Sandy
Ibu. Wanita terbaik yang selalu terekam dalam benakku. Wanita paling lembut dan penuh kasih yang selalu menyayangiku tanpa pamrih.
Sayangnya aku merasakan kasih sayang Ibu tak sampai aku menikah. Ya, Ibu sudah meninggal. Tepatnya di tahun 2005.
Ibu didiagnosis menderita kanker rahim stadium akhir. Ibu menyembunyikan penyakitnya dari Bapak dan aku. Kalau saja aku tahu sebelumnya, maka aku akan lebih memperhatikan ibu dan melimpahinya banyak kasih sayang.
Aku adalah anak satu-satunya. Menurut cerita Ibu, setelah melahirkanku Ia kerap kali keguguran dam harus sering di kuret. Mungkin itu yang menyebabkan Ibu menderita kanker rahim. Entah karena proses kuret yang tak bersih atau memang sudah jalan hidupnya.
Melihat Ibu berdiri dengan sehat dan segar bugar sambil menyapu halaman rumah membuatku amat senang. Sudah hampir 16 tahun aku tak bisa melihat wajah ibu, apalagi merasakan pelukan hangatnya.
Aku menguatkan kakiku. Aku lalu menghambur ke pelukan Ibu. Memeluknya seerat mungkin, sebisaku.
"Ibu....." aku bahkan tak sadar sudah menangis di pelukan Ibu. "Maafin Sandy, Bu.... Maafin Sandy..."
"Loh kamu kenapa toh Le? Datang-datang langsung meluk Ibu dan minta maaf? Ayo kamu bolos sekolah lagi ya? Atau Ibu harus dipanggil sama guru BP kamu?" walau sambil ngomel tetap saja Ibu mengusap punggungku dengan penuh kelembutan.
Air mata kembali mengalir di pipiku. Betapa aku sangat merindukan momen seperti ini. Momen dimana aku bisa kembali memeluk Ibuku dengan hangat, bukan memeluk batu nisannya sambil menaburkan bunga diatas kuburannya.
"Wes... Sudah... Sudah. Kamu dari mana toh? Semalam kamu enggak pulang. Nanti Bapak kamu ngomel. Untung saja Bapak kamu lagi dines keluar kota. Kalau ketahuan bisa digebuki pakai gesper kamu!" omel Ibu.
Bukannya menjawab aku yang sudah melepaskan pelukan malah menatap wajah Ibu makin lekat. Seperti mimpi rasanya. Bisa melihat wajah Ibu dan memeluknya lagi.
"Kenapa diam saja? Laper? Ibu nanti ceplokin telor buat kamu! Ibu nanggung ini nyapu halamannya. Daun kedongdongnya rontok terus, halaman jadi kotor!" gerutu Ibu.
Kenapa sekarang suara gerutuan Ibu terdengar amat merdu ya? Bagaimana bisa dulu aku menganggap gerutuan Ibu bagai kaset kusut? Ah itulah, kalau sudah tiada baru terasa.
"Aku aja yang sapuin. Ibu buatin makan buatku saja!" kataku sambil tersenyum.
"Wah tumben banget kamu rajin! Kamu enggak enak badan? Coba sini Ibu periksa." Ibu beneran menempelkan telapak tangannya ke keningku lalu membandingkannya ke keningnya. "Enggak panas kok. Tapi kelakuan kamu aneh. Mau minta tambahan uang jajan ya?"
Aku menggeleng. Kuambil sapu yang ada di tangan Ibu. "Beneran, aku mau bantuin Ibu. Sudah Ibu masuk saja. Nanti pas Ibu keluar sudah rapi semua."
"Yaudahlah kalau kamu maksa. Ibu buatin telor ceplok dulu buat kamu." Ibu pun meninggalkanku dan masuk ke dalam rumah.
Aku tersenyum dan menyapu halaman dengan penuh rasa bahagia. Kemudian aku teringat sesuatu. Bagaimana mungkin aku bisa kembali lagi ke tahun 2000?
Sambil menyapu aku mengingat-ingat ada kejadian ganjil apa yang terjadi. Pertama, aku merasa aneh dengan clubnya. Aku sering lewat daerah sana tapi baru sekali ini kulihat berdiri sebuah club. Kupikir awalnya memang aku kurang memperhatikan, tapi ternyata memang agak aneh ternyata.
Lalu minuman yang disajikan oleh bartendernya. Aku bukan alkoholik, jadi sebenarnya minum sedikit saja seharusnya sudah membuatku mabuk tapi anehnya aku biasa saja.
