Di Pergoki

Bunyi dering ponsel di atas meja nakas memaksa Amanda untuk membuka matanya yang masih berat.

Entah mengapa sekujur tubuhnya terasa sangat sakit, dengan susah payah Amanda meraih benda segi empat itu dan langsung mengangkatnya tanpa melihat nama pemanggil.

"Halo...."

"Ini siapa?" Suara dari seberang sana terdengar terkejut.

"Lo yang siapa? Lo, kan yang duluan telpon gue!"

"Lah iya emang, tapi inikan nomor ponsel Richard. Kenapa bisa ada sama kamu?"

Amanda mengernyit, masih dengan mata yang terpejam. Wanita itu mencoba mengingat-ingat siapa nama yang disebutkan si penelepon di ujung sana.

"Richard? Richard siapa? Jangan ngada-ngada kalo ngomong Mbak ... udah yah, jangan ganggu pagi gue lagi!"

Amanda langsung memutuskan panggilan telepon tersebut tanpa mendengar jawaban si penelpon.

Wanita itu melempar ke lantai ponsel yang dia pegang dan berbalik memeluk bantal guling kesayangannya di samping.

Kenapa bentuknya jadi aneh begini? Amanda mengusap-ngusap sesuatu yang dianggapnya adalah bantal guling. Sesuatu yang dia usap itu terasa bergelombang dengan kelembutan yang berbeda.

Perlahan, Amanda mencoba membuka kedua matanya dan begitu terkejut melihat sosok lelaki yang tengah tertidur pulas di sampingnya.

"Aaaaaa...."

Teriakan Amanda berhasil membuat Richard terkejut dan langsung bangun terduduk.

"Siapa Lo? ngapain lo dikamar gue?" teriak Amanda lagi.

Wanita itu ikut terduduk di samping Richard yang tidak memakai atasan apapun ditubuhnya.

"Lo bisa nggak sih nggak teriak-teriak begitu Manda?" sahut Richard santai dan terpaku pada dua gunung tanpa penutup itu.

"Ini masih pagi dan Lo malah godain gue kayak semalam Manda?"

"Apa maksud Lo? Siapa yang godain Lo? Lo siapa? Kenapa bisa ada dirumah gue, hah?!"

Amanda tidak sadar kalau dia bahkan tidak memakai sehelai benangpun saat ini, dua gunungnya terpatut indah di depan mata Richard.

Lelaki itu semakin tergoda saat keduanya bergerak-gerak bebas mengikuti gerakan sang pemilik.

Sadar dirinya tengah diperhatikan oleh lelaki yang tidak dia kenal ini, Amanda kembali berteriak saat mengetahui kalau dia sama polosnya dengan Richard.

"Aaaaaa...."

Richard yang kaget refleks menutup mulut Amanda dan menyandarkan dia ke headboard ranjang.

"Lo tuh emang paling demen teriak yah? Dari tadi malam nggak ada capek-capeknya Lo teriak astaga...," gemas Richard mencondongkan wajahnya dekat dengan Amanda.

"Mmmm...."

"Apa? Gue nggak akan lepasin tangan gue dari mulut Lo, kalo Lo masih teriak lagi!"

Amanda menggeleng dengan manik mata memohon, masalahnya tangan kekar lelaki itu berbau cairan menyengat yang membuat dia mual seketika.

"Ok ... gue lepasin yah, asal Lo janji gak teriak lagi!"

Amanda mengangguk cepat, dengan menahan rasa mual yang semakin menyerangnya.

"Eh tapi, nggak jadi deh. Lo pasti bakal ceramahin gue panjang lebar setelah sumpalan tangan gue di mulut Lo, gue lepas!" ujar Richard menggoda wanita yang semalam menghabiskan waktu dengannya.

Amanda menggeleng masih dengan tatapan memohon, dasar brengsek gumamnya!

"Beneran nggak?" Amanda mengangguk. "Ok, gue lepas yah...."

Richard melepaskan tangan kekarnya dari mulut Amanda, dan langsung di dorong kuat oleh wanita berkulit putih itu.

