Tolong jejaknya vote,like dan komentar ya ❣️
...🍁...
...H...
...A...
...P...
...P...
...Y...
...R...
...E...
...A...
...D...
...I...
...N...
...G...
...🍁...
Disebuah ruang dengan segala furniture mewah, terlihat sepasang suami istri tengah duduk saling merangkul dengan senyum picik melihat sederetan angka dalam akun bank digital mereka.
"Sayang.....kamu benar-benar tak lama lagi berhasil menjadi presiden direktur dari Universal Hotel bukan?! aku tidak mau semua usaha kita selama ini sia-sia......aku ingin tak lama lagi semua orang akan memanggilku nyonya Presdir!!" Sang wanita yang nampak mengenakan dress rumahan ketat itu bergelanjut manja di lengan sang pria.
Pria paruh baya yang kini terlihat mengepulkan asap rokoknya menyerigai licik dan meraih dagu wanitanya,sang istri.
"Hahaha..tidak lama lagi sayang....kita hanya tinggal mencari gadis busuk itu lalu memaksanya untuk menjadi babu kita...kau,aku dan kedua anak kita akan menjadi pewaris dari segala aset hotel internasional itu! hahaha...aku bahkan sudah membunuh tua bangka itu,lalu si Santanu dan istrinya! gadis itu? tidak masalah sedikit bersabar!" Dante,yah pria dengan sebuah garis yang memisahkan alis bagian kirinya itu terkekeh menatap wajah istri dan kedua anaknya.
"Papa yakin Grizela akan menjadi putri tunggal Gradian bukan? dan Grizela tidak perlu menahan diri lagi bukan untuk memakai semua barang milik gadis busuk itu?! Grizela bisakan mulai besok menempati kamarnya di Rumah besar?!" Gadis berusia 16 tahun dengan rambut berwarna merah bata itu memekik senang menatap wajah picik ayahnya.
Dante tersenyum manis menatap putri kesayangannya itu,mengangguk dan membiarkan apapun asal keluarganya bahagia.
"Papa...apa papa tidak takut dosa? membunuh,menyabotase,bahkan menipu semua orang demi kedudukan dan harta?! kenapa..kenapa papa tidak juga sadar?" Suara dingin seorang pemuda laki-laki bertanya.
Gadis disampingnya berdecak kesal.
"Diamlah kak! kau itu harusnya senang, dengan semua ini keluarga kita tidak perlu lagi dipandang rendah oleh kakek tua itu...papa tidak perlu menunduk pada paman Santanu dan mama tak perlu merendah pada bibi Amrika di pergaulan sosial! keluarga kita ini lebih mampu dibanding mereka! tapi mengapa kakek tua itu justru memandang papa sebelah mata! harusnya kakak itu senang kini hanya papa yang akan dipandang oleh seluruh dewan komisaris untuk memegang kendali presiden direktur!" Grizela menyentak kata-kata pria muda yang berstatus sebagai sang kak,Sagara Alfarezho Gradian.
Suasana tiba-tiba memanas,dan wanita paruh baya disamping Dante menghela nafas berat.
Sagara,putra sulung Dante memang memiliki sifat jauh diluar cara pemikiran keluarga Dante.Pria muda itu lebih kearah sifat kepala Gradian,ayah dari Dante.
"Diamlah Saga! kau sebaiknya fokus membantu papa di hotel! tidak perlu fikirkan mereka yang sudah papa kirim ke kuburan!" Sentak Dante akan sikap Sagara yang bertolak belakang dengan dirinya.
Pria muda itu berdiri jengah,menatap pada kedua orang tua dan adiknya dengan senyum remeh.
"Membantu?! aku bahkan lebih mampu membuat hotel itu semakin maju tanpa harus merenggut nyawa orang lain,terutama saudara sendiri! papa...ini terakhir kalinya aku mengingatkan kalian semua,jika pada akhirnya karma datang........jangan pernah memohon bantuan ku!"
Lucinda,istri dari Dante itu melotot mendengar kata-kata layaknya kutukan yang diucapkan putranya itu.
"KAKAK! BICARA APA KAU ITU?! TIDAK TAU DIRI!!" Grizela menunjuk sosok tegak Sagara yang diam acuh bersidekap dada memandang keluarganya bak hama.
Hingga...
"Tuan muda....koper Anda sudah siap"
Seorang pria berusia 50 tahun datang dengan dua orang pelayan pria yang membawa dua koper besar.
