BAB 4

Keenan dengan tangan gemetar dan suasana hati yang bergemuruh tengah di interogasi oleh pihak kepolisian mengenai kecelakaan yang dialaminya kemarin malam, ketakutan dan kekhwatiran tengah memenuhi diri Keenan yang bingung dengan jawaban dari setiap pertanyaan.

"Pak Ken, apa yang anda ingat malam itu sebelum kejadian kecelakaan? bisa anda ceritakan kronologi nya?" tanya pak polisi pada Ken yang tampak begitu gugup.

"Saya mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Pak. Melihat jalanan yang kosong membuat saya lupa diri sampai kecelakaan ini bisa terjadi." Jawab Ken jujur.

"Ketika saya meninggi kan kecepatan mobil saya, saya tidak melihat ada perbaikan jalan disana sehingga saya membanting setir dan menabrak sebuah mobil. Kami sama sama terpental jauh," lanjut Ken yang di catat oleh salah satu polisi.

"Baik, kami sudah merekam pernyataan anda. Kita akan menunggu sampai keluarga korban sadar dan menentukan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Untuk sementara pak Ken tidak di perbolehkan pergi meninggalkan negeri." Ucap polisi pada Ken beserta keluarganya.

"Baiklah, Pak. Terima kasih," balas Ken mengangguk kecil.

"Kami permisi, selamat siang." Pamit pak polisi diantar oleh Kia sampai keluar kamar rawat Ken.

"Mama." Panggil Ken pelan.

Sandra langsung memeluk putranya, ia tahu bahwa Ken ketakutan akan hukuman yang mungkin diterima setelah menjadi penyebab kecelakaan terjadi.

"Tenang, Ken. Semua akan baik-baik saja, kita berdoa semoga korban segera sadar," ucap Sandra pelan seraya mengusap kepala putranya.

"Aku sudah bertemu dengan mereka, Ma." Ucap Kia memberitahu.

"Bagaimana keadaan mereka saat ini?" tanya Harun menatap putrinya.

"Mereka ada dua orang, Pa. Seorang ayah namanya pak Toni dan putrinya bernama Kinanti. Kondisi mereka saat ini sedang kritis," jawab Kiara membuat Keenan terdiam.

Ketakutan dan kepanikan akan hukuman makin dirasakan oleh Ken, terlebih ketika sang adik mengatakan kondisi korban kecelakaan itu dalam kondisi yang kritis. Keenan tidak mau jika harus dihukum penjara, usia nya masih sangat muda dan tidak mungkin ia menghabiskan waktunya di penjara.

"Mama, aku tidak mau di penjara. Papa tolong aku, Pa." Pinta Keenan gusar.

"Ken, tenanglah. Kita masih harus menunggu korban untuk sadar," tutur Sandra lembut.

***

Sore hari dokter yang menangani Keenan datang ke ruang rawat pria itu, ia memberitahu jika salah satu korban kecelakaan bersama Ken sudah sadarkan diri dan bisa di temui.

Mereka diajak ke ruang ICU untuk melihat keadaan kedua korban, Keenan duduk di kursi roda dengan dibantu Kia untuk mendorong nya masuk.

Ketika sudah sama sama di dalam, mereka melihat pria paruh baya tengah berbaring dengan alat medis yang menempel di bagian hidung dan juga tangan nya.

"Pak Toni, bisa dengar suara saya?" tanya dokter pada pria paruh baya itu.

"D-dokter, di-dimana putri ss-saya?" tanya pak Toni terputus-putus.

"Tenang, Pak. Saat ini putri anda sedang menjalani perawatan," jawab dokter tenang.

"Keluarga korban kecelakaan bersama anda kemarin ada disini, mereka ingin menemui anda." Lanjut dokter mempersilahkan keluarga Keenan untuk berbicara.

"Selamat siang, pak Toni." Sapa Harun ramah, ia bahkan mencium tangan pria yang terlihat lebih tua darinya.

"Kalian siapa? kenapa ingin menemui saya?" tanya pak Toni pelan.

"Kami keluarga Keenan, orang yang juga korban dalam kecelakaan kemarin malam. Kami datang kesini untuk meminta maaf kepada anda pak." Jawab Harun menjelaskan.

"Maafkan putra kami, pak. Dia telah membuat kesalahan dengan mengendarai mobil mengendarai mobil dan menabrak mobil anda pak. Kami mohon maafkan putra kami," ucap Sandra menyatukan kedua tangannya.

"Jadi dia pemilik mobil mewah yang melaju kencang itu? dimana dia?" tanya nya dengan suara yang kian memberat.

"Saya, pak!" aku Keenan mendekati bangsal pria paruh baya itu dan menggenggam tangannya.

"Maafkan saya, pak. Saya akan bertanggungjawab dengan mengganti semua kerugiannya, tetapi saya mohon jangan penjarakan saya." Ucap Keenan sambil menangis.

"Kesalahan harus di pertanggungjawabkan dengan adil, Nak. Uang tidak bisa membayar kesalahan mu," balasnya membuat Keenan terdiam.

"Saya mohon, pak. Saya akan melakukan apapun tapi jangan penjarakan saya." Pinta Keenan semakin memohon.

Pak Toni tiba tiba menarik nafas dengan dalam, matanya terbuka sambil memegangi dadanya yang terasa sakit. Harun beserta yang lain khawatir melihat keadaan pak Toni sehingga mereka segera memanggil dokter.

"Pak, anda baik-baik saja?" tanya Keenan menatap pria yang seumuran kakeknya dengan perasaan khawatir.

"Tolong jaga putriku, dia tidak memiliki siapapun lagi di-didunia ini." Ucap pak Toni sebelum akhirnya mengembuskan nafasnya untuk terakhir kali.

"Pak, bangunlah! pak?!" Keenan menggerakkan tubuh pria di depannya ini, namun nihil pria paruh baya itu kini sudah tak bernyawa lagi.

Dokter datang untuk memeriksa keadaan pak Toni, setelah beberapa saat dokter itu menggelengkan kepalanya membuat Sandra maupun Harun menutup mulut mereka.

"Mama, aku telah membuat orang lain kehilangan nyawanya, Ma. Mama aku pasti akan di hukum!" ucap Ken menatap wajah sang mama dengan kesedihan.

"Ken, ssttttt….. jangan sedih, Nak. Kita serahkan segalanya pada Allah." Sahut Sandra memeluk putranya erat.

LIKE, KOMEN DAN VOTE 🐙

BERSAMBUNG...................

Terpopuler

Comments

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

kaya yg anaknya artis yyy

2024-04-27

0

Nina Rochaeny

Nina Rochaeny

tenang ken.semua sdh diatur sm author,ada kinanti yg hrs kamu jaga ok...

2021-11-03

0

Arik Purwaningsih

Arik Purwaningsih

serahkan semuanya kepada ALLAH SWT itu jika di kehidupan nyata, tp ini kn di novel jd serahkan semuanya kepada author ya Ken , hihihi...

2021-10-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!