Proses jual beli rumah dengan Sandy sebagai makelarnya berlangsung lancar. Lumayan keuntungan yang Ia dapat. Jika sudah ada aplikasi seperti jaman 2021 pasti jasa makelar sepertinya tak selaku tahun 2004.
Dari harga jual rumah, Sandy bisa mendapat keuntungan 5 - 10%. Untung yang sangat besar bagi seorang mahasiswa tanpa modal seperti Sandy.
Keuntungan dari menjual rumah kemarin saja dapat Ia kantongi 15 juta. Jumlah yang fantastis. Andai saja Sandy tahu tentang dunia makelar tanah sejak dulu, pasti Ia akan punya perusahaan sendiri di usia muda.
Sandy tersenyum puas. Tak sia-sia Ia kembali ke tahun milenium ini. Semua ketertinggalan bisa Ia kejar. Dari segi karir, uang dan jodoh tentunya.
Sudah beberapa hari ini Linda tak ada kabar. Menghilang bagai ditelan bumi. Hari ini Ia sempat melihat sekilas bayangan Linda, karena itu Ia menunggu mata kuliah Linda selesai untuk mengajaknya jalan.
Sandy pun memilih perpustakaan sebagai tempatnya menunggu. Lumayan, ada AC-nya. Dibanding nunggu di kantin, banyak asap rokok dan amat bising dengan ocehan mahasiswa.
Sandy menyalakan MP-3 miliknya. Diputarnya lagu Hoobastank berjudul The Reason yang sedang booming karena diputar di serial terakhir film Friends. Untunglah lagu-lagu yang banyak diputar di tahun ini adalah lagu-lagu yang Ia juga suka.
Sedang asyik-asyiknya mendengarkan musik, Sandy menyadari kalau Ia tidak duduk seorang diri. Ada orang lain yang juga duduk di sebelahnya.
Sandy melirik melalui ujung matanya dan melihat Black sedang duduk dengan mata menatap lurus ke depan. Sandy mencopot earphone di telinganya, Ia sudah lama menantikan untuk bertemu dengan Black. Tak disangka, orang yang selama ini dicari-cari malah datang sendiri.
"Black? Wow! Long time no see!" seru Sandy sambil menyunggingkan senyumnya.
"Oh ya? I see you everytime tuh!" balas Black.
"What? Really? Kok gue enggak pernah ketemu ya? Gue cariin juga!" Sandy meninju pelan lengan Black, menganggapnya seakan teman lama.
Black menepis bekas tangan Sandy di lengannya. Seakan sedang membersihkan debu di bajunya yang serba hitam itu.
"Ish... Tangan gue bersih! Tenang aja! Tadi habis pipis dah cebok tau!" kata Sandy pura-pura tersinggung. "Eh Black, mumpung ada lo nih. Gue tadinya mau tanya kenapa foto anak gue Sally tiba-tiba kakinya ilang pas gue lagi bercumbu dengan Linda. Karena lo enggak pernah ada, ya gue akhirnya mencari tau sendiri deh kenapa." jawab Sandy dengan nada bangganya.
"Terus?" tanya Black tak acuh.
"Ya karena gue lebih memilih Linda kan? Makanya Sally menghilang. Bener enggak?" tanya Sandy.
Black hanya menjawab dengan anggukan saja.
Sandy tersenyum penuh kemenangan. "Tuh kan gue bener! Gue tuh emang cerdas! Pintar! Makanya pas gue deket sama Shanum eh kakinya Sally nongol lagi."
"Hanya karena itu lo nyari gue?" Black tersenyum penuh misteri.
"Ya kan dulu gue enggak tau. Enggak karena itu juga sih. Gue mau nanya nih, kalau seandainya gue merubah takdir seseorang di jaman ini tentunya, bisa juga kan?"
"Memangnya lo pikir kalau diri lo tuh Tuhan?" sindir Black.
"Yeh, gue enggak pernah berpikir kalau gue Tuhan kali! Gue cuma bantuin orang aja."
Kini Black menatap ke dalam mata Sandy. "Bantuin orang untuk menghindar dari takdir kematian maksud lo?"
Seluruh bulu kuduk Sandy meremang. Black dalam mode serius. Tak bisa diajak bercanda sama sekali.
"Er... Gue..." Sandy bingung mau berkata apa. Yang ditebak Black benar adanya.
Sandy masih ingat kejadian yang terjadi di akhir tahun 2004. Ia bahkan hapal dengan artikel yang dicetak di salah satu surat kabar yang membuatnya dan Shanum kaget dibuatnya karena mereka baru pergi dari tempat tersebut 2 jam sebelum kejadian.
Ledakan keras terjadi di sebuah warung bakso di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa siang. Diduga ledakan berasal dari kebocoran gas elpiji 50 kilogram di Bakso Simon, sehingga mengakibatkan empat orang luka-luka dan sang pemilik meninggal dunia.
