...Vote,like dan komentar ya ❣️...
...🌿...
...H...
...A...
...P...
...P...
...Y...
...R...
...E...
...A...
...D...
...I...
...N...
...G...
...🌿...
Panas dan begitu membuat seluruh sendi tulang menggigil.
Para pelayan itu menunduk,aura sang nona kedua benar-benar mengerikan.
Senyum dan tawa itu bukanlah pertanda yang baik,lebih tepatnya bak peluru yang dengan halus menembus hati dan jantung mental Lucinda dan Grizela.
Sedang sosok Sagara nampak mengangkat bahu acuh dan lebih memilih duduk disamping Asline dan menatap wajah cantik adik sepupunya itu
"Asline...sudah lama kakak tidak melihatmu? mengapa kamu jadi kurus begini sih,dik?dan yah...apa kabar dengan paman Willie?" Sagara membuka topik baru begitu merasa topik mengenai keluarga Fernandes sudah tidak kondusif lagi untuk dibahas.
Asline menoleh dan tersenyum manis pada Sagara,mendesah dramatis dan mulai melancarkan aksinya lagi.
"Hah...kakak tau selama ini ada berapa banyak percobaan pembunuhan yang aku dan paman harus lewati? bahkan calon bibi ketiga harus tewas karena menyelamatkan paman Willie! hiks...kasihan paman,bahkan usianya masih muda hanya lima tahun beda sedikit dari Kakak,namun sayangnya paman sudah putuskan tidak akan menikah selama belum membalas pelaku yang menyebabkan calon istrinya tewas itu dihukum! hiks...kasihan bukan paman ketiga?" Asline menangis dengan lemah di lengan kokoh Sagara yang menatapnya iba.
Pria muda itu merangkul bahu bergetar Asline dan menepuk bahu itu lembut menenangkan
"Bersabarlah dik,kakak yakin orang-orang jahat itu akan dihukum" Ucap Sagara tanpa sadar membuat tubuh Lucinda dan Grizela menegang.
Jerome memasang headset ditelinganya,drama keluarga ini cukup menarik ditonton dengan sebuah lagu yang mengalun perlahan di telinganya.
"Tuan Direktur tiba!" seruan keras dari penjaga pintu mengintrupsi semua orang.
Sosok pria paruh baya masuk dengan cepat,wajahnya tidak terlihat menampilkan ekspresi yang bagus .
Dante masuk menatap wajah semua orang dari kursi utama dengan wajah gelap.
"Woah...datang juga sang big boss! " Seru Asline dengan wajah dramatisnya.
"Apakah kau tidak tau sopan santun pada yang lebih tua?! ayahku adalah tetua setelah ayahmu!!" Geram Grizela sarkasme.
"Dan jagalah sikapmu! dia adalah pamanmu!" Lucinda benar-benar geram melihat tingkah Asline yang benar-benar tak memberi penghormatan sama sekali pada keluarganya,bahkan semua pelayan dan penjaga ada untuk mendengar hinaan itu.
Asline tertawa dingin,memundurkan tubuhnya bersandar pada sandaran kursi dan menatap lurus ke depan begitu acuh.
"Kau tidak tau?" Asline menggerakkan kepalanya menatap wajah Dante yang memerah menahan amarah.
Jeda sejenak,gadis itu menyerigai dingin dan melirik wajah Lucinda dengan senyum mengejeknya.
"Ketidaksopanan adalah keahlian ku! yah...terutama bagi orang-orang yang memang pantas untuk diperlakukan secara tidak sopan! kesopanan? hahaha omong kosong!!" Asline tertawa riang,sungguh benar-benar masa bodoh dengan dampak dari kelakuannya.
"ASLINE!!" Sentak Lucinda benar-benar tidak dapat lagi membendung amarahnya.
"Kenapa? sangat mengesankan! kau berani meninggikan suara padaku? wah....luar biasa!! beraninya wanita penghibur seperti dirimu membentak putri seorang cucu sah dari tuan besar Gradian! UPS........" Asline menutup mulutnya seakan telah berbicara sesuatu hal yang sangat berbahaya.
Melirik takut-takut kearah Dante dengan wajah panik dramanya.
"Asline apa maksudmu? !" Sagara merasakan adanya hal tidak beres yang disembunyikan dalam kata-kata sarkas Asline.
Apakah ayahnya menyimpan rahasia?
