Bab 9

"Memangnya lo beneran suka sama gue? Kok pengen gue jadi pacar lo sih?" tanya Linda malu-malu.

"Iya jelas suka dong. Kamu tuh udah menarik perhatian aku sejak pertama kali melihat kamu. Apalagi pas di ospek. Kok bisa sih kamu tetap terlihat cantik meskipun banyak kunciran di rambut kamu dan pita warna-warni?" Sandy mengubah panggilan gue-lo menjadi aku-kamu. Membuat Linda merasa semakin diistimewakan oleh Sandy.

"Ah masa sih? Padahal muka aku tuh kucel banget." Linda tersipu malu. Ia pun ikut ber aku-kamu.

"Jadi kamu mau kan jadi pacar aku?" tanya Sandy lagi.

Linda mengangguk, mengiyakan permintaan Sandy. Debaran jantungnya sangat kencang, membuatnya takut kalau Sandy akan mendengar betapa kencangnya suara jantungnya berdebar.

"Terima kasih Tuhan... Kau telah memberikanku kekasih secantik Linda." Sandy mengangkat kedua tangannya, akting yang sangat jago sampai membuat Linda kembali terbang ke langit ke tujuh. Dan sejak hari itu mereka pun mulai berpacaran.

Kabar tentang hubungan asmara antara Sandy dan Linda pun cepat tersebar luas di seantero kampus. Sandy yang duduk selalu di sebelah Linda seakan memamerkan hubungan mereka.

Ada yang mengatakan kalau mereka amat cocok. Cantik dan tampan. Dan tak jarang pula ada yang nyinyir dan mengatakan kalau mereka tak akan bertahan lama.

"Bapak akan membagi tugas kelompok berdasarkan absen ya. Tiap kelompok akan bertugas mengumpulkan makalah mengenai komunikasi dalam bisnis. Karena kalian ada 40 orang, maka tiap kelompok dibagi menjadi 4 orang. Agar gampang, Bapak bagi sesuai urutan absen. Kalian bisa membaur dengan rekan kelompok kalian saat ini." perintah dosen yang sedang mengajar di kelas Sandy.

Seperti sudah suratan takdir. Sandy bisa mengelak dari Shanum, namun ternyata mereka ditakdirkan untuk satu kelompok yang sama.

Sandy, Satria, Shanum dan Siska. Sesuai urutan abjad dalam absen. Sandy terpaksa harus berpisah dengan Linda karena beda kelompok.

Mereka berempat lalu berkumpul di tempat Shanum duduk. Kebetulan Siska memang duduk bersebelahan dengan Shanum karena mereka memang sahabat akrab.

"Wah kita satu kelompok sama Sandy, bisnisman muda kita." sambut Siska dengan penuh semangat saat Sandy datang dan membalikkan kursi di depan Shanum sehingga mereka bisa saling tatap-tatapan.

"Iya. Gue juga seneng bisa satu kelompok sama Shanum yang cantik." puji Satria yang mengikuti Sandy membalikkan kursi sehingga berhadapan dengan Siska.

"Kita bisa jadi team yang hebat nih!" puji Siska, membuat Shanum menunduk malu. Temannya itu memang agak heboh, apalagi kalau berurusan dengan Sandy. Cowok tampan yang terkenal seantero kampus.

"Jadi kita mulai dari mana nih?" tanya Sandy to the point, Ia malas terlalu lama dekat dengan Shanum. Hatinya masih sakit saat membayangkan di masa depan Shanum mencampakkannya saat Ia terpuruk.

"Weits... Sabar, Sob. Baru aja bikin kelompok. Perkenalan diri dulu lah." kata Satria yang ternyata memang ingin memperkenalkan dirinya lebih dekat dengan Shanum. "Kenalin, gue Satria. Dulu sekolah di SMAN 1." Satria pun menjabat tangan Shanum dan Siska satu persatu.

Dalam sekali lihat, Sandy bisa tahu kalau Satria mengincar Shanum. Ia bisa bedakan mana cowok yang naksir cewek dan mana yang cuma gombal doang. Satria masuk kategori yang naksir Shanum.

"Ayo gantian dong! Kalian juga!" tunjuk Satria pada yang lainnya.

