Udah Vote belum? 😁
******************
Pagi ini Richard akan memulai misinya membuat Amanda jatuh cinta padanya.
Iya, Richard yakin bisa membuat wanita cantik dengan mata yang sedikit cipit itu bisa jatuh dalam pelukannya.
Bermodalkan rasanya yang tulus dan juga kehebatannya di ranjang, Richard sangat percaya diri bisa menggantikan posisi mantan kekasih brengseknya di hati Amanda.
"Selamat pagi Tante...," sapanya hangat pada calon mama mertuanya.
"Eh, selamat pagi Richard," sahut Amel kaget melihat kedatangan tunangan anaknya ada di depan pintu. "Tumben kesini, mau jemput Manda yah?"
"Iya Tante," sahut Richard malu-malu.
"Manda masih di atas, bentar lagi pasti turun. Masuk dulu yuk," ajak Amel membuka pintu lebih lebar.
Richard mengangguk dan masuk mengikuti wanita paruh baya itu dari belakang. Ini kedua kalinya dia menginjakkan kaki kerumah calon istrinya.
Suasana sederhana dengan cat rumah yang dominan berwarna putih, terlihat sejuk dengan sentuhan bunga-bunga segar dalam pot, tertata rapi dan terletak di setiap sudut rumah.
"Duduk dulu Chad. Tante bikinin kopi atau teh nih?"
"Eh, nggak usah Tante. Aku nggak lama kok, tadi juga udah sarapan dulu sebelum kesini."
"Bener nggak mau minum dulu?" tanya Amel lagi memastikan.
"Iya Tante. Aku tunggu Amanda aja disini."
"Kenapa gak naik ke atas aja manggil Manda langsung? Dia pasti masih lama, tau lah gimana ribetnya cewek kalo mau keluar rumah."
"Emang gak apa-apa Tante aku ke atas?"
"Ya nggak pa-pa dong. Naik aja, kamarnya ada di sebelah kanan dekat balkon."
Bagai mendapatkan angin segar Richard seketika bersemangat diberikan lampu hijau oleh Amel untuk masuk ke kamar Amanda.
Ah, bayangan wanita yang tengah memakai baju kerja itu langsung menari-nari di otaknya.
"Kalo gitu aku naik dulu Tan...," izin Richard berjalan menaiki tangga.
Dengan hati yang berdebar tidak karuan entah karena apa, Richard melangkah lebar mencari kamar yang disebutkan oleh calon mertuanya tadi.
Sebuah pintu dengan tirai merah muda yang tergantung di depannya membuat Richard yakin kalau itu adalah kamar Amanda.
Perlahan Richard membuka gerendel pintu dan mendapati wanitanya itu tengah memakai stoking berwarna hitam di kaki mulusnya.
Masih memakai dalaman, Amanda terlihat begitu seksi dan ... menggairahkan dimata Richard.
Pria itu menutup pintu dengan pelan dan berjalan mendekati Amanda sambil mengendap-ngendap.
Tangan kekarnya dia lingkarkan di perut rata Amanda, membuat wanita itu terkejut dan berteriak kaget.
Richard dengan sigap menutup mulut Amanda dan mencium lehernya yang wangi aroma sabun.
"Jangan teriak, kalo mau teriak nanti aja pas kita gesek-gesek lagi!" bisiknya mencium telinga Amanda dan menggigit ujungnya gemas.
Amanda yang kaget memukul punggung tangan Richard yang masih menempel di mulutnya. Kenapa pria mesum ini ada disini?
Masih menikmati aroma tubuh wanitanya, Amanda menginjak kaki Richard kuat membuat sumpalan tangannya di mulut Amanda terlepas.
"Brengsek! Ngapain lo disini?! Nggak ada sopan santunnya yah Lo!" geram Amanda menatap tajam pria yang malah tertawa geli di depannya.
"Gue disuruh nyokap Lo naik kesini buat manggil elo Manda. Katanya Lo lama kalo lagi siap-siap."
Manik mata Richard masih asik memindai tubuh Amanda, fokusnya sekarang bukan untuk mengantarkannya ke butik. Melainkan bagaimana membawanya ke atas ranjang sekarang.
"Mata Lo mau gue cungkel, hah?!" sentak Amanda menarik pakaiannya.
"Yah ... kok di tutup sih, gue kan masih pengen liat...."
"Ish, otak Lo emang! Sana, keluar!" usir Amanda kesal.
"Apa yang keluar? Lo mau gue keluarin sekarang?" goda Richard.
