"Udah puas nangisnya?" Amanda mengangguk. "Udah lega belum hatinya?" Amanda mengangguk lagi. "Senyum dulu dong...." goda Richard mencolek dagu tunangannya.
"Apa sih...," jawab Amanda malu-malu.
"Mulai sekarang Lo nggak boleh nangis lagi. Gue nggak mau liat Lo terpuruk kayak gini lagi nanti. Baj*ingan bego itu nggak pantes Lo tangisin!"
"Iya. Makasih yah Chad...."
"Makasih untuk apa?"
"Ya makasih karena Lo udah hibur gue sampe kemeja Lo basah kayak gini...." tunjuk Amanda pada dada bidangnya.
"Nggak apa-apa, ini masih bisa kering. Tapi apa yang Lo rasa nggak tau bisa kering apa enggak sama dia!"
Amanda mencebik. "Buka kemejanya biar gue keringin dulu."
"Hah? Enggak ah, takut gue masuk angin."
"Lo malahan bakal masuk angin kalo pake baju basah gini. Udah buka aja, gak lama kok!" paksa Amanda mulai membuka kancing kemeja Richard.
"Ya ampun Manda, Lo kayak mau perkaos gue aja...," kekehnya.
"Emang Lo mau?"
"Eh, mau ... mau bangetlah. Kapan? Sekarang?"
"Ish, ogah!" sahutnya mencibir. "Udah buka dulu ini cepetan, keburu Lo masuk angin nanti!"
"Yah ... padahal gue udah berharap banget loh Manda."
Amanda memutar bola matanya malas dan membuka paksa kemeja Richard, menampilkan perut kotak dengan tatto melingkar di lengan kirinya.
"Matiin aja AC-nya dulu Chad." ujarnya beranjak dari kursi sofa tamu.
"Eh, tunggu!" tahan Richard.
"Apa lagi?"
"Cium dulu," jawabnya memajukan bibir lima senti kedepan dengan mata terpejam.
"Manja banget sih," sahut Amanda mengecup sekilas bibir tunangannya. "Udah, gue keringin dulu baju Lo."
Richard mengangguk dan menatap penuh damba tubuh ramping Amanda yang berjalan membelakanginya masuk ke dalam kamar mandi.
Pikiran nakal kembali menghampiri lelaki itu. Dia butuh Manda sekarang.
Richard berdiri dan bergegas mengunci pintu ruangan, lalu mengikuti Amanda masuk ke dalam sana.
"Manda ... gue butuh Lo!" ujarnya langsung menghimpit tubuh Amanda ke dekat wastafel kamar mandi.
Butuh lebih dari sejam sampai Richard benar-benar puas menggempur wanita yang berstatus tunangannya.
Amanda sampai kewalahan dengan kaki bergetar, karena di paksa berdiri sejak tadi oleh pria penuh nafsu itu.
"Enak banget sih Lo Manda...," puji Richard masih asik memperhatikan tubuh polos wanita yang baru saja dia jelajahi.
"Ini nggak masuk perjanjian! Kita ngelakuinnya cuma pas gue butuh, bukannya elo!" kesal Amanda sambil memakai pakaiannya.
"Yah gimana, masa orang udah s*ange harus nahan lagi sih Manda. Tapi Lo juga ikutan menikmati, kan tadi?" kekeh Richard bangga.
Sentuhan kelembutan Richard memang nggak pernah bisa ditolak Amanda. Dia juga butuh sentuhan itu, sentuhan berbeda yang tidak pernah di dapatkannya dari mantannya dulu.
"Lo masih ada kerjaan abis ini?"
"Banyak!" jutek Amanda.
"Yaudah, gue temenin yah ... nanti kalo Lo butuh gesekan lagi, ngomong aja."
"Sinting!"
Amanda keluar dari kamar mandi, membanting pintu dengan kuat. Ah, dia bisa gila lama-lama dengan Richard.
Pria itu selalu seenaknya dalam bertindak, membuat Amanda kesal sendiri.
"Permisi Miss," ketuk Vania di luar pintu ruangannya.
Sepertinya Richard sudah mengantisipasi lebih dulu sebelum berbuat hal mesum di dalam kamar mandi tadi bersamanya.
"Iya, ada apa Vania?" tanyanya membuka pintu.
"Ini...," tunjuk asisten Amanda pada seorang wanita paruh baya di sampingnya
"Tante?" kaget Amanda melihat Tari calon mertuanya sedang berada disini.
"Mommy, Manda ... panggil aku Mommy!" sahutnya berjalan masuk ke dalam ruangan tanpa dipersilahkan oleh Amanda.
"Bikinin kopi Va...." bisiknya pada Vania dan mengikuti Tari dari belakang.
"Tan ... maksud aku, Mommy ... silahkan duduk dulu."
Tari mengangguk, mengedarkan pandangannya ke penjuru ruang kerja Amanda. Rapi, dan elegant.
Dua kata itu langsung terpaut di pikiran Tari saat melihat ruangan dengan besar 6x5 tersebut. Cukup luas untuk ukuran seorang pemilik butik terkemuka di negara ini pikirnya.
"Richard disini?" tanyanya begitu duduk di kursi sofa tamu.
"Kenapa Mom?" sahut anak laki-lakinya keluar dari kamar mandi dengan rambut basah.
"Kamu mandi?"
"Iya."