Dengan langkah tegas,Sagara berlalu menuju kearah kepala pelayan.
"SAGARA! MAU KEMANA KAU?!" Dante naik pitam,pria paruh baya itu berteriak murka.
"Aku tidak sudi tinggal dirumah yang pemilik aslinya dibunuh dengan keji! kau tenang saya aku akan tetap menghandle hotel dan membantu dirimu memastikan para karyawan Gradian hidup terjamin!" Sagara berlalu setelah puas menginjak harga diri ayahnya.
PRANKKKKK....
" GARA......ANAK KURANG AJAR KAU!!!" Dante melempar asbak rokok diatas meja hingga membentur kaca tembok yang membatasi ruang keluarga dan ruang tengah.
Yah,hampir setengah dari tembok rumah tua Gradian terbuat dari kaca dan marmer.
Tembok kaca yang cukup tebal hingga selamat dari amukan Dante.
"Sabar papa....biarkan gara pergi...biarkan dia dinginkan fikirannya yang kacau itu,kau tau dia sangat menyayangi Asline lebih dari adiknya sendiri? tenang sayang...tenang " Bujuk Lucinda menatap takut wajah murka Dante.
"Papa...sekarang bagaimana lagi kita harus mencari gadis busuk itu?! ini sudah dua tahun,jika kita tak bisa mendapat informasi tentang dimana cap keluarga besar yang disimpan oleh Santanu,usaha kita akan sia-sia! setidaknya Asline yang sudah jelas dikatakan dalam surat wasiat itu sebagai pewaris harus memberi kita tanda tangan pengalihan! papa... bagaimana cara kita untuk bisa mencari keberadaan gadis busuk itu?! ya masih bagus kalau dia mati,kita bisa mudah menipu dewan direksi!" Lucinda mulai tersentak kala mengingat alasan mereka berkumpul berbicara malam itu.
Dante duduk dengan nafas memburu mengurangi kemarahannya atas Sagara.
"Tidak perlu dicari! kita awasi saja makam Santanu dan amrita! jika gadis itu masih hidup...hehehe..dia akan datang sendiri,dan saat itu tiba kita bisa memanipulasi fikirannya untuk jadi boneka kita yang patuh!" Dante tertawa dengan semua rencana busuk dalam otaknya.
"Bagaimana kita tau kapan dia akan datang papa? tidak mungkin bukan kita harus menginap di makam dan menunggu Asline itu datang?" Grizela menunjukkan wajah keengganan kala anggukan setuju dari Lucinda membuatnya senang.
Dante tertawa,mengelus dagunya santai.
"Papa sudah suruh seseorang untuk memata-matai makam Santanu" ucap Dante dibalas senyum puas anak dan istrinya.
...........⚜️............
Suasana sebuah cafe terlihat lebih ramai dari biasanya.
Mengapa?
Karena sekumpulan anak-anak remaja dengan wajah sangat tampan masuk bersamaan dengan saling bercengkrama.
Tidak semua berwajah cerah tepatnya.
"Astaga!! kau ingat si dosen botak itu No? gila....sampai mau mati aku tertawa rasanya melihat betapa bodohnya dia!!" Maxim dengan tawa tertahan merangkul pundak Raino yang terlihat tertawa lepas tak perduli sekitar.
"Sudah bisakah kalian berdua diam? jangan buat kami malu!" Tekan Raider menatap kedua laki-laki itu geram.
Yah,meski tatapan para gadis disana lebih kearah kagum dan bak serigala lapar!.
"Nona...air liurmu menetes" Xain yang lewat didepan sebuah meja berisi empat orang gadis remaja menegur jijik.
Keempat gadis itu gelagapan,sungguh baru pertama kali ini para gadis itu melihat sekumpulan laki-laki muda berwajah sangat tampan.
Wajah blasteran mereka sangat sayang untuk dilewatkan!.
Terutama.....
Seorang remaja yang berjalan paling depan dengan tubuh tegap nan maskulin, wajahnya begitu dingin tanpa emosi.
Memandang lurus ke depan tanpa perduli sekitar yang menatapnya penuh minat dan kekaguman.
Aroma maskulin dari campuran coklat dan citrus yang menyebar begitu dirinya lewat mampu membuat para gadis itu menutup mata menikmati dengan debaran jantung yang mengila.
