Tiga Bulan lagi

"Udah puas nangisnya?" Amanda mengangguk. "Udah lega belum hatinya?" Amanda mengangguk lagi. "Senyum dulu dong...." goda Richard mencolek dagu tunangannya.

"Apa sih...," jawab Amanda malu-malu.

"Mulai sekarang Lo nggak boleh nangis lagi. Gue nggak mau liat Lo terpuruk kayak gini lagi nanti. Baj*ingan bego itu nggak pantes Lo tangisin!"

"Iya. Makasih yah Chad...."

"Makasih untuk apa?"

"Ya makasih karena Lo udah hibur gue sampe kemeja Lo basah kayak gini...." tunjuk Amanda pada dada bidangnya.

"Nggak apa-apa, ini masih bisa kering. Tapi apa yang Lo rasa nggak tau bisa kering apa enggak sama dia!"

Amanda mencebik. "Buka kemejanya biar gue keringin dulu."

"Hah? Enggak ah, takut gue masuk angin."

"Lo malahan bakal masuk angin kalo pake baju basah gini. Udah buka aja, gak lama kok!" paksa Amanda mulai membuka kancing kemeja Richard.

"Ya ampun Manda, Lo kayak mau perkaos gue aja...," kekehnya.

"Emang Lo mau?"

"Eh, mau ... mau bangetlah. Kapan? Sekarang?"

"Ish, ogah!" sahutnya mencibir. "Udah buka dulu ini cepetan, keburu Lo masuk angin nanti!"

"Yah ... padahal gue udah berharap banget loh Manda."

Amanda memutar bola matanya malas dan membuka paksa kemeja Richard, menampilkan perut kotak dengan tatto melingkar di lengan kirinya.

"Matiin aja AC-nya dulu Chad." ujarnya beranjak dari kursi sofa tamu.

"Eh, tunggu!" tahan Richard.

"Apa lagi?"

"Cium dulu," jawabnya memajukan bibir lima senti kedepan dengan mata terpejam.

"Manja banget sih," sahut Amanda mengecup sekilas bibir tunangannya. "Udah, gue keringin dulu baju Lo."

Richard mengangguk dan menatap penuh damba tubuh ramping Amanda yang berjalan membelakanginya masuk ke dalam kamar mandi.

Pikiran nakal kembali menghampiri lelaki itu. Dia butuh Manda sekarang.

Richard berdiri dan bergegas mengunci pintu ruangan, lalu mengikuti Amanda masuk ke dalam sana.

"Manda ... gue butuh Lo!" ujarnya langsung menghimpit tubuh Amanda ke dekat wastafel kamar mandi.

Butuh lebih dari sejam sampai Richard benar-benar puas menggempur wanita yang berstatus tunangannya.

Amanda sampai kewalahan dengan kaki bergetar, karena di paksa berdiri sejak tadi oleh pria penuh nafsu itu.

"Enak banget sih Lo Manda...," puji Richard masih asik memperhatikan tubuh polos wanita yang baru saja dia jelajahi.

"Ini nggak masuk perjanjian! Kita ngelakuinnya cuma pas gue butuh, bukannya elo!" kesal Amanda sambil memakai pakaiannya.

"Yah gimana, masa orang udah s*ange harus nahan lagi sih Manda. Tapi Lo juga ikutan menikmati, kan tadi?" kekeh Richard bangga.

Sentuhan kelembutan Richard memang nggak pernah bisa ditolak Amanda. Dia juga butuh sentuhan itu, sentuhan berbeda yang tidak pernah di dapatkannya dari mantannya dulu.

"Lo masih ada kerjaan abis ini?"

"Banyak!" jutek Amanda.

"Yaudah, gue temenin yah ... nanti kalo Lo butuh gesekan lagi, ngomong aja."

"Sinting!"

Amanda keluar dari kamar mandi, membanting pintu dengan kuat. Ah, dia bisa gila lama-lama dengan Richard.

Pria itu selalu seenaknya dalam bertindak, membuat Amanda kesal sendiri.

"Permisi Miss," ketuk Vania di luar pintu ruangannya.

Sepertinya Richard sudah mengantisipasi lebih dulu sebelum berbuat hal mesum di dalam kamar mandi tadi bersamanya.

"Iya, ada apa Vania?" tanyanya membuka pintu.

"Ini...," tunjuk asisten Amanda pada seorang wanita paruh baya di sampingnya

"Tante?" kaget Amanda melihat Tari calon mertuanya sedang berada disini.

"Mommy, Manda ... panggil aku Mommy!" sahutnya berjalan masuk ke dalam ruangan tanpa dipersilahkan oleh Amanda.

"Bikinin kopi Va...." bisiknya pada Vania dan mengikuti Tari dari belakang.

"Tan ... maksud aku, Mommy ... silahkan duduk dulu."