"Emang di apartemen nggak ada air?"
"Nggak ada. Airnya mati, makanya aku numpang mandi disini!" Bohong Richard berusaha terlihat santai.
Mampus kalau mommy tahu apa yang baru aja gue lakuin tadi selama sejam lebih sama Manda, gumamnya.
"Yaudah, duduk sini. Mommy mau ngomong sama kalian berdua!"
Sontak kedua pasangan pura-pura itu saling berpandangan dengan hati yang sama waspada.
Wajah wanita yang di juluki Amanda sebagai tante-tante rempong, terlihat begitu serius siang menjelang sore ini.
"Mommy mau tanya dulu sama Manda, boleh yah?" izin Tari menatap hangat desainer muda, calon menantu kebanggaannya.
"Bo-boleh Tan, eh Mommy...," sahutnya terbata.
"Jadi gini, Mommy tau kalo Manda masih belum mau nikah sama Richard karena masih trauma. Mommy udah denger cerita tentang hubungan kamu dulunya gimana. Mommy tahu kalo nggak mudah untuk lepasin cinta yang udah lama kita jaga untuk satu orang yang malah meninggalkan kita. Tapi mommy cuma minta, Manda bener-bener serius dengan hubungan kalian berdua. Richard anak laki-laki mommy satu-satunya, penerus keluarga Klose. Mommy selalu berusaha ingin memberikan yang terbaik untuknya, termasuk urusan jodoh. Dan Amanda adalah calon yang mommy rasa paling pas untuk Richard. Karenanya mommy minta, meski Richard terlihat santai dan nggak peka. Amanda nanti sering-sering ingetin Richard biar bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi. Tuntun dia juga agar bisa jadi calon suami yang baik, dan terima dia untuk mengisi kekosongan dihati kamu. Ngertikan maksud mommy, Manda?" ujar Tari panjang lebar.
Amanda sampai susah payah menelan salivanya mendengar penjelasan panjang bak mata kuliah empat SKS itu. Apa Tante Tari udah tahu hubungan pura-pura saling menguntungkan kami?
"Mommy sangat berharap kalian berdua bisa secepatnya menikah. Anak mommy ini kalo nggak nikah, pasti masih kelayapan sama dua temennya yang nggak mau nikah-nikah itu juga!" sambungnya kesal setiap kali mengingat bagaimana sepak terjang sahabat Richard yang biasa dipanggil tiga sekawan sejak dulu.
"Mommy kok malah bawa-bawa mereka sih?" sela Richard tidak suka. "Mereka tuh sahabat Richard, kok malah di kata-katain Mom?!"
"Karena persahabatan kalian itu mainannya cewek dari dulu! Cowok yang lain nongki-nongki di Warnet ato bioskop, kalian malah ke club dan nyari cewek bayaran disana!" sentak Tari tepat sasaran.
Tiga sekawan, Richard, Donal dan Mike bertemu saat SMA. Mereka menjadi dekat karena Richard waktu itu pindah ke negara ini, mengikuti ibunya Tari.
Tommy waktu itu belum bisa meninggalkan perusahaan miliknya di Jerman sehingga nanti ditahun berikutnya, lelaki berdarah asli negara itu ikut dengan keluarganya pindah kesini dan menanam modal di perusahaan tambang batu bara. Hingga menjadi milik mereka sekarang ini.
"Makanya sejak dulu Mommy nggak suka persahabatan kalian bertiga itu! Bukannya hobi main Game, tapi malah hobi main cewek!"
"Yaudahlah Mom, itu juga udah lama, kan. Nggak usah dibahas lagi. Yang penting Richard nggak pernah hamilin anak orang...." ujarnya membela diri.
"Terserah! Pokoknya mommy minta kalian bisa secepatnya nikah. Supaya mommy bisa tenang saat yang Mahakuasa memanggil mommy kembali pulang pada-Nya." sahut Tari setengah mendramatisir.
"Eh, Mommy kok malah jadi ngomong begitu sih?!"
"Yah kitakan nggak pernah tahu umur kita sampe dimana Chad. Bisa aja mommy pergi besok pagi atau nanti malam."
Richard seketika mendekati Tari dan menggenggam tangan wanita yang telah melahirkannya. "Mommy nggak boleh ngomong begitu, kita bakal secepatnya nikah kok. Iyakan, By?"
"Hah?" kaget Amanda mendapat pertanyaan tidak terduga dari Richard.
"Kita bakal secepatnya nikah, kan By?" ulangnya lagi menatap penuh harap wanita cantik dengan matanya yang cipit itu.
"I-iya," sahutnya terbata.
"Nah, Mommy dengerkan jawaban Manda. Jangan ngomong yang enggak-enggak lagi yah."
"Iya, mommy denger. Kalo gitu kalian nikah tiga bulan lagi dari sekarang yah...."
"Apa?" kaget dua orang yang tidak bisa berkutik itu lagi.
.
.
.
.
.
Aduh,, mommy Tari emang paling jago yahh 🤭
Yaudah ... kita liat nanti gimana kelanjutan pasangan tunangan palsu ini...
Jejakmu jangan lupa kesayangan author semua 🤗
Terima kasih 🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
EkaYulianti
hobi mainan lato² 🤣
2023-06-18
1
Vio Vio
aku terjebak aku terperangkap muslihat mu
2022-10-01
0
Zaitun
dr pd zina
2022-07-18
1