Merasa akan muntah, Amanda bangkit berdiri dan lari menuju kamar mandi yang pintunya terbuka lebar. Dia lalu memuntahkan isi dalam perutnya karena terlalu lama mencium aroma lengket khas lelaki dari tangan Richard.

"Lo kenapa sih?" tanya Richard bersandar di depan pintu.

Dua orang berbeda jenis kelamin itu tidak memakai sehelai benangpun ditubuh mereka.

"Dasar gila! Ngapain lo nggak pake baju begitu?" teriak Amanda lagi menutup matanya.

"Lo nggak sadar yah, Lo juga gak pake baju Manda ... Lo sengaja yah mau godain gue kayak tadi malam?"

Richard berjalan mendekati Amanda yang seketika mundur ke belakang. "A-apa maksud Lo?"

"Lo lupa kalo semalam Lo maksa pengen gue temenin, bahkan sampe ngomong mau bayar gue perjam?"

"Jangan gila! Gue nggak pernah ngomong begitu! Lagian Lo siapa sih? Lo nyulik gue yah dari club tadi malam?"

Richard tertawa sarkas dengan pandangan mata berbeda, Amanda langsung ketakutan melihatnya.

"Apa perlu gue ingatin Lo lagi tentang kegiatan kita semalam Manda? Lo bahkan nggak berhenti teriak-teriak dibawah gue."

Mendengar ucapan Richard, Amanda refleks menutup dua bukit penuh stempel kepemilikan itu. Richard benar-benar menggempurnya habis-habisan sampai hampir pagi.

"Ngapain lo tutup Manda? Lo nggak liat itu hasil karya gue di badan Lo?!"

Richard menarik dua tangan Amanda dan membalikkan badannya ke arah kaca kamar mandi.

"Tuh ... Lo liatkan? Semua yang ada disini, sini, sini, sini ... itu semua dari gue!" Tunjuknya bangga pada hampir seluruh lekuk tubuh putih polos Amanda.

Mata bulat dengan manik cokelat tua itu membola sempurna melihat tubuhnya yang penuh warna merah keunguan.

Apa semalam mereka benar-benar melakukannya dengan liar? Bagaimana ini? Aku bahkan tidak mengenal lelaki brengsek ini, gumam Amanda.

"Nggak usah kaget begitu Manda ... gue seneng bisa servis Lo dengan baik semalaman. Lo nggak berhenti ngoceh soal mantan Lo yang pergi ninggalin Lo dengan alasan yang nggak masuk akal menurut gue!"

Apa? Gue bahkan ngomong soal itu sama dia? Amanda merutuki mulutnya sendiri yang selalu ceplas ceplos jika sedang mabuk seperti tadi malam.

"Gue sih nggak masalah, tapi gue kesel aja Lo malah sebutin nama dia saat gue lagi bikin Lo Fly...!"

"Yaudah, kalo gitu anggap aja nggak terjadi apa-apa dengan kita semalam! Gue mabuk, dan gue nggak sadar dengan semua yang udah gue lakuin, Ok? Nanti gue bakal transfer duit kw rekening Lo!" sahut Amanda berjalan menjauh dari Richard.

"Eh, Lo mau kemana?" tahan lelaki itu. "Lo pikir gue cowok murahan yang bisa di bayar gitu?! Gue nggak butuh duit lo, gue cuma butuh tubuh Lo saat ini!" sambung Richard tersenyum smirk.

"Jangan bertingkah gila! Udah gue bilang kalo gue mabuk semalam, gue nggak pernah bersikap begitu sama orang yang baru gue kenal. Kalo Lo nggak mau gue bayar, yaudah nanti gue ganti dengan hal lain!"

"Gue kan tadi bilang, gue nggak butuh duit dan hal lainnya. Gue cuma butuh tubuh Lo!"

Richard menarik kuat tangan Amanda hingga tubuh polos wanita itu terbentur ke dadanya yang bidang.

Sentuhan kedua dari dua bukit tanpa penghalang Amanda membuat miliknya kembali meronta menginginkan kehangatan dari tubuh bagian bawah wanita ini.

"Lo bilang semalam Lo mabuk, kan dan nggak sadar? Kali ini kita bakal ngelakuinnya dengan sadar, biar Lo bisa selalu ingat wajah dan sentakan gue!"