"Gue enggak usah. Udah pada kenal juga." kata Sandy dengan dingin.

"Yaudah gue aja. Nama gue Siska, asal Magelang. Kost deket sini." Siska menyikut lengan Shanum.

"Oh iya, nama gue Shanum." kata Shanum singkat.

Sandy tak kuasa menyunggingkan seulas senyum. Shanum tak pernah berubah sejak dulu. Suka malu dan grogian.

"Yang panjang atuh Neng kenalannya. Sekolah dulu dimana? Rumah dimana? Ke kampus naik apa? Udah punya pacar apa belum.... ups keceplosan he...he...he..." Satria menertawai perkataannya sendiri.

Sandy menatap ke arah Shanum yang ikut tertawa dengan ulah Satria. Tawa Shanum amatlah cantik. Memamerkan barisan gigi putihnya yang terlihat singkron dengan lesung pipi dan bibirnya yang kemerahan hanya dengan sapuan lip gloss.

Sandy bahkan lupa kapan Shanum tersenyum secantik itu di depannya. Shanum selalu terlihat lelah jika bersamanya. Terkadang malah saat Ia pulang kerja, Shanum sudah tertidur lelap karena kelelahan.

"Udah... Udah... Ayo mulai. Udah cukup basa-basinya. Jangan kebanyakan ngegombal!" potong Siska.

Mereka pun memulai kerja kelompok pertama mereka. Berkumpul di perpustakaan untuk mencari bahan materinya. Berhubung perpustakaan mulai ramai, mereka pun memutuskan melanjutkannya besok di tempat tongkrongan sekaligus kerajaan bisnis Sandy.

Shanum yang sampai lebih dahulu di cafe milik Sandy. Ia menatap takjub dengan usaha yang dimiliki Sandy. Rasa kagumnya pada Sandy mulai tumbuh, meskipun sejak awal Sandy terlihat amat sebal padanya.

"Duduk dulu. Kita kerjain disini dulu aja, nanti kalau di depan udah mulai sepi kita pindah. Jam segini banyak anak-anak nongkrong sambil main PS. Mau minum apa?" tanya Sandy sambil mempersilahkan Shanum masuk ke kamarnya yang terletak di belakang.

"Kamu tinggal disini?" tanya Shanum.

"Enggak usah kepo!" jawab Sandy ketus.

"Kepo? Apa itu?" tanya Shanum bingung.

"Bahasa masa depan. Artinya banyak ingin tahu urusan orang!" terang Sandy masih dengan suara ketusnya.

"Oh itu toh artinya. Aku enggak kepo kok. Cuma basa-basi aja. Enggak kamu jawab juga enggak apa-apa." jawab Shanum dengan santainya.

"Aku ngambilin minum dulu! Sekalian liat-liat yang lain udah datang belum."

"Aku boleh liat-liat koleksi buku kamu enggak?" tanya Shanum meminta ijin. Ia takut Sandy malah tambah jutek padanya.

"Terserah!" kata Sandy, lalu meninggalkan Shanum.

Shanum melihat-lihat koleksi buku Sandy. Matanya tertuju pada selembar foto yang terselip di salah satu buku yang Ia ambil.

Buku The Magic Of Thinking Big karangan David J Schwartz. Bacaan yang amat jarang dibaca oleh anak muda jaman sekarang, yang lebih menyukai bermain games atau nongkrong di mall.

Ada selembar foto terselip di salah satu halaman dalam buku tersebut. Shanum mengambil foto yang jatuh di pahanya. Foto yang seukuran dompet.

Shanum amat kaget melihat foto yang Ia lihat. Foto bayi tersebut amat mirip dengan dirinya. Lebih tepatnya mirip dengan foto saat Ia masih bayi dulu.

Siapakah bayi tersebut? Yang jelas bukan foto dirinya karena hasil fotonya amat bagus. Bayi itu sedang tersenyum, memamerkan pipi gembilnya yang memerah.

"Apa yang kamu lakukan?" Shanum terlonjak kaget mendengar pertanyaan Sandy yang baru saja datang dengan membawa 4 minuman di tangannya.