Tari mengangguk, mengedarkan pandangannya ke penjuru ruang kerja Amanda. Rapi, dan elegant.

Dua kata itu langsung terpaut di pikiran Tari saat melihat ruangan dengan besar 6x5 tersebut. Cukup luas untuk ukuran seorang pemilik butik terkemuka di negara ini pikirnya.

"Richard disini?" tanyanya begitu duduk di kursi sofa tamu.

"Kenapa Mom?" sahut anak laki-lakinya keluar dari kamar mandi dengan rambut basah.

"Kamu mandi?"

"Iya."

"Emang di apartemen nggak ada air?"

"Nggak ada. Airnya mati, makanya aku numpang mandi disini!" Bohong Richard berusaha terlihat santai.

Mampus kalau mommy tahu apa yang baru aja gue lakuin tadi selama sejam lebih sama Manda, gumamnya.

"Yaudah, duduk sini. Mommy mau ngomong sama kalian berdua!"

Sontak kedua pasangan pura-pura itu saling berpandangan dengan hati yang sama waspada.

Wajah wanita yang di juluki Amanda sebagai tante-tante rempong, terlihat begitu serius siang menjelang sore ini.

"Mommy mau tanya dulu sama Manda, boleh yah?" izin Tari menatap hangat desainer muda, calon menantu kebanggaannya.

"Bo-boleh Tan, eh Mommy...," sahutnya terbata.

"Jadi gini, Mommy tau kalo Manda masih belum mau nikah sama Richard karena masih trauma. Mommy udah denger cerita tentang hubungan kamu dulunya gimana. Mommy tahu kalo nggak mudah untuk lepasin cinta yang udah lama kita jaga untuk satu orang yang malah meninggalkan kita. Tapi mommy cuma minta, Manda bener-bener serius dengan hubungan kalian berdua. Richard anak laki-laki mommy satu-satunya, penerus keluarga Klose. Mommy selalu berusaha ingin memberikan yang terbaik untuknya, termasuk urusan jodoh. Dan Amanda adalah calon yang mommy rasa paling pas untuk Richard. Karenanya mommy minta, meski Richard terlihat santai dan nggak peka. Amanda nanti sering-sering ingetin Richard biar bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi. Tuntun dia juga agar bisa jadi calon suami yang baik, dan terima dia untuk mengisi kekosongan dihati kamu. Ngertikan maksud mommy, Manda?" ujar Tari panjang lebar.

Amanda sampai susah payah menelan salivanya mendengar penjelasan panjang bak mata kuliah empat SKS itu. Apa Tante Tari udah tahu hubungan pura-pura saling menguntungkan kami?

"Mommy sangat berharap kalian berdua bisa secepatnya menikah. Anak mommy ini kalo nggak nikah, pasti masih kelayapan sama dua temennya yang nggak mau nikah-nikah itu juga!" sambungnya kesal setiap kali mengingat bagaimana sepak terjang sahabat Richard yang biasa dipanggil tiga sekawan sejak dulu.

"Mommy kok malah bawa-bawa mereka sih?" sela Richard tidak suka. "Mereka tuh sahabat Richard, kok malah di kata-katain Mom?!"

"Karena persahabatan kalian itu mainannya cewek dari dulu! Cowok yang lain nongki-nongki di Warnet ato bioskop, kalian malah ke club dan nyari cewek bayaran disana!" sentak Tari tepat sasaran.

Tiga sekawan, Richard, Donal dan Mike bertemu saat SMA. Mereka menjadi dekat karena Richard waktu itu pindah ke negara ini, mengikuti ibunya Tari.

Tommy waktu itu belum bisa meninggalkan perusahaan miliknya di Jerman sehingga nanti ditahun berikutnya, lelaki berdarah asli negara itu ikut dengan keluarganya pindah kesini dan menanam modal di perusahaan tambang batu bara. Hingga menjadi milik mereka sekarang ini.

"Makanya sejak dulu Mommy nggak suka persahabatan kalian bertiga itu! Bukannya hobi main Game, tapi malah hobi main cewek!"

"Yaudahlah Mom, itu juga udah lama, kan. Nggak usah dibahas lagi. Yang penting Richard nggak pernah hamilin anak orang...." ujarnya membela diri.

"Terserah! Pokoknya mommy minta kalian bisa secepatnya nikah. Supaya mommy bisa tenang saat yang Mahakuasa memanggil mommy kembali pulang pada-Nya." sahut Tari setengah mendramatisir.

"Eh, Mommy kok malah jadi ngomong begitu sih?!"

"Yah kitakan nggak pernah tahu umur kita sampe dimana Chad. Bisa aja mommy pergi besok pagi atau nanti malam."

Richard seketika mendekati Tari dan menggenggam tangan wanita yang telah melahirkannya. "Mommy nggak boleh ngomong begitu, kita bakal secepatnya nikah kok. Iyakan, By?"

