"Jadi pacar kamu desainer gaun pengantin aku dulu, Chad?" bisik Rena di telinga adik laki-lakinya.
Amanda duduk berhadapan dengan keluarga Klose, wanita itu masih memakai kimono dengan rambut yang sedikit basah.
Richard sampai pangling menatap wajah cantik Amanda dengan bau sabun dan shampo miliknya.
Amanda tidak menyangka kalau lelaki yang menghabiskan malam panas dengannya, adalah anak dari pengusaha batu bara terkenal di negara ini.
Bahkan wanita yang baru saja berbisik disamping laki-laki itu, adalah wanita pelanggan VVIP-nya dulu.
Iya, Rena Klose ... wanita berdarah campuran dengan pesona kecantikannya yang selalu wara Wiri di TV. Bahkan dia saja pernah merasa iri dengan kecantikan wanita yang meski sedang hamil besar, namun malah justru terlihat lebih glowing menurutnya.
"Jadi kamu pacar anakku, Nona Manda?" tanya Tari, ibu Richard.
Wanita yang sepertinya berkewarganegaraan sama dengan Amanda, duduk dengan tenang di dekat anak-anaknya.
Amanda pernah melihatnya juga dulu, meski sudah tampak berumur namun pesona wanita berada dengan perawatan yang pasti sangat mahal, membuat Tari terlihat masih sangat muda dari umurnya yang sebenarnya.
"Kami hanya-"
"Yes Mom, she's my girlfriend." (Iya Ma, dia pacarku), potong Richard cepat.
Amanda menatap tajam lelaki asing yang baru dia kenal pagi ini. "No ... he's lying!" (Tidak ... dia bohong!)
"Oh, ayolah baby ... gue tau Lo masih marah, tapi jangan begitu di depan calon mertua dan kakak ipar." sahut Richard berdiri mendekati Amanda dan duduk disampingnya.
"Jangan bicara macam-macam kalo nggak mau langsung dinikahin sama nyokap gue hari ini!" bisiknya pelan di telinga Amanda.
"Lo gila yah ... bilang aja kalo kita gak sengaja ketemu dan berakhir di apartemen elo karena mabuk! Gue nggak mau masalah ini makin berlarut!"
"Terserah kalo Lo mau nikah sama gue hari ini, gue nggak masalah! Tapi kalo ada wartawan yang denger Lo nikah sama gue karena kepergok sama nyokap dan kakak gue, Lo pasti bakal kehilangan klien dan ketenaran!"
"Gue nggak peduli! Gue masih bisa hidup tanpa itu semua!"
"Kalian kenapa malah bisik-bisik begini sih?!" sela Tari menatap bergantian anak laki-lakinya dan seorang desainer muda berbakat dan cantik.
"Udah kepergok sama Mommy disini, masih mau menghindar juga? Trus baju-baju kalian yang ada di lantai itu apa? Membuktikan apa itu, hah?!" sambungnya lagi jengkel.
"Udah, nikahin aja mereka Mom ... dari dulu Richard memang nggak pernah bener! Punya cewek bukannya dikenalin sama keluarga, malah dikenalin sama burungnya!" sela Rena cekikikan di samping ibunya.
Plakk....
Tari memukul paha anak perempuannya gemas. "Ngomong tuh yang bener Rena...!"
Rena meringis dan mengusap pahanya yang memerah karena tepukan nyamuk ala Mommy Tari.
Amanda hanya bisa menelan saliva kasar mendengar ucapan Rena, yang diketahuinya sebagai kakak dari Richard.
Apa benar yang dikatakan Richard, kalau mommy-nya ini bakal langsung nikahin kita berdua? Ih ... amit-amit compeng bayi.
"Udah dari kapan kalian berhubungan?"
"Berhubungan apa Mom maksudnya?" tanya Richard setengah menggoda Tari.
Tari melemparkan bantal kursi tamu ke arah Richard, masalah sudah serius begini laki-laki ini malah menganggapnya sebagai lelucon.
"Aww ... kok malah di lempar bantal sih Mom?"
"Pikiran lo emang nggak pernah bener!" sela Rena menatap jijik adiknya.
"Kalian dari kapan pacaran? Kenapa mommy gak pernah tahu soal ini, Chad?"
"Ya itu karena, kami baru sebulan ini pacaran Mom ... dia kan baru putus sama tunangannya," jawab Richard tanpa beban.
"Hah? Sebulan?" kaget Tari. "Baru sebulan dan kamu udah bawa anak orang ke apartemen trus tidur dengannya, Chad?! Dasar anak nggak punya adab!"
Tari berdiri dan mulai memukuli Richard seperti anak kecil, kenapa kelakuan anaknya ini bisa mirip sekali dengan Daddy Richard sih, pikirnya.
