Wajah Sandy terus tersenyum senang. Ia bahkan tak memperhatikan wajah Shanum yang merona merah.
Shanum memang banyak didekati kaum Adam. Setiap hari saja di kelas selalu dikelilingi laki-laki. Mereka bersaing mendapatkan cinta Shanum.
Sayangnya Shanum hanya menggap mereka tak lebih dari sekedar teman saja. Tak ada yang benar-benar menarik minat Shanum.
Shanum saja sampai heran. Semua cowok yang mendekatinya memiliki kelebihannya masing-masing. Seharusnya cukup untuk membuat Shanum terpesona, nyatanya tidak.
Kalau hadiah tak perlu ditanya deh. Valentine saja cokelat yang Shanum terima tak habis dimakan sebulan. Belum bunga yang sampai layu di pot bunga Bunda.
Yang membuat Shanum heran adalah saat Sandy merangkulnya. Shanum tau Sandy melakukannya reflek karena terlalu bahagia, namun entah mengapa jantungnya langsung berdegup kencang.
"Kita makan Bakso Simon kesukaan lo ya. Kayaknya udah buka deh. Gue mau makan bakso urat 2. Lapernya double nih. Lo bakso telor pakai mie kuning kan?" tanpa sadar Sandy terus mengoceh hal yang membuat Shanum makin heran.
Kini senyum di wajah Shanum menghilang, berganti rasa curiga. "Lo tau darimana kalo gue suka Bakso Simon? Selera gue juga lo tau. Kayaknya gue enggak pernah deh makan bakso Simon sama lo!"
Sekarang gantian senyum di wajah Sandy yang menghilang. Ia bingung harus menjelaskan dengan cara apa.
"Eh... maaf. Gue salah. Gue mikirnya lagi jalan sama Linda. Biasanya kalau gue ajak makan di Bakso Simon, Linda tuh suka pakai bakso telor dan mie kuning. Memangnya lo seleranya sama juga?" untungnya Sandy cepat menemukan alasan yang tepat. Kalau tidak Shanum bisa makin mencurigainya nanti.
"Oooh... Kok bisa sama ya seleranya. Pantas aja, gue pikir lo suka stalking gue." jawab Shanum.
"Dih! Enggak ada kerjaan banget stalking hidup lo! Bisa tidur pules 6 jam sehari aja udah bersyukur gue! Boro-boro sempet stalking lo!" jawab Sandy dengan pedasnya.
Shanum jadi tak enak hati. Sandy yang tadi baik bahkan berbagi kebahagiaan dengannya kini menjadi Sandy yang jutek lagi seperti biasa.
Shanum menyesali sikapnya yang terlalu curiga. Seharusnya Ia diam saja dan menikmati kedekatannya dengan Sandy.
"Iya. Maaf. Gue cuma becanda aja. Tapi lo bener sehari tidur paling lama cuma 6 jam aja?" tanya Shanum penasaran. "Enggak pusing gitu?"
"Udah biasa. Time is money. Sukses tuh dimulai dari sekarang. Gue enggak mau membuang waktu, yang ujung-ujungnya nanti ditinggal sama orang yang disayang!" sindir Sandy sambil menatap sebal ke arah Shanum.
"Dih ngeliat gue sampai sebegitunya. Kayak gue pelakunya aja!" balas Shanum.
"Emang lo yang.... Udah ayo kita jalan sekarang!" Sandy melemparkan helm yang tadi Shanum pakai. Untunglah Shanum sigap. Ia menangkap helm yang Sandy lemparkan padanya.
"Pelan-pelan dong! Kalau kecebur got gimana?" omel Shanum sambil naik ke atas motor.
"Gampang! Beli yang baru!" Sandy pun melajukan motornya menuju Bakso Simon.
Tak mau meladeni Sandy yang terus menerus emosian kala berbicara dengannya, Shanum pun memilih diam. Awalnya Shanum sempat kesal karena Sandy amat jutek dengannya. Kini Shanum sudah memaklumi sifat Sandy, karena Ia tahu Sandy aslinya tidak seperti itu.
Mereka pun sampai di Bakso Simon. Sandy tersenyum melihat Bakso Simon yang masih jualan, sedangkan di tahun 2021 sudah tak ada lagi.
"Masih jualan ternyata." gumam Sandy. Shanum yang mendengarnya kembali dibuat bingung.
"Memang masih jualan. Kok lo ngomongnya kayak nih tukang bakso udah tutup lama gitu!" celetuk Shanum.
"Udah ah jangan bawel! Ayo masuk! Taro tuh helm diatas spion!" Sandy pun masuk ke dalam warung bakso dan meninggalkan Shanum di parkiran motor.
"Iiiih tungguin!" Shanum bergegas menaruh helm dan menyusul Sandy masuk ke dalam warung bakso.
