Sopir yang membawa Rhea menghentikan mobilnya di depan pintu gerbang universitas tempat Rhea kuliah. Sopir itu memarkir mobilnya di tempat biasa ia parkir dan menunggu Rhea sampai selesai.
Rhea sendiri langsung turun dari mobil sambil berkata, "Tunggu disini ya, Pak. Begitu urusan saya kelar, saya akan cepat kembali kemari."
"Baik Nona," ucap sopir itu. Seperti biasa ia menunggui Rhea hingga selesai kuliah di tempat parkir yang tersedia.
Teman-teman Rhea langsung menyapa gadis cantik itu tepat disaat mereka hampir sampai di depan pintu.
"Hai, Rhea! Mau daftar ulang juga? Tadi dapat pengarahan ada rapat kelas juga untuk penentuan jadwal. Mau ikut rapat nggak?" sapa mahasiswi yang bernama Mala.
"Ikut, tapi aku gak bisa lama, karena harus latihan bersama, nenek."
"Oh, ya sudah. Nanti aku kabari aja hasil akhirnya."
"Terimakasih Mala, kau teman yang baik dan penuh pengertian," ujar Rhea senang. Bukan hanya Mala saja, seluruh teman-teman Rhea juga selalu bersikap baik padanya.
"Awas!" Mala menggeser tubuh Fey mendekat ke arahnya agar tidak terkena cipratan air penjaga kampus yang sedang sibuk menyiram tanaman di seluruh area ini.
Tiba-tiba dari kejauhan, ada seorang laki-laki muda berkacamata sedang berlari kencang ke arah Rhea. Laki-laki tersebut membawa sebuket bunga mawar yang indah. Tanpa diduga, lelaki yang tidak lain adalah teman mereka sendiri langsung berlutut dihadapan Rhea dan mengejutkan semua orang yang ada disekitarnya termasuk Rhea sendiri.
"Rhea, mau nggak jadi pacar aku? Aku sungguh sayang sama kamu sejak kita pertama kali bertemu, mau ya? Jangan di tolak loh, kalau kamu tolak aku bisa nangis," Pinta laki-laki yang bernama Tomy dan Rhea hanya diam membisu. Sementara teman-temannya yang kebetulan lewat disitu hanya bisa melongo saja menyaksikan adegan romantis dadakan ini, tapi menggelikan juga, melihat cara nembak Tomy benar-benar kocak.
Belum juga Rhea sempat menjawab aksi penembakan yang dilakukan salah satu teman sekelasnya ini, tiba-tiba saja ada seseorang datang lagi dengan membawa motor besar keluaran terbaru dan melaju dengan kencang sehingga tanpa sengaja menyipratkan genangan air yang ada disamping Rhea cs berdiri. Alhasil seluruh pakaian Rhea dan yang lainnya jadi kotor.
Wajah Rhea langsung merah padam melihat pengendara motor tadi terus saja melaju kencang tanpa merasa bersalah sedikitpun. Rhea langsung melepas sepatunya dan bersiap melempari pengendara motor tersebut dengan sepatu. Dan ternyata, tembakan Rhea tepat sasaran mengenai punggung orang itu.
Seketika pengendara motor yang tidak bertanggung jawab itu menghentikan laju motornya dan langsung menoleh ke arah orang yang melemparinya sepatu. Pria yang masih memakai helm itu turun dari motornya dan memungut sepatu yang dilemparkan padanya. Ia berjalan mendekat ke arah Rhea dan menghalangi laki-laki yang sedang berlutut di hadapan Rhea tanpa dosa.
"Kau yang melempariku ini?" tanya pria itu sambil menggantungkan sepatu milik Rhea di depan matanya. Ia juga memerhatikan kaki Rhea yang kini hanya memakai satu sepatu yang merupakan pasangan dari sepatu yang ia pegang. Artinya, tebakan pria ini benar.
"Kalau iya kenapa?" tantang Rhea. "Entah kau ini buta atau pura-pura buta, lihat apa yang sudah kau lakukan pada kami semua?" Rhea terlihat sangat marah.
"Memangnya, apa yang sudah aku lakukan? Aku hanya lewat saja tadi, sedikitpun aku tidak menyentuh kalian semua sama sekali." Pria berhelm itu benar -benar membuat Rhea kesal setengah mati. Bisa-bisanya ia berkata seperti itu. Pagi-pagi Rhea jadi emosi.