"Er....Itu.... Aku lagi lihat buku kamu." jawab Shanum dengan gugup. Ia seperti sedang ketahuan mencuri.

Terpopuler

Comments

Bouns Kurnia

Bouns Kurnia

top

2022-02-22

0

Win_dha88

Win_dha88

drama Korea juga ada yg cerita nya mirip2 gini...
lupa apa judul nya...
pemeran utama cewek nya Kang Nara...
yang cowo nya lupa nama nya...
second lead male nya Jang Ki yong...

2021-12-08

1

@Abiansyah449

@Abiansyah449

Gini nih waktu kembali ke masa lalu tapi otaknya gak ikutan.

2021-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 30
33 Bab 31
34 Bab 32
35 Bab 33
36 Bab 34
37 Bab 35
38 Bab 36
39 Bab 37
40 Bab 38
41 Bab 39
42 Bab 40
43 Bab 41
44 Bab 42
45 Bab 43
46 Bab 44
47 Bab 45
48 Bab 45
49 Bab 46
50 Bab 47
51 Bab 47
52 Bab 48
53 Bab 49
54 Bab 50
55 Bab 51
56 Bab 51
57 Bab 52
58 Bab 53
59 Bab 54
60 Bab 55
61 Bab 56
62 Bab 57
63 Bab 58
64 Bab 59
65 Bab 60
66 Bab 61
67 Bab 62
68 Bab 63
69 Bab 64
70 Bab 65
71 Bab 66
72 Bab 67
73 Bab 68
74 Bab 69
75 Bab 70
76 Bab 71
77 Bab 72
78 Bab 73
79 Bab 74
80 Bab 75
81 Bab 76
82 Bab 77
83 Bab 78
84 Bab 79
85 Bab 80
86 Bab 81
87 Bab 82
88 Bab 83
89 Bab 84
90 Bab 85
91 Bab 86
92 Bab 87
93 Bab 88
94 Bab 89
95 Bab 90
96 Bab 91
97 Bab 92
98 Bab 93
99 Bab 94
100 Bab 95
101 Bab 96
102 Bab 97
103 Bab 98
104 Bab 99
105 Bab 100
106 Bab 101
107 Bab 102
108 Bab 103
109 Bab 104
110 Bab 105
111 Bab 106
112 Bab 107
113 Bab 108
114 Bab 109
115 Bab 110
116 Bab 111
117 Bab 112
118 Bab 113
119 Bab 114
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 30
33
Bab 31
34
Bab 32
35
Bab 33
36
Bab 34
37
Bab 35
38
Bab 36
39
Bab 37
40
Bab 38
41
Bab 39
42
Bab 40
43
Bab 41
44
Bab 42
45
Bab 43
46
Bab 44
47
Bab 45
48
Bab 45
49
Bab 46
50
Bab 47
51
Bab 47
52
Bab 48
53
Bab 49
54
Bab 50
55
Bab 51
56
Bab 51
57
Bab 52
58
Bab 53
59
Bab 54
60
Bab 55
61
Bab 56
62
Bab 57
63
Bab 58
64
Bab 59
65
Bab 60
66
Bab 61
67
Bab 62
68
Bab 63
69
Bab 64
70
Bab 65
71
Bab 66
72
Bab 67
73
Bab 68
74
Bab 69
75
Bab 70
76
Bab 71
77
Bab 72
78
Bab 73
79
Bab 74
80
Bab 75
81
Bab 76
82
Bab 77
83
Bab 78
84
Bab 79
85
Bab 80
86
Bab 81
87
Bab 82
88
Bab 83
89
Bab 84
90
Bab 85
91
Bab 86
92
Bab 87
93
Bab 88
94
Bab 89
95
Bab 90
96
Bab 91
97
Bab 92
98
Bab 93
99
Bab 94
100
Bab 95
101
Bab 96
102
Bab 97
103
Bab 98
104
Bab 99
105
Bab 100
106
Bab 101
107
Bab 102
108
Bab 103
109
Bab 104
110
Bab 105
111
Bab 106
112
Bab 107
113
Bab 108
114
Bab 109
115
Bab 110
116
Bab 111
117
Bab 112
118
Bab 113
119
Bab 114

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!