"Dasar gila! Lepasin gue! Gue bakal teriak kalo Lo masih maksa!" sahut Amanda mencoba berontak.

Namun gagal, Richard sudah menggendong dan membawanya ke atas ranjang dan melemparkan tubuh polos Amanda kasar.

"Semalam gue udah ikutin mau Lo untuk temenin Lo, kan? Jadi sekarang, Lo juga harus ikutin mau gue hari ini!"

Tok ... tok ... tok ....

Bunyi ketukan pintu bergantian dengan bunyi bel apartemen Richard, mengganggu aktivitas yang baru saja akan dimulai lelaki itu bersama Amanda.

Merasa memiliki kesempatan, Amanda menendang perut Richard dengan lututnya kuat.

"Aww...," ringisnya.

Amanda segera melompat dari ranjang, berlari masuk ke kamar mandi dan mengunci dirinya di dalam sana.

Sial! Siapa sih yang pagi-pagi gini udah dateng gangguin orang! Richard tidak berhenti menggerutu dan mengambil celana boxer-nya di lantai, memakai itu dengan cepat lalu berjalan keluar kamar menuju pintu depan apartemennya.

"Woi!" teriak Richard marah saat membuka pintu.

"Apa kamu teriak-teriak sama Mommy, Chad?" balas seorang wanita paruh baya yang berwajah mirip dengannya.

"Ma-mama?"

"Kenapa? Kaget? Ngapain kamu di dalem?" sela wanita hamil yang berdiri di samping mamanya.

"Ngapain kesini sih pagi-pagi begini Mom? Sampe bawa bodyguard segala lagi...," sahut Richard setengah menggoda kakaknya yang terlihat seperti pengawal dengan perut besarnya.

"Minggir! Mommy mau lewat, kata kakakmu tadi ada cewek yang angkat telepon kamu!"

"Hah?" kaget Richard. "Si-siapa bilang? Jangan asal ngomong Lo, Kak!"

"Halah, alesan aja Lo! Minggir, gue juga mau liat siapa tuh cewek yang berani mencak-mencak gue tadi pagi. Nggak ada sopan-sopannya tu orang!"

Dua wanita yang jika sudah bersama itu tidak bisa dicegah walau tsunami sekalipun, menerobos masuk ke dalam apartemen mewah anak lelaki satu-satunya di keluarga Klose.

Besar dan lahir di Jerman membuat Tari, mama Richard takut anaknya bergaul bebas di negeranya ini. Dia tidak mau anak laki-lakinya merusak wanita asal negaranya, Tari tidak rela.

Cukup dirinya saja yang dirusak oleh papa Richard, pikirnya. Dan untung saja lelaki itu masih mau bertanggung jawab hingga menikah dengannya dan punya dua orang anak.

"Mom ... ada pakaian dalam wanita di kamar Richard!" teriak Rena dari kamar adiknya.

Wanita paruh baya itu pun ikut masuk ke dalam kamar, dan terbelalak tidak percaya melihat isi didalam sana yang berantakan dengan baju dan pakaian dalam yang berserakan di lantai.

"Dia pasti ada di kamar mandi Richard, Mom...!" tunjuk Rena dengan antuasias.

Richard hanya bisa menahan nafas saat Rena dengan semangatnya mengetuk pintu kamar mandi dalam kamar. Bagaimana ini?

Diketukan ketiga, pintu itu terbuka dan Amanda keluar dari dalam sana menggunakan kimono dengan rambut yang masih basah.

"Ka-kamu," sahut Rena dan Tari bersamaan.