Oh iya, aku ingat! Saat aku minum alkohol bergambar bulan sabit itu. Aku rasanya baru tau ada minuman seperti itu.
"Minum setengahnya saja cukup. Minum lagi sisanya kalau mau balik lagi kesini!"
Aku teringat lagi perkataan orang yang memberikan minuman itu. Aku mencoba mengingat-ingat bagaimana wajahnya.
Kami sepertinya sepantaran. Pakaian yang dikenakannya semua serba hitam. Dari kemeja, celana sampai sepatu. Bahkan jam tangannya bertali hitam.
Apa mungkin maksud perkataannya kalau mau kembali ke tahun 2021 aku harus minum minuman itu lagi?
Aku memeriksa WB (waist bag) yang kupakai. Minuman itu masih ada disana. Minuman berbotol hitam dengan gambar bulan sabit. Sama persis dengan yang kuminum semalam.
Ternyata ini semua bukan mimpi. Aku beneran kembali ke tahun 2000. Buktinya Ibu masih hidup. Buktinya aku kembali berumur 15 tahun.
"Tuh kan bukannya disapuin malah bengong!" aku terkejut mendengar suara Ibu. Untung saja botol minuman ini tidak jatuh. Kalau pecah mungkin aku tidak bisa kembali ke tahun 2021. Huft...
"Iya, Bu. Sandy lanjut sapuin lagi." kataku sambil diam-diam memasukkan lagi minuman ke dalam waist bag. Bisa gawat kalau ketahuan Ibu.
"Sudah enggak usah. Ibu saja. Kamu makan dulu sana habis itu mandi. Bau begitu. Pasti kamu belum mandi kan?" Ibu mengambil sapu dari tanganku dan mendorongku masuk ke dalam rumah.
"Tau aja kalau aku lapar dan belum mandi. Aku makan dulu baru mandi."
"Iya sudah sana!"
Aku masuk ke dalam rumah. Benar-benar rumah sebelum renovasi. Kursinya masih kursi kayu yang sudah lama dibuang karena dimakan rayap dan sekarang sudah diganti sofa oleh Bapak.
Aku langsung mencuci tangan dan menikmati makanku yang sudah Ibu sediakan. Ada telor ceplok dan ikan asin serta sambal terasi khas Ibu.
Selama makan air mataku terus saja mengalir. Bukan karena pedas, tapi aku amat merindukan sambal buatan Ibu. Telor ceploknya juga terasa berbeda. Mungkin karena banyak cinta di dalamnya jadi lebih enak.
Selesai makan aku pun membersihkan tubuh dan masuk ke dalam kamarku. Ibu pasti sudah membereskan kamarku. Seprai tertata rapi dan lantai keset sehabis dipel.
Aku jadi teringat rumahku yang suka diberantaki Sally. Kalau aku kembali ke tahun 2000, berarti aku belum mengenal Shanum dong?
Apa aku bisa merubah takdirku juga? Aku teringat dengan cinta pertamaku, Linda. Apa aku bisa mengubah Linda menjadi istriku kelak?
Di tahun 2021 Linda adalah seorang pebisnis hebat. Cantik, hebat dan sukses. Pasti aku juga akan jadi pengusaha sukses jika bersama dia. Aku bisa memperbaiki takdir burukku jika aku merubahnya dari sekarang.
Pertama, mengganti istri. Jangan menyukai Shanum! Mulai memacari Linda. Kalau aku hidup dengan Linda, aku bisa hidup dengan kaya raya. Ya, pasti itu. Dan aku tidak akan berakhir dengan digugat cerai seperti yang kualami sekarang.
Kalau melihat tahunnya, berarti tahun ini aku masuk SMA. Kehidupanku yang baru akan dimulai. Aku bisa merubah takdirku. Merubah masa depanku. Merubah segala hinaan yang aku terima kemarin.
Aku bisa memulai bisnis dari sekarang. Dan aku akan menjadi orang kaya nanti saat tahun 2021. Tak ada lagi cerita dilempari straples, digunjingi teman sekantor dan yang pasti tak akan ada yang berani menggugat ceraiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor 😝😄💪👍👍👍
2023-06-13
2
Eros Hariyadi
Like and Favorit 😄💪👍👍👍
2023-06-13
2
im3ld4
duh bu.. pertanyaannya bikin inget emak 🤧
2023-05-18
1