemas sofa karena gemas dengan adegan didalamnya. Biasa, karena Tante Anita yang menyebalkan.
Sandy hanya tertawa-tawa melihat Ibu yang kalau di tahun 2021 seperti sedang menonton sinetron Ikatan Cinta. Ikut dengan euforia dan menjiwai akting pemainnya.
Tahun 2003 rating sinetron Tersanjung juga masih tinggi. Meskipun sudah musim ke 6 tetap saja banyak peminatnya. Sandy cengar cengir sendiri melihat gaya Ibu saat menonton.
Karena rating tinggi, iklan pun banyak. Bisa lebih dari 10 produk yang diiklankan. Sama saja dengan menonton iklan. Di tahun 2021, anak kecil saja bisa skip iklan kalau menonton di Youcube.
"Kamu udah punya pacar belum Le?" tanya Ibu tiba-tiba sambil mengusap lembut rambutku.
"Udah, Bu." jawab Sandy.
"Loh kenapa enggak dikenalin sama Ibu? Ajak kesini. Ibu mau kenal!" kata Ibu penuh semangat.
"Sandy enggak pede, Bu. Dia anak orang kaya. Takut minder kalau Sandy ajak kesini." jawab Sandy dengan jujur.
"Wah beneran kamu punya pacar anak orang kaya? Baik enggak anaknya? Biasanya kalau anak orang kaya suka memandang remeh orang sederhana kayak kita."
Sandy menghela nafasnya. Linda belum tau keadaan keluarganya. Linda hanya tau kalau Sandy adalah pebisnis muda, yang mulai merintis bisnis lebih dulu dibanding teman-temannya.
"Baik sih anaknya. Tapi kalau dia mau menerima keluarga kita sih Sandy kurang tau, Bu. Makanya Sandy belum siap kenalin ke Ibu." kata Sandy tak percaya diri.
"Kamu tuh anak laki-laki, Le. Harus mencari perempuan yang mencintai kamu apa adanya. Boleh saja kalau kamu maunya dapat jodoh orang kaya. Tapi ingat, enggak semua dalam hidup ini bisa dibeli dengan uang." nasehat Ibu.
"Tapi kalau punya uang bukankah hidup kita akan lebih mudah Bu?" bantah Sandy.
"Iya akan lebih mudah sih. Mau ini itu tinggal tunjuk tanpa mikir biaya. Tapi biasanya nih, cobaan yang dikasih Tuhan sama kamu bukan tentang uang lagi." kata Ibu memperingati.
"Ah masa sih Bu? Misalnya nih ya Bu, udah hidupnya susah kehilangan pekerjaan lalu istrinya nuntut cerai. Bukannya cobannya juga sulit? Coba kalau Ia punya uang, pasti enggak akan kehilangan pekerjaan dan istrinya enggak akan nuntut cerai deh. Berarti uang menyelesaikan masalah kan Bu?" tanpa sadar Sandy menceritakan permasalahannya di tahun 2021 pada Ibunya. Ia mau tahu apa pendapat Ibu tentang masalahnya.
"Kamu terlalu cepat menyimpulkan, Le. Mungkin di mata kamu masalahnya akan kelar kalau punya uang. Tapi kalau kamu melihat lebih jelas lagi, masalahnya bukan hanya tentang uang."
Sandy mengernyitkan keningnya, tak mengerti sepenuhnya maksud jawaban Ibu. "Maksud Ibu?"
"Ibu tanya dulu, istrinya mencintai dia enggak?" tanya Ibu.
"Iya cinta lah."
"Kalau seorang istri mencintai suami, Ia akan bertahan meskipun suaminya tak punya pekerjaan sekalipun. Karena uang bisa dicari. Yang tak bisa dicari adalah kenyamanan. Jika sang istri meninggalkan suaminya, coba suaminya berkaca diri. Apa yang sudah Ia lakukan pada istrinya sampai membuat istrinya tersebut mengakhiri rumah tangga mereka?"
Perkataan Ibu seperti sedang menyentilku. Apa yang sudah kulakukan sampai membuat Shanum pergi meninggalkanku. Aku memberinya semua kebutuhan hidup yang Ia butuhkan. Aku memberikan kenyamanan hidupnya, meski aku sendiri yang harus kerja mati-matian.
"Sudah ah, Ibu mau lihat Indah lagi. Tante Amerikanya nyebelin banget. Ibu jadi geregetan!" Sandy malah melamun. Tak lagi menertawakan ulah Ibunya saat menonton sinetron, melainkan masih memikirkan perkataan Ibu padanya.
Apakah Ia sudah menyakiti hati Shanum sampai Shanum menceraikannya? Apa yang salah? Kepada siapa Ia akan bertanya? Apa dengan Shanum di masa ini?
****
Hi Semuanya...
Wah pertama kalinya nih aku buat novel pria kayak gini dengan tema reinkarnasi. Semoga kalian terhibur ya. Jangan lupa like, komen dan add favorit ya. Luv u all 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Riaa Imutt
bagus cerita nya,, karena setiap orang punya pemikiran masing2 yg kadang tak bisa di mengerti orang lain.
2024-03-12
0
Mari Anah
bgs bgt thor cerita y lanjut thor
2023-11-28
0
bunda sekar
tersanjung 🤣🤣🤣
2023-06-11
2