"Hah?" kaget Amanda mendapat pertanyaan tidak terduga dari Richard.

"Kita bakal secepatnya nikah, kan By?" ulangnya lagi menatap penuh harap wanita cantik dengan matanya yang cipit itu.

"I-iya," sahutnya terbata.

"Nah, Mommy dengerkan jawaban Manda. Jangan ngomong yang enggak-enggak lagi yah."

"Iya, mommy denger. Kalo gitu kalian nikah tiga bulan lagi dari sekarang yah...."

"Apa?" kaget dua orang yang tidak bisa berkutik itu lagi.

.

.

.

.

.

Aduh,, mommy Tari emang paling jago yahh 🤭

Yaudah ... kita liat nanti gimana kelanjutan pasangan tunangan palsu ini...

Jejakmu jangan lupa kesayangan author semua 🤗

Terima kasih 🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

EkaYulianti

EkaYulianti

hobi mainan lato² 🤣

2023-06-18

1

Vio Vio

Vio Vio

aku terjebak aku terperangkap muslihat mu

2022-10-01

0

Zaitun

Zaitun

dr pd zina

2022-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Sentuhan Pertama
2 Di Pergoki
3 She's My Girlfriend
4 Gara-gara Monik
5 Tunangan
6 Syarat
7 Nikmatin
8 Sentuhan Kedua
9 Dijepit Lo Lebih Enak!
10 Pelanggan VVIP
11 Tiga Bulan lagi
12 Ibu dan Anak
13 Sepenggal Kisah Richard
14 Pria Tidak Punya Hati
15 Memori
16 Direktur Utama Baru
17 Mulai Bisa Menerima
18 Awal Yang Baik
19 Misi Di Mulai
20 Sekretaris Baru
21 Cemburu?
22 Kesempatan
23 Gangguan
24 I Love You
25 Pria Tidak Punya Hati Dua
26 Meminta Tolong
27 Rela
28 Tugas
29 Pasangan
30 Ancaman Pak Yahya
31 Calon Mertua Rempong
32 Berita
33 Kelakuan Dua Biji
34 Perlakuan Tidak Enak
35 Bodyguard
36 Bodyguard Dua
37 Nasib
38 Take Off
39 Lukisan
40 Tiga Biji
41 Jangan Nakal Lagi...
42 Sabar yah Burung...
43 Nikah
44 Nikah Dua
45 Sahabat SMA
46 Mandi Bukan Main!
47 Hari pertama Suami Istri
48 Makan Siang
49 Toilet Pesawat
50 Fantasi
51 Sehari Tanpa Main
52 Nggak Bisa Setia
53 Pria Gampangan
54 Mengikuti Kemauan Suami
55 Dibawah Sinar Bulan dan Bintang
56 Kehebohan Ibu Mertua
57 Menepati Janji
58 Rena dan Deryl
59 Kenyang Atas Bawah
60 Aku Manis, Pak...
61 Polos Atau Bego?
62 Kesal
63 Cuma Milik Gue!
64 Celin Pacar Gue Sekarang
65 Banyak Pikiran
66 Jadi Aneh
67 Teledor
68 Pergi
69 Empuk, Enak...
70 Rumah Baru
71 Berangkat
72 Zombie?
73 Tanggung Jawab
74 Tidur Seranjang
75 Melepas Rasa Penasaran
76 Curiga
77 Keluarga Mike
78 Curhat Dua Biji
79 7 Minggu
80 Kebahagiaan Keluarga
81 Ini Masalah Hati...
82 Pake Sabun Dulu
83 Teman
84 Firasat
85 Firasat Dua
86 Kesedihan Richard
87 Mimpi
88 Nggak Akan Nyerah
89 Nikah Aja...
90 Sepupu
91 Oma
92 Perdebatan
93 Paris
94 Kangen Anu Nggak?
95 Harta Karun
96 Pembawa Sial!
97 Sindrom Berdebar
98 Diantara Dua Biji
99 Ayah dan Anak
100 Kampung Manis
101 Nanaeng Hela
102 Gara-gara Pupup
103 Lamaran Double M
104 Sensasi Berbeda
105 Omongan Pria
106 Tanda-tanda
107 Pemaksa
108 Usaha Manis
109 Resahnya Donal
110 Masa Lalu
111 Bukti
112 Sudah Kembali
113 Kelakuan Mike
114 Kedatangan Sahabat
115 Drama Ditengah Berita
116 Kuat Karena Ada Kamu
117 Support
118 Teman Dua
119 Perjodohan
120 Perjodohan Dua
121 Perjodohan Tiga
122 Akhir Perjodohan
123 Pingit
124 Welcome Home
125 Undangan
126 Melepas Rindu
127 Mijit Enak
