BAB 3

Terlihat tiga orang tengah berlari dari lorong lorong rumah sakit guna melihat keluarga mereka yang menjadi korban kecelakaan. Kepanikan dan juga kekhwatiran akan keadaan anak mereka terlihat dari raut wajah ketiga orang itu.

"Sayang, pelan pelan, nanti kamu bisa jatuh." Tegur Harun pada istrinya yang begitu tak sabar melihat keadaan putranya.

"Bagaimana bisa tenang, Mas. Saat ini Ken dalam bahaya, aku gak tau gimana dia sekarang!" balas Sandra kesal.

Setelah melewati lorong-lorong dan beberapa kamar, akhirnya mereka sampai di ruang UGD tempat dimana Keenan sedang ditangani oleh dokter.

"Permisi suster, bagaimana keadaan putra saya?" tanya Harun pada suster yang keluar dari kamar UGD.

"Apa kalian keluarga pak Keenan?" tanya suster itu.

"Iya, sus. Kami keluarganya," jawab Kita cepat.

"Saat ini pak Keenan masih ditangani oleh dokter, kami masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut setelah dokter selesai." Jawab suster itu kemudian permisi untuk pergi.

Sandra terduduk lemas di kursi depan ruang UGD, air mata mulai membanjiri wajah seorang ibu yang kini tengah merasakan kesedihan karena putranya. Tubuhnya bergetar dengan tangan yang menutupi mulutnya guna meredam tangis kesedihannya.

"Mama, jangan menangis. Aku yakin kak Ken akan baik-baik saja," ucap Kiara mencoba menenangkan sang mama.

"Sayang, apa yang putrimu katakan itu benar. Jangan menangis dan kita doakan yang terbaik untuk Ken." Sahut Harun ikut menenangkan istrinya.

Sandra menyadarkan kepalanya di dada sang suami sambil tetap menangis, matanya enggan beralih dari pintu UGD menantikan putra nya yang keluar dari dalam sana dengan keadaan baik-baik saja.

Setelah tiga puluh menit, akhirnya dokter keluar. Sandra, Harun maupun Kia menghampiri dokter muda itu untuk menanyakan keadaan putra mereka saat ini.

"Luka di kepala dan juga kakinya mendapat enam jahitan dan syukurlah saat ini keadaannya baik baik saja, kita hanya perlu menunggu beliau sadar." Jelas dokter membuat Sandra dan Harun mendapat kelegaan di dada mereka.

"Apa kami boleh menemui nya, dok?" tanya Harun.

"Silahkan, Pak. Tapi mohon jangan mengganggu pasien," jawab dokter itu kemudian pergi.

Sandra segera masuk ke dalam ruang UGD, ia tidak sabar untuk melihat putranya. Harun dan Kia menyusul ke dalam kamar UGD.

"Ken." Lirih Sandra mengusap kepala putranya yang sudah di perban rapi.

Sandra kembali menangis melihat luka luka di wajah putranya, kakinya yang juga di perban diusap lembut oleh Sandra berharap rasa sakit putranya dapat berkurang.

"Ken, baik kok, Ma. Kita tunggu sampai dia sadar ya," tutur Harun mengusap lembut punggung istrinya.

***

Pagi menjelang, matahari sudah bersinar terang memancarkan cahaya nya. Ken telah sadar, ia membuka mata dan melihat sang mama tengah menangis sambil memegangi tangannya.

"Mama." Panggil Ken pelan.

"Ken!! kamu sudah sadar, Nak?!" tanya Sandra senang melihat putranya yang sudah sadar.

"Iya, Ma." Jawab Ken pelan.

Sandra segera menekan bel untuk memanggil dokter, hanya dalam dua menit dokter datang dengan seorang suster untuk memeriksa keadaan Keenan.

"Keadaan pak Ken sudah baik baik saja, anda hanya butuh perawatan selama beberapa hari untuk memulihkan kondisi anda saat ini." Ucap dokter pada Ken yang hanya manggut-manggut.

"Setelah ini pak Ken, akan kami pindahkan ke ruang rawat." Lanjut dokter beralih bicara pada Sandra.

"Baiklah, dok. Terimakasih," balas Sandra tersenyum ramah.

Ken dipindahkan ke ruang rawat VIP, Harun dan Kia juga sudah kembali setelah membeli sarapan untuk mereka. Kini keempatnya tengah bersama di ruang rawat Ken.

"Ken, bagaimana kecelakaan ini bisa terjadi?" tanya Harun pelan namun juga tegas.

"Aku mengendarai dengan kecepatan tinggi, pa." Jawab Ken menundukkan kepalanya, ia mengakui jika dirinya telah membuat kesalahan.

"Aku bahkan menabrak mobil lain," lanjut Ken membuat Sandra dan Harun sama sama menoleh satu sama lain.

"Apa ada korban selain kamu?" tanya Sandra.

"Mungkin, apa dokter tidak memberitahu?" tanya Ken menatap kedua orangtuanya.

"Ma, pa. Aku akan tanyakan kepada dokter," ucap Kia diangguki oleh kedua orangtuanya.

Kia pergi ke bagian resepsionis, ia menanyakan apakah ada korban lain yang terlibat dalam kecelakaan bersama sang kakak semalam.

"Ada, Nona. Pak Toni dan juga putrinya, Kinanti. Saat ini mereka berada di kamar ICU." Jawab suster setelah beberapa saat mencari di layar komputer.

"Baiklah, sus. Terimakasih banyak," ucap Kia kemudian pergi.

Kia bergegas ke ruang ICU untuk melihat korban lain akibat kecelakaan semalam bersama sang kakak. Sesampainya di ruang ICU, kebetulan ia bertemu dengan dokter yang sama dengan dokter yang menangani Keenan tadi.

"Dokter bagaimana keadaan mereka?" tanya Kia pada dokter muda di depannya.

"Anda bukankah keluarga pak Keenan? untuk apa anda menanyakan keadaan pak Toni dan Nona Kinanti?" tanya dokter itu.

"Mereka korban kecelakaan yang sama dengan kakakku, bisakah aku melihat mereka?" tanya Kia berharap di perbolehkan.

"Saat ini kedua pasien sedang dalam masa kritis, mereka tidak diperbolehkan untuk ditemui dulu." Jawab dokter membuat Kia menghela nafas berat terutama mendengar kata 'kritis'.

LIKE, KOMEN DAN VOTE 🐙

BERSAMBUNG.....................

Terpopuler

Comments

Nurul Aeni

Nurul Aeni

jgn2 ntar Ken nikah sama Kinanti,pak Toni nya meninggal

2024-06-04

0

Neng Win

Neng Win

menarik

2022-04-15

0

🌷Tuti Komalasari🌷

🌷Tuti Komalasari🌷

masih nyimak...🌷🌷

2021-11-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!