"Lo bener-bener yah, pergi gak Lo!" Amanda mengambil hairdryer miliknya di atas meja, berniat untuk melempari pria tidak tahu malu itu.
"Ok, ok ... gue keluar. Galak amat sih jadi cewek seksi," sahut Richard masih menggoda Amanda.
Brakkk....
Amanda membanting pintu kamarnya dengan kencang. Richard sampai terlonjak kaget dan mengelus dadanya. Untung cantik, kalo nggak ... udah gue simpen Lo di kamar! batinnya dalam hati.
"Kenapa?" tanya Amel mendapati Richard turun sendiri dari lantai dua.
"Manda masih ganti baju Tante. Paling bentar lagi turun."
Amel mengangguk dan sedikit berbasa-basi dengan Richard sembari menunggu Amanda selesai bersiap.
"Jadi kapan rencananya kalian mau nikah, Chad?"
"Kata mama sih tiga bulan lagi Tante, tapi kalo bisa di percepat aku maunya bulan depan." sahut Richard bersungguh-sungguh.
Amel tersenyum senang, baginya Richard pria yang baik dan bertanggung jawab. Akan lebih baik untuk anak perempuannya menikah daripada lama berpacaran dan akhirnya malah berpisah seperti waktu lalu.
Lagipula jika dilihat, Richard lebih semuanya dibanding Ardi mantan kekasih anaknya dulu.
"Lo ngapain sih disini?" sela Amanda baru turun dari kamarnya.
"Kok ketus gitu sih, Nak...."
"Ya abis kesel sih sama ni orang pagi-pagi begini Ma...," sahutnya menatap tajam Richard.
Pria itu malah memasang wajah tak bersalah di depan mamanya Amel.
"Nggak boleh gitu ih, bentar lagi udah mau nikah, kan. Jangan marah-marah sama calon suami." tegur Amel mengingatkan.
"Iya, iya...."
"Udah, sana pergi. Kasian Richard dari tadi nungguin kamu."
Dua pasangan bohongan itupun berjalan meninggalkan rumah dengan taman bunga yang luas, setelah berpamitan pada Amel.
"Ngapain sih Lo pake acara jemput-jemput gue segala! Biasa juga nggak beginikan!" cela Amanda setelah mereka masuk dalam mobil Richard.
"Bentar lagi kan kita mau nikah Beby. Masa calon suami nggak boleh jemput calon istrinya sih."
"Ish, siapa juga yang mau nikah sama Lo! Gue belum kasih keputusan yah, Chad. Lo jangan seenaknya main mutusin gitu aja!"
"Terserah ... kemarin gue udah ngomong, kan. Gue bakal tetep nikahin Lo!"
Richard mulai melajukan mobil menuju butik milik tunangannya. Amanda makin kesal dengan sikap pria ini hingga memilih diam daripada nanti mereka terus berdebat untuk hal yang tidak penting menurutnya.
"Nanti gue jemput yah...."
"Nggak usah, nggak perlu! Gue bisa naik taksi."
"Pokoknya tunggu gue jemput nanti sore, awas aja kalo gue dateng Lo nggak ada!" ancam Richard menahan tangan Amanda.
"Bawel! Lepasin!"
"Cium dulu...."
"Nggak! Ogah!"
"Yaudah...." Richard menarik tangan Amanda hingga wanita itu terhempas mengenai bibirnya.
Sejak tadi dia ingin sekali merasai bibir tipis merah muda Amanda. Richard rindu dengan rasa manis dari salah satu bagian favoritnya di tubuh wanita ini.
Amanda tidak menolak saat Richard mencumbunya dengan lembut. Buaian serta kelihaian bibirnya mampu membuat dia selalu ingin dan ingin lagi.
Richard memang berbeda, dan Amanda suka bagaimana caranya selama ini memperlakukan dia dengan penuh kelembutan dan rasa yang bahkan tidak bisa Amanda deskripsikan dengan jelas.
"Makasih By, nanti gue jemput tar sore sekalian cek gedung untuk pesta nikah kita yah," ujar Richard mengusap sudut bibir Amanda-nya.
.
.
.
.
.
.
.
Sabar menunggu up yah Guys...
Yang penasaran dengan cerita lain dari karya author bisa mampir di lapak sebelah yahh
Terima kasih 🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
EkaYulianti
dua orang atau sepasang
2023-06-19
0
putia salim
kalo amanda masih aja keras kepala,berarti gadis bego'
2022-07-17
0
Snow Kim Barbie
MAMA AMEL IJINKAN RICHARD DATANGI KAMAR AMANDA 😅😅😅
2022-03-12
1