Pagi ini Richard bersiap pergi ke kantor bersama Tommy ayahnya. Tidak ingin semobil dengan pria yang suka mengaturnya, Richard memilih membawa mobilnya sendiri meluncur menuju perusahaan batu bara yang kantornya terpusat di kota ini.
"Selamat pagi Pak...," sapa seorang petugas keamanan membukakan pintu untuk Richard.
"Pagi...," sahut Richard hangat.
Pernah bekerja di kantor ini sebelumnya, membuat pegawai lain tahu siapa sosok pria tampan berwajah blasteran itu.
Richard di sambut oleh seorang wanita yang bekerja sebagai sekretaris pribadi ayahnya bernama Celin.
"Selamat pagi Pak Richard," sapanya sopan.
"Pagi. Apa Pak Tommy sudah sampai?"
"Sudah Pak. Beliau belum lama tiba," sahutnya berjalan di samping anak pemimpin tempatnya bekerja.
Richard harus memanggil ayahnya sendiri dengan sebutan Bapak selama bekerja di perusahaan ini.
Tommy sering mengatakan kalau di kantor dia adalah atasannya, dan wajib bagi Richard untuk memanggil dia begitu sama seperti pegawai yang lain.
"Jam berapa rapat bersama pemegang saham?"
"Jam sepuluh Pak. Nanti sebelum rapat dimulai, Pak Richard diminta bertemu dengan beberapa pemegang saham yang lain secara pribadi."
Richard mengangguk dan masuk ke dalam lift bersama Celin. Wanita muda berparas cantik dengan kesan elegan dan juga seksi, terlihat mempesona dimata siapa saja yang melihat.
Wanita itu sudah bekerja selama tiga tahun bersama ayahnya Tommy. Celin juga beberapa kali ikut makan malam bersama keluarga mereka setiap kali ada acara apapun.
"Gimana kabar Lo, Chad?" tanya Celin mendekati pria penuh pesona itu.
Sedikit bersandar di lengannya, wanita itu mulai bersikap berani dengan menggesek-gesekkan dadanya.
Siapa yang tidak tahu sepak terjang Richard diluar sana, pria yang sering bermain-main dengan wanita yang dia temui di club malam bersama teman-temannya.
"Jaga sikapmu Celin!" sentak Richard tidak suka.
Wanita ini memang sejak dulu berusaha mendekatinya. Tapi jika di depan keluarganya ataupun orang lain, Celin akan bersikap sangat manis dan sopan. Tidak seperti sekarang jika mereka sedang berdua seperti ini.
"Jangan marah Chad ... gue cuma pengen nyapa lo aja hari ini. Setelah ini kita akan sering habisin waktu bersama. Kalo gue mau, gue bisa dapetin Lo dalam satu malam!" ujarnya percaya diri.
"Wanita gila! Minggir!" dorong Richard setelah pintu lift terbuka.
Sepertinya dia harus mengganti sekretaris untuk menghindari gosip-gosip tidak enak tentangnya di kantor ini.
Apalagi sekarang semua orang tahu kalau Richard sudah bertunangan dengan desainer terkenal di negara ini. Dia harus pintar-pintar dalam bertindak dan mengambil keputusan nanti.
Ah ... Richard jadi rindu dengan Amanda. Wanita itu tidak menghubunginya sejak perdebatan mereka sore itu.
Sedikit kesal Celin berjalan mengikuti Richard dari belakang. Otak liciknya sedang memikirkan sebuah rencana untuk bisa menjebak Richard nanti.
"Duduklah...," pinta Tommy setelah Richard masuk ke dalam ruangannya. "Tolong buatkan kopi, Celin." sambungnya pada sekretarisnya itu.
"Baik Pak," sahut Celin keluar menutup pintu.
"Kita akan mengadakan rapat intern bersama anggota pemegang saham yang lain, sebelum rapat umum dimulai. Aku ingin kamu meyakinkan orang-orang yang selama ini mendukung Daddy di perusahaan ini. Pukau mereka dengan baik, agar mereka bisa yakin memilihmu menjadi pengganti Daddy."
"Ok kalo itu mau Daddy. Tapi, nanti kalo aku berhasil dapetin posisi itu ... yang pertama ingin aku lakuin adalah mengganti sekretaris! Aku nggak bisa bekerja dengan sekretaris wanita."
