BAB 18

Nafas terasa tersenggal, baik Kinanti dan Ken masih mengatur nafas mereka yabg hampir habis karena ciuman yang baru saja mereka lakukan beberapa saat lalu.

Kinanti dan Ken duduk bersebelahan, tak ada yang berani untuk menatap satu sama lain. Keduanya masih terlalu gugup setelah kegiatan first mereka tadi. 

Kinanti meremat bajunya sambil menggigit bibir, namun bagi nya gugup bukan berarti tidak mau. Kinanti begitu menyukai ciuman yang Ken lakukan tadi.

"Kinan, maafkan aku." Ucap Keenan tanpa menatap sang istri.

"Kenapa kamu minta maaf, Ken. Ini semua memang hak mu, bahkan aku siap memberikan segalanya padamu," balas Kinanti menatap Ken dengan sendu.

Keenan tersentak mendengar ucapan Kinanti, ia tidak menyangka jika istrinya itu bisa mengatakan nya dengan mudah. Tidak terlihat keraguan sama sekali di wajah cantik nya.

"Kinan." Panggil Keenan pelan bahkan hampir tak terdengar.

"Terkadang aku bertanya, Kan. Apakah kamu benar benar mencintaiku, atau tidak. Itu semua aku lihat dari sikapmu yang terkadang dingin dan menjauhi ku," ujar Kinanti tersenyum kecil.

"Ken, sebenarnya kamu mencintaiku atau tidak. Apa kamu berbohong dengan mengatakan cinta padaku dan aku tidak mengetahui nya?" tanya Kinanti serius.

"Kinan, apa yang kau katakan?" tanya Keenan balik, ia tidak mengerti atau lebih tepatnya pura pura tidak mengerti dengan maksud Kinanti.

"Ken, aku ingin kamu jujur. Terkadang manis dan membuatku yakin akan cintamu, tapi sisi lain sikapmu yang sering dingin membuatku ragu. Ken jujurlah!" pinta Kinanti dengan lembut.

"Kinan, aku sangat mencintaimu, maaf jika sikapmu sering dingin dan cuek, tetapi sejak awal sikap ku memang seperti ini hanya saja kau tidak mengingat nya." Jawab Keenan berbohong.

Entah berapa banyak kebohongan lagi yang akan Keenan katakan untuk menutupi kebohongan lainnya, ia tahu bahwa dirinya sudah sangat berdosa pada Kinanti yang begitu polos.

"Ken, tatap mataku dan ulangi ucapan mu!" cecar Kinanti menatap Keenan tajam.

Keenan tak melakukan apa yang di minta Kinanti, hal itu justru membuat Kinanti tersenyum miris.

"Aku tahu, Ken. Kamu…" ucapan Kinanti terhenti ketika Keenan menangkup wajahnya.

"Kau mau aku mengatakan dan menatapmu, Kan?" tanya Keenan mengunci tatapan Kinanti padanya.

"Aku mencintaimu, Kinanti." Ucap Keenan penuh penekanan.

Kinanti terdiam dengan tatapan mata yang meredup, ia hampir saja menangis melihat bagaimana Ken menatap nya saat ini.

"Jangan menangis," bisik Keenan mengusap pipi Kinanti dengan lembut.

Keenan kembali menatap Kinanti, ia memberikan kecupan hangat di kening istrinya.

Kinanti tersenyum, ia mengangukkan kepalanya pelan. Kinanti memeluk Keenan erat, sejenak Ken terdiam namun perlahan ia membalas pelukan Kinanti yang terasa hangat.

"Aku akan buatkan kamu makan malam," ujar Kinanti melepas pelukan nya.

"Kita pesan saja, kaki mu masih sakit." Tolak Ken menggelengkan kepalanya.

"Tapi….," Kinanti hendak protes, namun jari Keenan telah apik di bibirnya.

"Kau tunggu disini, aku akan mandi dulu." Tutur Keenan kemudian beranjak dari tempatnya menuju kamar mandi.

Keenan menatap punggung Kinanti dengan sendu, rasa bersalah terus bertambah. Apa yang ia pikirkan benar terjadi, ia tidak membuat Kinanti bahagia dan justru semakin membuat gadis itu menderita.

"Maafkan aku Tuhan," gumam Keenan.

"Maafkan aku, Kinanti." Lanjut Ken dengan lirih.

Sementara Kinanti, ia memegangi bibir dan kening nya yang bekas di cium oleh Ken.

"Semoga saja sikapmu tak berubah lagi, Ken. Aku sungguh menderita karena itu," gumam Kinanti berharap.

UNBOXING APA ENGGA NIH?😂

BERSAMBUNG................

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***