Ada sesuatu hal yang ia tak tahu disini? Sagara menatap penuh selidik wajah pias Lucinda.
Akhirnya Hans dengan gugup mulai memerintahkan para pelayan untuk menyajikan makan malam.
Piring demi piring terisi oleh berbagai makanan western.
"Tuan direktur,ini adalah anggur merah Swedia yang diantarkan pelayan oleh nyonya Chintya sebelum acara berlangsung tadi pagi,anda bisa mendampingkan wine ini dengan menu malam ini,bistik tanderlion" Hans membungkuk sopan dengan sebotol anggur merah tahun 1990.
Lucinda mendesah,apakah butler itu lupa bahwa suaminya tidak bisa meminum anggur dikala sedang marah seperti ini?.
Wajah Dante menggelap,menatap butler tua itu dengan mata menajam.
"Apakah anda ingin mencicipinya?" Hans berdiri tegak kembali bertanya dengan sopan.
"Simpan dan bawa pergi dari sini" Lucinda menjawab dengan senyum penuh ancaman.
Asline terkekeh.
"Bukalah kakek Hans,aku ingin mencoba"
Suara riang Asline menghentikan acara makan malam semua orang.
Semua mata tertuju pada gadis yang terlihat duduk dengan acuh dan wajah tanpa beban.
"Kenapa? kenapa dengan wajah paman,bibi dan kau sister? bukankah hari ini patut dirayakan? kakek... tuang anggur digelas semua orang,yah..kecuali Jerome!" Asline tersenyum mengejek menatap Dante yang kini nafasnya memburu dengan mata gelap penuh amarah
Wine telah dituangkan digelas-gelas khusus semua orang.
Asline menggoyangkan gelas anggurnya .
"Pertama-tama,apa yang harus dirayakan terlebih dahulu?....hm..." Asline menatap gelas anggurnya dengan santai,memutar minuman mahal itu yang berputar diseluruh bagian dalam gelas.
"Pertunanganku yang batal sepihak?"
"Atau pertunangan Grizela dengan mantan tunanganku?atau....kembalinya diriku setelah 7 tahun? tunggu.....ada berapa banyak kejutan kita hari ini? " Asline menghitung jari-jemarinya dengan jenaka.
Dankkkk....
Lucinda melempar garpu dan pisau keatas piringnya.wajahnya menghitam dengan helaan nafas berat penuh kebencian.
"Hei Jerome! apa kau yakin kau bukan anak haram Grizela HM? ayolah coba ingat dengan jelas siapa ibumu? atau..apakah Grizela bermain juga dengan ayahmu tuan Bryan?! ck..ck..ck...hei...kau tau berapa banyak kekasih Grizela selain Jonathan?!" Asline bermonolog menatap puas wajah-wajah geram Dante,istri dan juga putrinya.
Brakhhhh........
Dante bangkit dari duduknya dengan kasar,menyebabkan kursi jatuh terjungkal.
Hening..........
Dengan santai Asline menghela nafas malas.
"Well....kalian semua sama saja bagiku" Asline mendengus dingin dan menatap wajah murka Dante menantang.
"Ke**napa kau kembali sekarang? menyebabkan kekacauan dan rasa tidak nyaman semua orang**! " Suara berat penuh amarah dante menggema diseluruh ruangan.
Para pelayan menunduk semakin dalam kala udara panas benar-benar memicu keringat dingin semua orang.
"Kenapa kau bertanya? apa aku harus melapor padamu jika aku ingin kembali ke rumah kakekku?" Balas Asline menatap dingin tepat pada mata memerah Dante.
Memiringkan kepalanya dan menyilang kan kedua kakinya angkuh,Asline kembali berucap.
"*A*ku melewatkan pemakaman kedua orang tuaku, pemakaman kakek dan nenekku,apa aku harus melewatkan pemakamanmu juga nanti?" Seringai Asline sinis.
Penghinaan dengan nada suara yang begitu tenang.
"KAU...KAU MENDOAKAN KU MATI, ASLINE?! GADIS TIDAK TAU DIRI! AKU DAN BIBIMU SANGAT MEMPERLAKUKAN DIRIMU BEGITU BAIK SAAT KAU KECIL DULU,AKU MEMBANTU AYAHMU DAN BIBIMU MENJAGA IBUMU! APA KAU TIDAK BEGITU KASAR PADA KAMI?!" Dante membentak dengan emosi sudah diambang batas.