"Kenapa? Apa kamu takut tergoda, hm?"
"Yah ... anggap aja begitu." sahut Richard apa adanya.
Dia bukan takut, tapi risih saja jika harus bekerja bersama wanita kegatelan seperti Celin.
Amanda juga pasti akan marah-marah jika mengetahui bagaimana wanita itu sering mendekatinya dengan agresif.
Tunggu ... kenapa gue malah mikirin Amanda? Jelas-jelas dia hanya nganggap pertunangan kita ini boongan. Astaga ... gue pasti udah mulai gila karena wanita itu, pikirnya.
Tommy tersenyum tipis mendengar jawaban anak laki-lakinya. Sepertinya kehadiran Amanda mulai bisa membuat Richard perlahan berubah lebih baik pikirnya.
"Itu terserah kamu, Daddy nggak akan masuk campur lagi dengan semua keputusanmu setelah kamu resmi menjabat menggantikan Daddy."
Benarkah? Semoga saja gumam Richard.
Tepat pukul sepuluh, Richard memasuki ruang rapat bersama Tommy ayahnya.
Sempat berbicara dengan beberapa pendukung Tommy sebelumnya, Richard berhasil meyakinkan anggota pemegang saham yang lain untuk mendukungnya maju menggantikan Tommy di kursi direktur utama.
"Seperti yang kalian ketahui, aku akan mengakhiri jabatanku di perusahaan ini Minggu depan. Aku berterima kasih karena selama ini, kita semua sudah bekerja dengan sangat baik hingga perusahaan kita bisa maju seperti sekarang. Aku ingin mencalonkan anakku Richard, untuk menggantikan posisiku di perusahaan ini. Tapi, seperti biasa sesuai dengan peraturan kita sebelumnya. Kita akan mengambil suara untuk pemilihan ini!" ujar Tommy penuh wibawa menatap satu per satu pemegang saham yang hadir di rapat umum hari ini.
Richard duduk di samping ayahnya dengan tenang, sampai terdengar jumlah pemilih yang lebih dari setengah memilihnya menggantikan Tommy.
"Baiklah, karena semua sudah mengambil suara. Keputusan hari ini adalah Richard Klose akan menggantikan posisiku di perusahaan ini sebagai direktur utama!"
Tepuk tangan meriah langsung terdengar memenuhi ruang rapat. Richard berdiri dan sedikit membungkukkan badan memberi hormat sebagai ucapan terima kasih atas kepercayaan anggota pemegang saham padanya.
Richard diberikan kesempatan untuk memberikan satu dua buah kata, sebagai sambutan pertamanya menjabat sebagai direktur baru di perusahaan ini.
Pemegang saham yang rata-rata masih lebih senior darinya menatap Richard penuh kepercayaan. Mereka yakin kalau Richard mampu membawa perusahaan mereka lebih maju lagi kedepannya.
"Kamu sama hebatnya dengan ayahmu, selamat untukmu Richard...."
"Bekerjalah dengan baik, kami mengandalkanmu."
"Kami senang kamu akhirnya memilih bekerja disini menggantikan ayahmu. Selamat bergabung Richard!"
Ucapan selamat dari para pemegang saham menyapa Richard, sebelum mereka keluar meninggalkan ruang rapat.
Meski dulu sempat meninggalkan perusahaan karena tidak mampu mengikuti perintah ayahnya yang suka mengatur dan tidak percaya dengan apa yang dia kerjakan, tapi hari ini Richard akan mulai membuktikan pada Tommy kalau dia bisa bekerja dengan baik. Tanpa harus terbebani lagi dengan sikap otoriter ayahnya.
.
.
.
.
.
.
**Sekedar informasi guys...
Author punya karya juga di platform G**d N*vel,,
Masih On Going dan sudah up sampai bab 50...
Penasaran?
Kalian bisa mampir kesana dan cari judul Boss Mafia, I Love You...
Dijamin bakal baper dengan pasangan yang lainnya disana...
Terima kasih 🌹🌹🌹🌹**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
putia salim
celin tuch cocoknya sm si arsi,
si gatel dan si sapi burik😀
2022-07-16
0
Erah R zaelani
semangt ricard
2022-03-15
0
Trisna Tris
selamat Ricard... semangat....
2022-01-05
0