"Pak bakso dua. Yang satu bakso telor pakai mie kuning. Satu lagi bakso urat gedenya dua, pakai mie kuning juga. Minumnya es campur aja dua-duanya!" Sandy memesan seakan sudah sering makan disini.
Sandy pun memilih tempat duduk yang biasa Ia dudukki bersama Shanum, diikuti Shanum yang duduk di depannya.
"Kayaknya lo hapal banget tempat ini. Sering kesini? Bukannya jauh dari rumah lo?" tanya Shanum.
"Udah ah jangan banyak nanya. Gue laper. Ntar aja nanyanya kalo udah selesai makan." belum lama Sandy bicara, pesanan mereka pun datang.
Tanpa babibu lagi, Sandy langsung menuangkan saos dan sambal lalu memakan baksonya dengan lahap.
"Hmm... Rasanya masih tetap sama kayak dulu." komentarnya membuat Shanum kembali mengernyitkan keningnya. Mau bertanya takut diomelin lagi.
Selesai makan barulah Sandy mengajak Shanum ngobrol. "Lo udah pacaran sama Kemal?"
Pertanyaan Sandy membuat Shanum tersedak. Sandy mengambilkan segelas air mineral dan memberikannya pada Shanum. "Kebiasaan banget sih kalau makan suka tersedak! Bahaya tau! Minum dulu!" omel Sandy.
Shanum menuruti apa yang Sandy minta. Setelah tenang Ia pun memberanikan diri bertanya pada Sandy. "Kenapa lo mikir kalau Kemal suka sama gue? Gue sama dia tuh cuma temenan aja dari kecil. Sahabatan."
"Lo mah bo doh dipelihara. Enggak bisa lihat apa tuh Kemal suka sama lo? Kalo sama dia bisa bahagia hidup lo. Calon dokter tuh anak!" celetuk Sandy.
Shanum kembali mengernyitkan keningnya. "Tau darimana lagi lo kalo Kemal bercita-cita jadi dokter? Ih gue makin takut sama lo deh! Lo kayak penguntit gitu."
"Jangan lebay! Gue terlalu sibuk dengan bisnis gue, mana sempet ngurusin lo dan Kemal!" jawab Sandy sambil memakan es campurnya.
"Lebay? Apa itu?"
Sandy menepuk keningnya. Lagi-lagi Ia keceplosan. Kenapa kalau dengan Shanum Ia suka bicara seenaknya aja ya?
"Berlebihan maksudnya. Lo salah denger kali!" bisa aja Sandy ngelesnya.
"Terus lo tau dari mana?" tanya Shanum lagi.
"Tau dari data mahasiswa waktu ospek. Enggak sengaja gue lihat Kemal nulis dia mau jadi dokter." jawab Sandy asal.
"Ooohhh... Terus lo tau Kemal suka sama gue dari mana?" Shanum kalau belum mendapat jawaban yang Ia mau akan terus bertanya.
"Tau aja. Gue kan cowok. Bisa tau mana yang disuka sama sesama cowok." jawab Sandy lagi-lagi asal.
"Lo salah! Kemal sukanya sama Siska. Bukan sama gue!" jawab Shanum penuh percaya diri.
Sandy tertawa terbahak-bahak saat mendengarnya. "Terserah lo deh. Dikasih tau gue enggak percaya. Kalo nanti dia nembak lo, mo kasih gue apa?"
"Lo maunya apa?" Shanum merasa tertantang dengan perkataan Sandy.
"Hmm...Emangnya berani ngabulin permintaan gue?" tantang Sandy lagi.
"Berani! Lo juga berani enggak kalau kalah ngabulin permintaan gue?"
"Emang apa permintaan lo?" tanya Sandy.
"Gue mau lo putus sama Linda. Berani enggak lo?" wah Shanum kalo udah debat jago loh.
"Oke. Tapi kalau gue menang, lo harus kabulin permintaan gue!" tantang Sandy.
"Oke! Lo mau apa?" Shanum tak mau kalah dari Sandy.
Sandy tersenyum penuh arti. Dimajukannya tubuhnya mendekati Shanum dan dibisikkannya dengan pelan permintannya. "Gue mau lo kasih keperawanan lo sama gue!"
Mata Shanum terbelalak mendengar permintaan Sandy. Permintaan paling tak masuk akal dalam hidupnya.
****
Hi Semua! Terima kasih udah baca novel ini sampai bab terbaru. Jangan lupa like, komen dan add favorit kalian ya. Luv u all.... 🥰🥰🥰🥰😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
AL-Fhyank Husein Mattola
jd oenadaran
2021-11-20
0
Ghanie_zeroone
😍
2021-11-12
0
lien
di kasih kesempatan kok mlh makin ga bener ya,???
2021-11-01
1