"Permisi...bo..boleh minta nomor ponselnya? WhatsApp,Id Link atau... Instagram?" Rayganta berhenti dan menatap dingin sosok gadis berambut panjang gelombang yang berdiri menghentikan jalanya dengan kepala tertunduk sambil menyodorkan sebuah ponsel berlogo apel.
"Wow.....memang ya,kalau bunga kwalitas premium akan selalu dihinggapi lebah dengan cepat! nona manis...kuperingatkan kau menjauh sebelum kau akan menangis nanti!" Suara Maxim terdengar jenaka.
Lihatlah! bahkan putra dari Marsel itu masih sempat-sempatnya tebar pesona dengan kedipan mata dan lambaian sana-sini.
Menambah pekikan histeris para wanita dalam cafe itu.
"Kau mau mati?"
Deg...
Kaki gadis itu melemas.
Bahkan suaranya saja begitu menggoda dan jantan.
Serak,berat dan jantan!.
Rayganta menatap gadis cantik didepannya itu dengan acuh.
"Bolehkan aku tau namamu?" gadis itu mengangkat wajahnya dan tersenyum malu-malu meski ditatap dingin oleh sosok tampan nan dingin didepannya itu.
Para pengunjung menatap drama manis itu sembari menahan nafas menunggu reaksi dari si tampan bak pangeran es negri dongeng itu.
"Bisakah minggir nona? kami tidak punya waktu untuk bermain-main!" suara dingin Xain yang sudah bosan menunggu akhirnya terdengar.
Gadis itu menggeleng ribut dan menatap melas pada tangannya yang kini terasa pegal .
BRUKHHHH
"Lama!" Gio dengan kesal akhirnya menarik gadis itu menjauh dan memaksanya duduk sebelum bom Rayganta menghancurkan tempat itu.
"KAMU SIAPA SIH?! MENGANGGU SEKALI!" gadis itu mulai membuka topeng saat sosok pria tampan incarannya pergi .
Gion terkekeh dan menatap sosok gadis asing itu dengan malas .
"Kau memang cantik......." Senyum angkuh gadis itu terbit,hingga.
"Tapi murahan! sudah disuruh pergi masih saja tidak sadar diri!" Gion dan mulut bocornya bekerja mulus.
Gadis itu melotot,matanya memandang sosok tampan Gion dengan mata yang memerah.
Gelak tawa mulai terdengar dari gadis-gadis lain dan setelah puas menghina,Gion pergi dengan senyum manis menatap wajah gadis-gadis remaja disana.
Dan disisi ruangan lantai dua cafe tempat berkumpul para inti Dark Eagle.
"Nah....ini dia informasi mengenai misi kelompok kalian!" Alarik mengeluarkan tiga buah map diatas meja.
Kenapa mereka tak bicara di markas? bosan!.
Terkadang mereka butuh suasana baru.
Xain meraih Map coklat dengan logo kelompoknya.disisinya Diego melirik amplop berlogo petir berwarna biru.
"Apa yang kita dapat dalam misi ini?" Tanya Diego sang wakil dari Xain dalam tim mereka,Blue Lightning!.
Blue Lightning ,adalah sebuah perkumpulan Genk motor yang didirikan oleh Xain dan Diego dalam merekrut para pecinta motor besar dan penggila kecepatan.
"Uang 12 M dan sebuah motor Ninja dari perusahaan Kawa*aki terbaru!" jelas Alarik acuh.
Xain dan Diego saling melirik dan mengangguk puas.
"Kami dapat misi apa?" Ryuga meraih amplop bagiannya.
Sebuah amplop dengan logo salib bersayap dengan tulisan God speed!.
"Kali ini arena mobil balap di Singapura mengadakan sebuah balapan sebagai pancingan untuk sekelompok orang yang beberapa bulan belakangan ini telah menyebabkan kematian bagi para juara SpeedCar! kau Ryuga akan menggantikan juara bulan ini,jika kelompokmu berhasil menangkap pembunuh berantai itu..maka pihak NASCAR akan memberi kelompokmu uang senilai 15 M lengkap dengan sebuah Lamborghini Aventador yang baru saja di luncurkan!" Alarik menjelaskan kembali dengan sabar.
Sial memang!.
Apa mereka tidak bisa baca sendiri tanpa menanyai dirinya lagi? Alarik memijit pelipisnya lelah.
Diego menampar meja dengan keras.
"Mantap!! 15 M cukuplah buat uang jajan sebulan!" Heboh Diego riuh sendiri.