"Membantu,menjaga? hahaha..aku senang jika itu benar!tapi sayangnya....kita tidak sependapat dengan itu,paman Alfarezho!" Asline menatap lurus tanpa kenal takut, tatapan matanya begitu tenang dan nada suaranya bahkan tak bergetar menghadapi langsung seorang Dante! pria ambisius yang bahkan bisa membunuh ayah dan saudaranya sendiri demi jabatan.
Dante menghembuskan nafas dengan perlahan,berjalan kearah kursi duduk Asline dan berdiri tepat disamping gadis itu yang tak bergeming menatap lurus ke depan dengan tangan bersilang.
"P**ergilah dari kota ini begitu matahari terbit**!" Ucap Dante benar-benar membuka topeng palsunya sebagai paman yang baik hati.
Hans mematung ditempatnya,nonanya akan diusir? pria tua itu menggeleng tak percaya.
"Baiklah" Jawab Asline dengan wajah putus asa.
Grizela mengangga tak percaya akan apa yang ia dengar.
Lucinda menoleh cepat,melotot dan benar-benar terkejut mendengar ucapan pasrah gadis pembangkang itu.
Sagara menatap wajah Asline dengan fikiran menerawang.masih terngiang makna terselubung apa yang dilontarkan Asline tadi.
Asline mendesah dan meraih garpu dan pisau stiknya.
Memotong daging panggang itu dengan lemas sebelum melirik Dante yang hendak berlalu.
Dante mengangguk puas dan berbalik hendak kembali duduk di kursinya hingga.
"Seandainya aku bisa pergi....tapi sayangnya....aku tidak mau" Ucap gadis itu tersenyum meminta maaf.
Dante berbalik cepat dengan mata melotot tajam.
"Yah...aku akan tinggal lama,dirumah kakekku" balas Asline dengan bahu yang terangkat acuh.
"TIDAK!! PERGI SEBELUM FAJAR!!" Raung Dante mengangetkan semua orang.
BRAKHHHH....
Gadis cantik itu berdiri,menghantam meja dan membalik piring berisi makanan itu dengan wajah dingin.
Udara jatuh ketitik beku!.
Pria paruh baya itu dan keponakannya,keduanya bertatapan tajam saling menyerang dalam diam.
"*A**ku bukan gadis kecil lagi tuan Alfarezho! kau tidak bisa mengancamku sesuka hatimu lagi ,dan dari istri keduamu ini...putri harammu ini...dari kalian bertiga! akulah...aku,Asline Alfarezha Gradian adalah pewaris tunggal dari rumah besar utama ini! bukankah kalian harus angkat kaki*? "
Tegas...
Tanpa emosi....
Asline menatap puas wajah tegang Lucinda dan Grizela.
Deg........
Sagara terdiam mematung,apa ini?.
"B**enarkan,nyonya Alfarezho**?" Asline menyerigai melihat wajah kaku Lucinda.
Tidak............
Asline meneguk tetes terakhir anggur merah di gelasnya berbalik dan melangkah pergi setelah sukses menjatuhkan bom waktu pada Dante.
Hahahaha.....
Tawa manis gadis itu masih terdengar dari lorong ruang makan.
Hening......
"Aku selesai, selamat malam" Jerome yang sudah merasa cukup,bangkit dan tak mau melihat lebih jauh.
Lucinda menunduk tak berani bahkan menatap wajah gelap Sagara.
Benar!
Dia memang bukan ibu kandung pria itu,dan Grizela juga bukan adik kandung putra pertama Dante.
Rahasia gelap yang mereka sembunyikan entah bagaimana dibongkar dan diketahui oleh Asline.
Dante meradang!.
Kriettt......
Lucinda dan Dante yang masih terdiam linglung mengangkat wajah.
Sagara bangkit dari kursinya dan berbalik tanpa kata.
"Gara?" Dante memanggil dengan jantung berdebar.
Pria itu tak berbalik sama sekali,terus berjalan dengan langkah lemah beruntung Hans sigap menopang tubuh tuan mudanya itu.
"*H*ahaha..ibuku bukan ibuku?! hahaha...ayah...ayahku telah berbohong begitu jauh! betapa lucunya" Batin Sagara terguncang hebat.
"ARKHHHHHHH...... PEREMPUAN SIALAN!! HARUSNYA KUBUNUH KAU SEJAK DULU!!" Dante membalik meja makan dan mengamuk dengan begitu brutal.