Amanda hanya bisa menatap aneh keluarga Richard dari tempat duduk, bukannya melerai Rena malah tertawa bahagia di depannya. Seakan pertunjukkan anak dan ibu itu begitu mengasyikkan dan menghibur.
Astaga ... semoga aja gue nggak bakal terjebak sama orang-orang ini, gumamnya.
"Ampun Mom ... udah, sakit ini." rengek Richard dengan kedua tangan di depan dada memohon.
Tari menghembuskan nafas panjang setelah puas memukuli anak bandelnya. Dia lalu kembali duduk di samping Rena, mengatur rambut dan bertingkah seakan tidak terjadi apa-apa barusan.
"Kalau begitu, kapan kalian menikah?"
"Apa? Nikah?" tanya Amanda tidak percaya.
Gila aja dia bakal nikah sama laki-laki yang nggak dia kenal, hanya karena masalah cinta satu malam mereka..
"Iya Manda sayang ... maafkan anak Tante karena udah bawa kamu kesini, Tante yakin kalau dia pasti ngerayu kamu, kan? Dia sama kayak Daddy-nya, suka merayu sampai bisa dapetin apa yang dia mau!" sahut Tari menatap tajam Richard dengan wajahnya yang mulai bengkak, karena pukulannya.
"Jadi menurut Tante, ada baiknya kalian nikah aja daripada diajak yang nggak bener terus sama anak Tante ... gimana? Manda mau, kan?" sambung Tari lagi bergantian menatap Amanda.
"Enggak Mom, Manda belum mau nikah. Dia masih butuh waktu, dia masih trauma katanya karena waktu itu gagal nikah sama tunangan dia," sela Richard lebih dulu.
Brengsek! Benar-benar cari mati ni orang! Kesal Amanda dalam hati.
"Hah? Apa bener begitu Manda?" tanya Rena ikut menimpali pembicaraan mereka.
"Iya, makanya gue nggak mau maksa dia buat langsung nikah."
"Kalo udah tau begitu, ngapain juga kamu rusakin anak orang Chad! Kamu emang nggak bisa yah nunggu bentar lagi, ini itu di Indonesia Richard ... bukan Jerman! Disini adat kita beda sama disana, berapa kali mommy harus ngomong sama kamu!" cecar Tari marah.
"Ok, i'm sorry Mom ... please don't tell Daddy about this." (Ok, aku minta maaf Ma ... tolong jangan beritahu ayah tentang ini), pinta Richard memelas.
"Makanya jadi cowok jangan kegatelan!" ledek Rena pada adiknya.
Hati Amanda langsung berdenyut mendengar ucapan Rena yang sebenarnya bukan ditujukkan untuk dia. Gue emang gatel, mau aja dibawa cowok setelah mabok astaga...!
"Kalau begitu, kalian tunangan saja dulu. Mommy akan mengatur semuanya, nanti setelah Manda udah lebih baik, kalian bisa langsung menikah. Gimana Manda?"
"Eh, tapi kami-"
"Iya Mom," potong Richard cepat. "Manda pasti sangat seneng ... iyakan baby?" ujarnya mengusap lengan Amanda dan sedikit meremasnya kuat.
"Yang penting kita nggak langsung di nikahin sekarang Manda ... nanti kita tinggal cari asalan untuk batalin rencana mommy!" bisiknya di telinga Amanda.
Wanita cantik itu hanya bisa menghembuskan nafas kasar karena merasa sedang dibodohi oleh Richard saat ini. Harusnya dari awal dia tidak ke club dan mabuk, hingga berakhir dengan drama tidak masuk akal seperti ini pikirnya.
"Baiklah, kalau begitu biar Mommy yang urus semuanya. Besok keluarga kami akan pergi ke rumahmu yah Manda...," sahut Tari bersemangat.
Astaga ... kenapa jadi begini? batin Amanda bingung sendiri dalam hati. Apa yang bakal bunda bilang nanti, kalo tahu aku akan tunangan dengan orang asing?
"Gimana Manda?" tanya Tari memastikan.
"Eh ... terserah Tante saja maunya bagiamana," jawab Amanda pasrah.
Yes ... Richard berteriak kegirangan dalam hati. Awal yang baik, Manda.
"Kalau begitu, besok malam Tante dan keluarga bakal kerumah kamu yah ... nggak usah siapin apa-apa, biar Tante yang urus semuanya."
Amanda hanya bisa mengangguk dengan berat hati, drama sakit hatinya belum selesai dan kini bertambah lagi dengan drama bertunangan dengan orang asing. Hidupnya benar-benar apes, batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Vio Vio
semangat ya manda plus sabar juga
2022-10-01
1
Zaitun
tuh obat sakit hati manda
2022-07-18
1
putia salim
g pp kali manda....udah ganteng tajir pula...
kan paket komplit
2022-07-16
1