"Santai lah bodoh!!" Sinis Raino jengkel.
Apa tidak ada misi untuknya yang tengah bosan?.
"Dan...misi ketiga...kurasa raider kau harus turun dengan Maxim! " Alarik melirik pusing amplop berisi informasi terakhir yang belum mereka baca,yah kecuali dirinya tentu saja!.
"Kenapa?" balas Raider yang kini sudah membuka tali benang pengikat amplop itu.
"Pihak militer meminta bantuan Sky Eyes,mereka mengatakan penjara di pulau Amba berhasil dibobol yang beberapa narapidana kabur! kau Raider...fikirkan rencana penyergapan,kau Raino....eksekusi bersama beberapa anggota sektor setempat,aku akan ambil semua jalur pemantau untuk memberi instruksi" Alarik membuka laptopnya dan mulai membuka email kepala bagian keamanan.
"Kenapa meminta kita membantu? bukankah mereka punya tim sendiri untuk urusan napi?" Tanya Raino sembari menyeruput coffe latte yang sebelumnya telah dipesan oleh Maxim.
"Ayolah no.... teknologi kita lebih canggih dari mereka! lagian papi Axel memberi techno pengintai pada Alarik yang terbaik! so...untuk apa kau pakai bertanya lagi?" Malas Xain pada pertanyaan tak bermutu Raino.
"Iya juga ya!" Raino tanpa sadar manggut-manggut seperti orang bodoh.
Arshenio terbahak melihat kelakuan kakak sepupunya itu.
"Kau boss...." Alarik membuka file tersembunyi yang masuk melalui email ya.
Semua mata para inti Dark Eagle itu kini menatap sang boss yang asik sendiri dengan ponselnya.
"Kau punya misi boss!" Alarik memijit pelipisnya yang bertambah berdenyut.
Gila!....
Misi ini bukan misi sekelas mereka,ini hanya bisa dilakukan oleh sang Zeus sendiri,hanya jika dia mau!.
"Berapa?" tanya Rayganta tanpa menoleh dan kembali sibuk menatap layar ponselnya.
"*K*akak...kapan mengunjungi Archa? adek rindu kakak dan Shen! kakak.... Luci...mati....huuuuu!" Rayganta tersenyum samar mendengar aduan dari sosok mungil dilayar ponselnya.
" Boss?" Alarik memanggil frustasi.
"*K*akak lagi kumpul dengan yang lainnya? adek kangen kalian hiks...tapi kalau adek kesana,kasihan Daddy pasti sedih hiks...kakak adek rindu kakak......." Archana menangis didepan ponselnya.
Rayganta mendesah,pemuda tampan itu menatap layar dengan lembut.
"Archa jangan menangis sayang....nanti kalau ada waktu kakak akan pulang dan akan membawa Archa jalan-jalan dan belanja sepuasnya!" Janji Rayga tulus.
Para inti melotot mendengar nama yang begitu mereka rindukan.
"ARCHAAAAAA...." Sentak ke sepuluh pemuda tampan itu dengan perasaan rindu yang membuncah.
"KAKAK....HIKS... ARCHA KANGEN KALIAN!!" Gadis kecil dengan kuncir dua itu berteriak keras dengan tangis kencang memanggil mereka.
Hingga...
Tut......
"Daddy sial!" Raino memaki.
"Hades gila!"Maxim mengumpat.
"Iblis brengs*k!" Arshenio mendelik pada bayangan sang ayah yang sempat terlihat menyerigai sebelum meraih ponsel Archana dan mematikan benda itu dengan kejam.
"Pria sinting!" Raider mendengus.
"Tega sekali...." Xain mengelus dada sabar.
"Huft...." Rayganta menghela nafas sebelum kembali menyimpan ponselnya dan beralih fokus pada Alarik.
"Jadi?......."
Hening...........
Suara penuh nada kemalasan dan dingin itu sukses membuat Alarik mengelus dada,lagi dan lagi!.
...🦅...
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
tyas
CERITA NYA SERUUU BANGETT, INI SAMPE BACA ULANG!!
2023-08-08
1
Triiyyaazz Ajuach
ya ampun kelakuan mereka bkin ngakak sangar diluar tapi lembut saat berhadapan dgn adik kesayangan
2023-05-15
0
MARY DICE
cowok nyentrik ketemu cewek barbar
2022-10-21
0