Terpopuler

Comments

putia salim

putia salim

kena grebeg satpol PP

2022-07-16

0

Mom Dee 🥰

Mom Dee 🥰

penggrebekan.. jd ingat kasus yg lagi baru² ini ada pilot bersama pramugarinya digrebek ama istri sah dihotel 🥲

2022-05-29

0

sari ariswati

sari ariswati

seru Thor,tp maaf AQ agak telat bacanya 😍

2022-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Sentuhan Pertama
2 Di Pergoki
3 She's My Girlfriend
4 Gara-gara Monik
5 Tunangan
6 Syarat
7 Nikmatin
8 Sentuhan Kedua
9 Dijepit Lo Lebih Enak!
10 Pelanggan VVIP
11 Tiga Bulan lagi
12 Ibu dan Anak
13 Sepenggal Kisah Richard
14 Pria Tidak Punya Hati
15 Memori
16 Direktur Utama Baru
17 Mulai Bisa Menerima
18 Awal Yang Baik
19 Misi Di Mulai
20 Sekretaris Baru
21 Cemburu?
22 Kesempatan
23 Gangguan
24 I Love You
25 Pria Tidak Punya Hati Dua
26 Meminta Tolong
27 Rela
28 Tugas
29 Pasangan
30 Ancaman Pak Yahya
31 Calon Mertua Rempong
32 Berita
33 Kelakuan Dua Biji
34 Perlakuan Tidak Enak
35 Bodyguard
36 Bodyguard Dua
37 Nasib
38 Take Off
39 Lukisan
40 Tiga Biji
41 Jangan Nakal Lagi...
42 Sabar yah Burung...
43 Nikah
44 Nikah Dua
45 Sahabat SMA
46 Mandi Bukan Main!
47 Hari pertama Suami Istri
48 Makan Siang
49 Toilet Pesawat
50 Fantasi
51 Sehari Tanpa Main
52 Nggak Bisa Setia
53 Pria Gampangan
54 Mengikuti Kemauan Suami
55 Dibawah Sinar Bulan dan Bintang
56 Kehebohan Ibu Mertua
57 Menepati Janji
58 Rena dan Deryl
59 Kenyang Atas Bawah
60 Aku Manis, Pak...
61 Polos Atau Bego?
62 Kesal
63 Cuma Milik Gue!
64 Celin Pacar Gue Sekarang
65 Banyak Pikiran
66 Jadi Aneh
67 Teledor
68 Pergi
69 Empuk, Enak...
70 Rumah Baru
71 Berangkat
72 Zombie?
73 Tanggung Jawab
74 Tidur Seranjang
75 Melepas Rasa Penasaran
76 Curiga
77 Keluarga Mike
78 Curhat Dua Biji
79 7 Minggu
80 Kebahagiaan Keluarga
81 Ini Masalah Hati...
82 Pake Sabun Dulu
83 Teman
84 Firasat
85 Firasat Dua
86 Kesedihan Richard
87 Mimpi
88 Nggak Akan Nyerah
89 Nikah Aja...
90 Sepupu
91 Oma
92 Perdebatan
93 Paris
94 Kangen Anu Nggak?
95 Harta Karun
96 Pembawa Sial!
97 Sindrom Berdebar
98 Diantara Dua Biji
99 Ayah dan Anak
100 Kampung Manis
101 Nanaeng Hela
102 Gara-gara Pupup
103 Lamaran Double M
104 Sensasi Berbeda
105 Omongan Pria
106 Tanda-tanda
107 Pemaksa
108 Usaha Manis
109 Resahnya Donal
110 Masa Lalu
111 Bukti
112 Sudah Kembali
113 Kelakuan Mike
114 Kedatangan Sahabat
115 Drama Ditengah Berita
116 Kuat Karena Ada Kamu
117 Support
118 Teman Dua
119 Perjodohan
120 Perjodohan Dua
121 Perjodohan Tiga
122 Akhir Perjodohan
123 Pingit
124 Welcome Home
125 Undangan
126 Melepas Rindu
127 Mijit Enak
128 Digembok
129 Wanita Beracun
130 Ikat Biji
131 Air Kehidupan
132 Embat Mengembat
133 Butik Amanda
134 Belajar Merelakan
135 Udah Jadi Bapak-bapak
136 Tahan, yah...
137 Beda Rasa
138 Main
139 Pikiran Aneh
140 Benci Jadi Cinta
141 Nyenengin Istri?
142 Mengerti, Mengalah dan Menerima...