Lucinda meringkuk ketakutan memeluk Grizela yang begitu syok melihat kemarahan pertama kalinya ayahnya itu.
...........⚜️............
Angin malam yang lembut menerbangkan helaian rambut indah gadis cantik yang kini melajukan mobilnya dijalanan kota.
Bukan mobilnya sebenarnya,yah.mobil Porche pinjaman pria aneh yang cukup baik menolong dirinya lepas dari para pembunuh.
Dan gadis itu juga sebenarnya tak tau cara mengembalikan mobil itu nanti,masa bodoh lah.
Asline membuka music player dan mulai mencari lagu demi menghidupkan suasana.
Melody mulai terdengar kala bibir manis itu mengikuti bait demi bait.
...oh,she's sweet but a psycho...
...a little bit psycho...
...at night she's Screamin...
...i'm..ma..ma..ma out my mind...
...oh she's hot but a psycho...
...so left but she's right through...
...at night she's Screamin...
...i'm..ma..ma..ma out my mind...
...she'll make you curse but she a blessing...
...she'll rip your shirt within a second...
...you'll be coming back...
...back for seconds...
...with your plate you just can't help it...
...no...no...you'll play alo..o..Ong...
...let her lead you on..on..on...
...you'll be saying no...no......
...then saying yes..yes..yes......
...cause she messin with your head...
"WOW...NICE SOUND!"
Asline berbalik tepat disamping mobilnya melaju terlihat wajah menyebalkan seorang pria yang kini tengah mengerling jahil.
Asline mendesah,apakah tidak ada kesempatan bagi dirinya untuk tenang sejanak?.
"Mau apa kau?" balas Asline kesal.
Pria itu menggeleng dramatis,menyentuh dadanya dengan satu tangan menghandle kemudi.
"Kalau kau lupa mobil itu masih milikku nona cantik....." Jenaka pria dengan kemeja berbalut rompi hitam itu jahil.
Asline mendengus,dan Raino terkekeh.
"Kau boleh memakai mobil itu tapi...jangan lupa kau harus mentraktirku makan nanti!! byeee...nona pemarah!!" Mobil Range Rover itu melaju melewati mobil Porsche yang Asline kendarai dengan kecepatan tinggi.
Asline mengeram,pria gila itu!.
Ckittttttt...
Mobil mewah itu berhenti di depan sebuah toko kue yang terlihat cukup ramai malam itu.
Gadis cantik itu masuk dengan tenang.
Dan yah,hening sejenak kala kecantikan yang cukup menggoda mengalihkan antensi para pria yang ada.
Tersenyum manis membalas tatapan binar para Adam di dalam sana.
Asline bahkan terkekeh geli kala para pengunjung pria itu menarik para wanita yang datang mengantri kue mereka untuk menyingkir dan memberi jalan padanya .
"Terimakasih" balas Asline tersenyum manis dibalas wajah memerah malu para pria muda yang menarik kekasih mereka didepan kasir .
Para gadis itu hanya bisa mendengus kesal melihat kelakuan kekasih mereka.
"Nona tolong cupcake buah satu kotak" Ucap Asline tersenyum manis menatap penjaga kasir yang menatapnya ramah.
"Baik nona tunggu sebentar" Asline tersenyum dan menunggu sejenak sebelum satu kotak yang berisi enam buah cupcake datang .
"Terimakasih,saya pakai card saja" Asline menyerahkan kartu kreditnya dan setelah proses pembayaran selesai,gadis itu berbalik pergi.
Namun.....
Maniknya berubah dingin kala melihat beberapa orang pria asing dengan pakaian sedikit urakan berdiri mengelilingi mobilnya.
"Ck...menyusahkan!" Asline mendesah kesal, kebahagiaan akan cupcake yang sebentar lagi akan ia rasakan menghilang kala melihat senyum bejat pada pria asing itu.
"Enyah!" Asline berdiri tepat dihadapan mereka tanpa takut.
"Dante? Lucinda? atau..... Grizela?" tiga nama terucap dan tawa para pria itu pecah.
Dan........
...TBC...
Vote ya awas gak🔪🔪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
dwi dedik
sewa aja penembak jitu , target kan udah di depan mata
2023-06-06
0
Triiyyaazz Ajuach
wach Asline ktmu Raino lagi hmn udh kaya jailangkung aja muncul dimana"
2023-05-15
1
Ginta Malik
kalimat drakor aj*r😆😆😆
2022-12-27
0