"Kau ...." Rhea ingin mengumpat tapi bahunya dipegang oleh temannya agar Rhea mengendalikan emosinya dan tidak membuat onar disini. Apalagi ini area kampus dan Rhea merupakan salah satu mahasiswi berprestasi di Kampus ini.
"Wah, kalian semua cocok dengan pakaian kotor seperti itu." Pria berhelm tersebut malah tertawa. Sepertinya ia sengaja memancing emosi Rhea dan semua orang yang ada disini.
Dasar kutu kupret ini orang! Batin Rhea kesal.
"Jangan cuma bersembunyi dibalik helmmu saja, kalau kau berani ... buka helmmu! Tunjukkan wajahmu pada kami," hardik Rhea.
"Tidak mau! Kalau aku membuka helmku, kalian semua bisa jatuh cinta padaku. Susah payah aku datang kemari dan aku tidak mau pindah lagi hanya karena dikejar-kejar wanita." Pria itu benar-benar sok PD sekali.
Matanya terus menatap tajam mata Rhea dan tanpa ada yang menduga, pria tersebut melempar sepatu Rhea jauh sampai masuk ke dalam air mancur yang ada di seberang jalan pintu masuk universitas ini. Lemparan yang luar biasa jauh sebenarnya, tapi bukan itu yang menjadi masalah. Bukannya meminta maaf atas apa yang dilakukan pengendara motor itu pada Rhea dan teman-temannya tapi ia malah sengaja membuang sepatu Rhea jauh-jauh.
Mata merah menyala Rhea menatap tajam pria asing yang ada dihadapannya, tangannya mengepal kuat menahan emosi. Namun, Rhea tidak ingin bertengkar disini. Ia menunggu pembalasan setimpal atas apa yang sudah dilakukan pria menyebalkan ini tapi tidak di dalam kampus ini.
Awas kau! Begitu aku tahu siapa dirimu, habislah riwayatmu! Batin Rhea. Iapun memutuskan pergi meninggalkan pria itu daripada ia emosi disini.
Rhea tidak ingin mengambil sepatunya karena ia sudah sangat terlambat, ia melepas sepatu satunya dan memilih berjalan tanpa alas kaki. Ia tidak peduli dengan tatapan mata orang-orang kepadanya. Hati Rhea sedang tidak dalam kondisi baik sekarang.
Sedangkan laki-laki yang berlutut dihadapan Rhea tadi menggunakan momen ini untuk menjadi pahlawan kesiangan. Ia berdiri tegap dan langsung mencengkeram kerah pria berhelm itu agar terlihat keren dimata Rhea.
"Beraninya kau! Cepat minta maaf pada kekasihku!" Laki-laki itu mengaku-ngaku Rhea sebagai kekasihnya.
"Lepaskan tanganmu!" Pria itu memberi peringatan.
"Minta maaf dulu!"
"Huh, jangan sok jadi pahlawan. Gadis itu bahkan tidak mau melihatmu," ledek pria berhelm itu dengan santai.
"Siapa kau?"
"Kau akan menyesal jika kau tahu siapa aku!" pria itu balas mencengkeram kerah laki-laki itu dan melemparnya jauh melewati Rhea yang sedang berjalan bersama dengan teman-temannya. Tentu saja Tomy sangat terkejut melihat betapa kuatnya pria yang ia tantang itu sampai tubuhnya bisa terlempar sedemikian rupa dan mendarat mulus diatas pohon. Tomy langsung pingsan seketika.
Rhea dan teman-temannya juga terkejut, semuanya kompak berbalik badan melihat pria berhelm itu dengan ekspresi wajah yang tak bisa digambarkan. Ini pertama kalinya mereka melihat adegan film fantasi seorang Hercules di dunia nyata.
"Gila! Apa dia yang yang melakukannya?" Bagaimana bisa?" tanya teman-teman Rhea takjub sekaligus tidak percaya.
Sedangkan Rhea hanya memandang aneh laki-laki itu yang sedang bersiul senang berjalan pelan melewatinya.
Siapa pria asing ini? Sepertinya, dia tidak asing lagi bagiku, gumam Rhea dalam hati.
BERSAMBUNG
***
Pasti tahu, siapakah pria berhelm itu ... Hehehehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
HNF G
bojomu rhe😅😅😅😅
2024-07-18
0
HNF G
dasar Rey bengek🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2024-07-18
0
Abinaya Albab
dia suami mu Rhe 😅 pangerannya👻👻👻
2023-12-10
0