Sandy bahkan sampai menenangkan Shanum yang tangannya amat bergetar. Jika saja mereka masih disana, maka bisa saja Shanum dan Sandy menjadi korbannya.
Sandy kemarin memberitahu Pak Simon agar mengganti kompor gas miliknya yang merupakan penyebab terjadinya ledakan. Black benar, Ia memang menghindari kematian Pak Simon.
Senyum di wajah Sandy pun menghilang, digantikan dengan senyum kemenangan Black. "Enggak semua hal lo tahu, Sandy. Enggak semuanya! Bahkan dengan otak lo yang lo anggap pintar sekalipun!"
"Katakan Black, apa yang akan terjadi kalo gue merubah takdirnya?" kini Sandy dilanda rasa penasaran yang teramat sangat.
Bukan Pak Simon yang Sandy khawatirkan, namun nasib Ibunya. Ia juga sudah merubah takdir Ibunya. Apa yang akan terjadi pada Ibunya kelak?
Black bukannya menjawab pertanyaan Sandy tapi malah berdiri dan pergi meninggalkan Sandy dengan segudang teka-teki.
"Tunggu Black! Jawab pertanyaan gue!" saat Sandy ingin mengejar Black, MP3 miliknya terjatuh. Earphone miliknya juga terlepas. Ia harus mengambil kotak kecil itu dulu barulah mengejar Black keluar perpustakaan.
Brukkk...
Lagi-lagi Sandy menabrak seseorang.
"Awww! Liat-liat dong kalau keluar perpus!" omel Shanum. "Ya elah, lo lagi! Kebiasaan banget sih!" Shanum berusaha bangun sambil menepuk-nepuk bajunya yang agak kotor saat jatuh.
"Lo liat cowok yang barusan keluar enggak?" tanya Sandy, lagi-lagi tak mengucapkan kata maaf terlebih dahulu.
"Kebiasaan nih! Kalau salah minta maaf!" omel Shanum.
"Iya. Gue minta maaf! Liat enggak lo?" tanya Sandy lagi.
"Enggak." jawab Shanum santai. Yang penting Sandy minta maaf dulu.
"Yeh bilang dong. Buang-buang waktu gue aja!" gerutu Sandy.
"Lo tuh mimpi ya? Tiap kita tabrakan selalu aja nanyanya cowok yang keluar dari perpus terus! Curiga nih gue lo sukanya sama cowok!" celetuk Shanum lagi.
"Kalo gue suka sama cowok, enggak bakalan gue nikahin lo di masa depan tau!" lagi-lagi Sandy keceplosan.
Wajah Shanum langsung bersemu merah. Cepat-cepat Ia menguasai diri, tak mau sampai Sandy melihatnya. "Kalo ngomong jangan seenaknya jadi orang. Jodoh, takdir dan umur seseorang enggak ada yang tau!"
Sandy yang sejak tadi celingukan mencari Black kini menatap Shanum dengan lekat. "Apapun itu, gue akan merubah takdir gue kalau sampai kita menikah!"
"Maksud lo?" tanya Shanum bingung.
"Iya. Biar kita enggak akan pernah berjodoh. Selamanya!" jawab Sandy pedas.
"Cih! Kayak gue mau aja sama lo! Dasar cowok sombong! Yang kemarin nawarin pulang bareng siapa? Yang kemarin ngajak makan bakso siapa? Yang kemarin nganterin gue sampe depan rumah siapa? Gue sumpahin lo cinta mati sama gue! Sombong banget jadi orang!" Shanum sampai menyumpahi Sandy saking kesalnya. Ia merasa dirinya amat hina di mata Sandy sampai tak mau kalau mereka sampai berjodoh.
"Pulang bareng? Makan bakso bareng? Nganterin sampai depan rumah? Kalian selingkuh di belakang gue?!" reflek Shanum dan Sandy menengok ke asal suara.
Nampak Linda sedang berdiri sambil membawa sebuah buku di tangannya. Linda menatap ke arah Sandy dan Shanum penuh rasa amarah. Dirinya merasa telah dikhianati oleh Sandy.
"Lind... Aku bisa jelasin!" Sandy pun mengejar Linda yang meninggalkan mereka dengan penuh amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Lord 1677
oh iy apakah Sandy akan mengurangi korban yg di Aceh GK ya di 2004 Desember akhir 🤔
2023-01-03
1
Poppy Widi
ada film sweet 20 yg inti ceritanya sama dengan novel ini
2022-05-09
1
Lusiana_Oct13
Kayak nya linda ank orkay tapi tak jelas juga makany ngilang hp pake di matikan segala ( sotoy eyke ) 😂😂😂😂
2021-10-01
0