143 Bau...!
144 Gigitan (Final Part)
145 Hari Bahagia (Extra Part)
146 PENGUMUMAN
147 PENGUMUMAN KARYA BARU
148 Hello
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Sentuhan Pertama
2
Di Pergoki
3
She's My Girlfriend
4
Gara-gara Monik
5
Tunangan
6
Syarat
7
Nikmatin
8
Sentuhan Kedua
9
Dijepit Lo Lebih Enak!
10
Pelanggan VVIP
11
Tiga Bulan lagi
12
Ibu dan Anak
13
Sepenggal Kisah Richard
14
Pria Tidak Punya Hati
15
Memori
16
Direktur Utama Baru
17
Mulai Bisa Menerima
18
Awal Yang Baik
19
Misi Di Mulai
20
Sekretaris Baru
21
Cemburu?
22
Kesempatan
23
Gangguan
24
I Love You
25
Pria Tidak Punya Hati Dua
26
Meminta Tolong
27
Rela
28
Tugas
29
Pasangan
30
Ancaman Pak Yahya
31
Calon Mertua Rempong
32
Berita
33
Kelakuan Dua Biji
34
Perlakuan Tidak Enak
35
Bodyguard
36
Bodyguard Dua
37
Nasib
38
Take Off
39
Lukisan
40
Tiga Biji
41
Jangan Nakal Lagi...
42
Sabar yah Burung...
43
Nikah
44
Nikah Dua
45
Sahabat SMA
46
Mandi Bukan Main!
47
Hari pertama Suami Istri
48
Makan Siang
49
Toilet Pesawat
50
Fantasi
51
Sehari Tanpa Main
52
Nggak Bisa Setia
53
Pria Gampangan
54
Mengikuti Kemauan Suami
55
Dibawah Sinar Bulan dan Bintang
56
Kehebohan Ibu Mertua
57
Menepati Janji
58
Rena dan Deryl
59
Kenyang Atas Bawah
60
Aku Manis, Pak...
61
Polos Atau Bego?
62
Kesal
63
Cuma Milik Gue!
64
Celin Pacar Gue Sekarang
65
Banyak Pikiran
66
Jadi Aneh
67
Teledor
68
Pergi
69
Empuk, Enak...
70
Rumah Baru
71
Berangkat
72
Zombie?
73
Tanggung Jawab
74
Tidur Seranjang
75
Melepas Rasa Penasaran
76
Curiga
77
Keluarga Mike
78
Curhat Dua Biji
79
7 Minggu
80
Kebahagiaan Keluarga
81
Ini Masalah Hati...
82
Pake Sabun Dulu
83
Teman
84
Firasat
85
Firasat Dua
86
Kesedihan Richard
87
Mimpi
88
Nggak Akan Nyerah
89
Nikah Aja...
90
Sepupu
91
Oma
92
Perdebatan
93
Paris
94
Kangen Anu Nggak?
95
Harta Karun
96
Pembawa Sial!
97
Sindrom Berdebar
98
Diantara Dua Biji
99
Ayah dan Anak
100
Kampung Manis
101
Nanaeng Hela
102
Gara-gara Pupup
103
Lamaran Double M
104
Sensasi Berbeda
105
Omongan Pria
106
Tanda-tanda
107
Pemaksa
108
Usaha Manis
109
Resahnya Donal
110
Masa Lalu
111
Bukti
112
Sudah Kembali
113
Kelakuan Mike
114
Kedatangan Sahabat
115
Drama Ditengah Berita
116
Kuat Karena Ada Kamu
117
Support
118
Teman Dua
119
Perjodohan
120
Perjodohan Dua
121
Perjodohan Tiga
122
Akhir Perjodohan
123
Pingit
124
Welcome Home
125
Undangan
126
Melepas Rindu
127
Mijit Enak
128
Digembok
129
Wanita Beracun
130
Ikat Biji
131
Air Kehidupan
132
Embat Mengembat
133
Butik Amanda
134
Belajar Merelakan
135
Udah Jadi Bapak-bapak
136
Tahan, yah...
137
Beda Rasa
138
Main
139
Pikiran Aneh
140
Benci Jadi Cinta
141
Nyenengin Istri?
142
Mengerti, Mengalah dan Menerima...
143
Bau...!
144
Gigitan (Final Part)
145
Hari Bahagia (Extra Part)
146
PENGUMUMAN
147
PENGUMUMAN KARYA BARU
148
Hello

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!