BAB 17

Keenan memakaikan salep di kaki Kinanti agar tak menimbulkan luka bakar nantinya, ia melakukan nya dengan lembut dan penuh kehati-hatian agar tak membuat Kinanti merasa sakit.

"Aduh." Desis Kinanti perlahan merasakan sedikit perih di luka nya.

Keenan menatap wajah Kinanti, ia meniup kaki Kinanti guna mengurangi rasa panas yang dirasakan istrinya itu.

"Sudah merasa baikan?" tanya Keenan setelah beberapa saat.

"Eummm, terima kasih." Jawab Kinanti menganggukkan kepalanya.

"Aku harus ke kantor, telepon aku jika membutuhkan sesuatu ya," ucap Keenan begitu perhatian kemudian pergi karena sudah terlambat datang ke kantor. 

Hal itu membuat keraguan akan cinta Ken hilang dalam diri Kinanti, keraguan yang beberapa hari ini ia rasakan hilang setelah melihat bagaimana Ken bersikap padanya.

"Ken, aku semakin mencintai mu." Gumam Kinanti tersenyum bahagia.

Keenan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, kecelakaan itu bukan hanya membuat nta trauma, tetapi juga sudah membuat luka takdir yang belum diketahui akhirnya seperti apa nantinya.

Keenan melemparkan kunci pada penjaga disana, ia segera masuk ke dalam kantor dan langsung pergi ke ruangan sang papa untuk menemuinya.

"Selamat pagi, Pak Ken. Ada yang bisa di bantu?" tanya Sekretaris ceo itu dengan sopan.

"Apa pak Harun ada, saya ingin bertemu dengannya." Tanya Ken menunjuk ruangan Harun.

"Baik tunggu sebentar ya," balasnya kemudian meraih gagang telepon untuk meminta persetujuan atasannya.

"Silahkan, Pak." Tutur sekretaris itu setelah selesai menelpon.

Keenan segera masuk ke dalam ruangan atasannya, ia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk.

"Selamat pagi pak Harun dan pak Azka." Sapa Ken melihat papa dan om nya disana.

"Ken, kau baru datang?" tanya Azka mengerutkan kening nya.

"Maafkan saya, Pak. Hari ini saya datang terlambat karena ada suatu hal," jawab Keenan profesional.

"Duduklah, Ken." Pinta Harun menunjuk kursi di depannya.

Keenan menurut, ia duduk di depan Harun dan masih begitu formal pada sang papa.

"Hei, kenapa begitu serius. Katakan ada masalah apa sehingga kau datang terlambat?" tanya Harun menghilangkan rasa formal putranya.

" Kaki Kinanti tersiram air panas ketika membuatkan ku teh, Pa." Jawab Kerna to the point.

"Apa?! lalu bagaimana dia sekarang?" tanya Harun terkejut.

"Baik, Pa. Aku sudah memberi nya salep agar luka nya tak berbekas." Jawab Keenan menatap sang papa yang manggut-manggut.

"Jika istrimu sakit, kenapa kau bekerja, Ken?" tanya Azka ambigu.

"Maksud om?" tanya Keenan tidak mengerti.

"Seharusnya kau dirumah, Ken. Istrimu pasti membutuhkan mu," jelas Harun seraya bersandar di kursinya.

"Pa, Om. Kinanti hanya tersiram air panas dan bukan kecelakaan yang serius sehingga aku harus meninggalkan pekerjaan ku." Balas Ken datar dan tidak setuju atas ucapan papa dan om nya.

"Ini sudah siang, aku harus bekerja. Permisi." Pamit Ken kemudian beranjak dari duduknya dan keluar.

"Dia berbeda denganmu, Kak. Aku rasa dia jauh lebih tidak menghargai istrinya," ucap Azka membandingkan sikap Harun dan Keenan.

"Kau benar, hal ini membuat ku sangat bersalah pada Kinanti." Balas Harun merasa tak bisa menasehati sang putra untuk menghargai istrinya.

"Kakak ipar pasti bisa membuat Ken paham, dia pro dalam meluluhkan tumpukan batu dalam hati Ken. Sama seperti yang dia lakukan padamu." Celetuk Azka nyengir kuda.

***

Kinanti tidak mandi karena takut kaki nya akan tersiram air, ia memutuskan untuk mencuci muka dan langsung berganti pakaian. 

Disaat sedang tenang memakai baju, tiba tiba pintu terbuka. Kinanti melototkan matanya melihat Ken masuk, sementara dirinya baru memakai pakaian dalam saja.

"Ken aku mohon jangan balik badan!" teriak Kinanti membuat Ken terkejut tapi tatap tak membalik badannya.

"Ada apa? kenapa kau melarang ku?" tanya Keenan dengan nada lelah.

"Aku sedang berganti baju, sebentar." Jawab Kinanti berhasil membuat Ken terdiam dan tanpa pikir panjang keluar dari kamar dengan membanting pintunya.

"Astaga." Sentak Kinanti buru buru memakai pakaian nya.

Setelah selesai, dengan sedikit pincang ia keluar dari kamar. Kinanti sesekali berpegangan pada apapun disana untuk menghampiri Keenan diruang tamu.

"Ken aku sudah selesai, cepatlah mandi." Ucap Kinanti sambil terus melangkah mendekati ruang tamu.

Tiba tiba kakinya terasa nyut, Kinanti tersandung karpet bulu yang ada disana dan tanpa sengaja menimpa tubuh Keenan di sofa.

"Awwww, maaf…" ucap Kinanti membenarkan posisinya namun kesulitan.

"Kau ini, benar benar….." ucapan Ken terhenti ketika menyadari betapa dekat wajah nya dengan wajah Kinanti.

"Ken, aku….." ucapan Kinanti juga terhenti ketika menyadari hal yang sama.

Mata saling beradu pandang, Keenan menatap mata bergantian dengan bibir yang telah membuatnya tak bisa tidur semalam.

Bibir tipis Kinanti yang tidak terpoles apapun namun tetap berwarna pink berhasil mengambil kesadaran Ken, entah keberanian dari mana ia menarik kepala Kinanti sehingga bibir mereka saling menempel satu sama lain.

Untuk sesaat Kinanti terkejut, namun melihat Ken yang memejamkan matanya membuat Kinanti terbawa arus dan ikut menikmati ciuman yang terasa memabukkan ini.

AWWWW😍

BERSAMBUNG.................

Terpopuler

Comments

nenk 'yLa

nenk 'yLa

khilaf aja keen..kali klo khilaf lma2 bs tmbuh cnta

2021-11-13

0

Arik Purwaningsih

Arik Purwaningsih

euy....euy...euy... keduanx mengalami first kiss ya...

2021-10-23

0

Dwi setya Iriana

Dwi setya Iriana

wao wao wao wao

2021-09-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!