128 Digembok
129 Wanita Beracun
130 Ikat Biji
131 Air Kehidupan
132 Embat Mengembat
133 Butik Amanda
134 Belajar Merelakan
135 Udah Jadi Bapak-bapak
136 Tahan, yah...
137 Beda Rasa
138 Main
139 Pikiran Aneh
140 Benci Jadi Cinta
141 Nyenengin Istri?
142 Mengerti, Mengalah dan Menerima...
143 Bau...!
144 Gigitan (Final Part)
145 Hari Bahagia (Extra Part)
146 PENGUMUMAN
147 PENGUMUMAN KARYA BARU
148 Hello
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Sentuhan Pertama
2
Di Pergoki
3
She's My Girlfriend
4
Gara-gara Monik
5
Tunangan
6
Syarat
7
Nikmatin
8
Sentuhan Kedua
9
Dijepit Lo Lebih Enak!
10
Pelanggan VVIP
11
Tiga Bulan lagi
12
Ibu dan Anak
13
Sepenggal Kisah Richard
14
Pria Tidak Punya Hati
15
Memori
16
Direktur Utama Baru
17
Mulai Bisa Menerima
18
Awal Yang Baik
19
Misi Di Mulai
20
Sekretaris Baru
21
Cemburu?
22
Kesempatan
23
Gangguan
24
I Love You
25
Pria Tidak Punya Hati Dua
26
Meminta Tolong
27
Rela
28
Tugas
29
Pasangan
30
Ancaman Pak Yahya
31
Calon Mertua Rempong
32
Berita
33
Kelakuan Dua Biji
34
Perlakuan Tidak Enak
35
Bodyguard
36
Bodyguard Dua
37
Nasib
38
Take Off
39
Lukisan
40
Tiga Biji
41
Jangan Nakal Lagi...
42
Sabar yah Burung...
43
Nikah
44
Nikah Dua
45
Sahabat SMA
46
Mandi Bukan Main!
47
Hari pertama Suami Istri
48
Makan Siang
49
Toilet Pesawat
50
Fantasi
51
Sehari Tanpa Main
52
Nggak Bisa Setia
53
Pria Gampangan
54
Mengikuti Kemauan Suami
55
Dibawah Sinar Bulan dan Bintang
56
Kehebohan Ibu Mertua
57
Menepati Janji
58
Rena dan Deryl
59
Kenyang Atas Bawah
60
Aku Manis, Pak...
61
Polos Atau Bego?
62
Kesal
63
Cuma Milik Gue!
64
Celin Pacar Gue Sekarang
65
Banyak Pikiran
66
Jadi Aneh
67
Teledor
68
Pergi
69
Empuk, Enak...
70
Rumah Baru
71
Berangkat
72
Zombie?
73
Tanggung Jawab
74
Tidur Seranjang
75
Melepas Rasa Penasaran
76
Curiga
77
Keluarga Mike
78
Curhat Dua Biji
79
7 Minggu
80
Kebahagiaan Keluarga
81
Ini Masalah Hati...
82
Pake Sabun Dulu
83
Teman
84
Firasat
85
Firasat Dua
86
Kesedihan Richard
87
Mimpi
88
Nggak Akan Nyerah
89
Nikah Aja...
90
Sepupu
91
Oma
92
Perdebatan
93
Paris
94
Kangen Anu Nggak?
95
Harta Karun
96
Pembawa Sial!
97
Sindrom Berdebar
98
Diantara Dua Biji
99
Ayah dan Anak
100
Kampung Manis
101
Nanaeng Hela
102
Gara-gara Pupup
103
Lamaran Double M
104
Sensasi Berbeda
105
Omongan Pria
106
Tanda-tanda
107
Pemaksa
108
Usaha Manis
109
Resahnya Donal
110
Masa Lalu
111
Bukti
112
Sudah Kembali
113
Kelakuan Mike
114
Kedatangan Sahabat
115
Drama Ditengah Berita
116
Kuat Karena Ada Kamu
117
Support
118
Teman Dua
119
Perjodohan
120
Perjodohan Dua
121
Perjodohan Tiga
122
Akhir Perjodohan
123
Pingit
124
Welcome Home
125
Undangan
126
Melepas Rindu
127
Mijit Enak
128
Digembok
129
Wanita Beracun
130
Ikat Biji
131
Air Kehidupan
132
Embat Mengembat
133
Butik Amanda
134
Belajar Merelakan
135
Udah Jadi Bapak-bapak
136
Tahan, yah...
137
Beda Rasa
138
Main
139
Pikiran Aneh
140
Benci Jadi Cinta
141
Nyenengin Istri?
142
Mengerti, Mengalah dan Menerima...
143
Bau...!
144
Gigitan (Final Part)
145
Hari Bahagia (Extra Part)
146
PENGUMUMAN
147
PENGUMUMAN KARYA BARU
148
Hello

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!