Sementara di tempat lain, Fey dan Rey sedang dalam perjalanan menuju kota kecil tempat tinggal Riska berada. Sesekali Fey mengamati Rey yang sedari tadi melihat pemandangan kota di dalam mobil Limosin mereka.
Ada sejuta rasa yang menyelimuti Fey saat ini, terlebih lagi soal putra semata wayangnya. Sudah saatnya Rey memulai awal kisah cintanya dengan Rhea yang pernah hilang selama 3 tahun lalu. Dan juga, Fey sudah tidak sabar lagi ingin segera bertemu dengan suami tercintanya. Fey sungguh sangat merindukan Refald. Selama 3 tahun lamanya Fey menahan rasa rindu ini dan sepertinya, perasaan rindu yang menggebu menyelimuti kalbu, sudah tak bisa dibendung lagi.
Sebentar lagi, kau pasti kembali, suamiku. batin Fey dalam hati. Ia pun mengamati pemandangan sekitar yang mengingatkan kisah mereka sewaktu ia dan Refald singgah di kota ini dulu.
"Sepertinya, tempat ini sudah banyak berubah. Lebih padat dari sebelumnya," gumam Fey lirih.
Kota yang dulu merupakan sebuah desa, kini sudah berubah menjadi kota kecil yang bergerak di bidang industri pertanian. Semua hasil petani dikelola oleh pabrik yang dulu sempat dibangun Refald untuk kesejahteraan masyarakat disini. Sepertinya, Riska dan Noval berhasil mengelola dan memajukan pabrik itu. Terbukti dari perubahan pabrik yang signifikan. Berawal dari pedesaan tiba-tiba saja berubah menjadi sebuah perkotaan walau bukanlah kota besar.
"Tempat apa ini, Ibu?" tanya Rey memecah kesunyian.
"Tempat kenangan kami, Rey. Kenanganku bersama dengan ayahmu. Di tempat inilah aku baru tahu kalau aku sedang mengandung dirimu." Fey menatap wajah putranya yang kini sudah mulai dewasa. Fey benar-benar teringat masa lalu.
Sungguh Fey tidak menyangka, Rey bisa jadi sebesar dan setampan ini sekarang. Rasanya, baru kemarin ia masih mengandung Rey di rahimnya tapi kini, putra semata wayangnya ini sudah besar dan mirip sekali dengan Refald.
"Jadi, Ibu dan ayah pernah tinggal disini?" Rey jadi penasaran.
"Ehm, dulu ada sesuatu hal yang terjadi pada ayahmu sehingga membuat kami terpaksa harus tinggal di kota ini sementara. Jangan tanyakan apa sesuatu itu karena aku tidak bisa menjelaskannya sekarang," ujar Fey pada Rey sebelum putranya bertanya lagi. Rey sendiri langsung diam dan memang tidak jadi bertanya.
Kini mobil Limosin yang mengangkut Rey dan Fey berhenti di perempatan lampu merah jalan. Tiba-tiba dari kejauhan, Rey tanpa sengaja melihat adegan yang menarik perhatiannya.
Di depan mobil Rey, sedang berdiri beberapa anak panti asuhan yang hendak berangkat sekolah dan hendak menyeberang jalan. Malangnya, anak-anak panti asuhan ini tidak bisa berjalan normal alias cacat sehingga mereka berjalan dengan menggunakan bantuan tongkat penyangga. Saat lampu hijau menyala untuk pejalan kaki, anak-anak panti tesebut kesulitan berjalan akibat kakinya yang tak sempurna.
Sementara di sisi lainnya sudah ada banyak mobil yang mulai membunyikan klakson supaya anak-anak itu lekas lewat. Namun, apa boleh buat, kaki mereka semua tidak bisa diajak berjalan cepat seperti manusia normal lainnya.
Rey ingin sekali membantu, tapi ia tidak bisa keluar dari dalam mobil karena ada pengendara motor berhenti tepat disisi kanan dan kiri mobilnya sehingga ia tidak bisa membuka pintu mobil. Tiba-tiba saja ada seorang gadis cantik berlari dan menggendong satu persatu anak-anak yatim itu hingga sampai di seberang jalan. Pengasuh anak-anak panti yang sudah paruh baya ini mengucapkan terimakasih pada gadis cantik itu karena sudah mau membantu mengatasi masalahnya, tanpa pamrih pula.
"Terimakasih, nona Rhea. Anda selalu saja datang tepat waktu menolong kami semua," ujar pengasuh panti itu.
"Sama-sama, Bu. Sebentar lagi jembatan penyeberangan akan segera selesai dibangun. Aku tidak keberatan jika setiap hari membantu menyeberangkan anak-anak luar biasa ini. Lagipula kita searah juga." Fey tersenyum manis dan mengusap lembut kepala anak-anak pintar yang tak patah semangat mengejar cita-cita walaupun tubuh mereka tidak sempurna.
"Anda baik sekali, Nona. Donatur yang anda berikan. pada kami setiap bulannya sangat bermanfaat pada kami. Anda adalah malaikat pelindung kami."
"Jangan berkata seperti itu, Bu. Andalah yang luar biasa karena bisa mengasuh anak-anak menakjubkan ini. Perjuangan anda jauh lebih besar dari apa yang saya lakukan. Teruslah berjuang membesarkan mereka, Bu. Kalau butuh apa-apa, katakan saja pada bibi Riska. Beliaulah yang akan mengatur segalanya."
"Baik Nona Rhea. Sekali lagi terimakasih. Anda tak hanya cantik, tapi hati anda sungguh mulia sekali. Semoga anda selalu bahagia dan mendapat pasangan hidup yang tampan dan baik hati pula," ujar ibu pengasuh itu dengan tulus.
Rhea tersenyum simpul mendengar doa itu dan mengamininya. "Terimakasih juga atas doanya, Bu. Kalau begitu, saya permisi dulu." Rhea pun pamit undur diri tanpa tahu bahwa di seberang jalan tadi, Rey sedang memerhatikan gerak gerik Rhea sambil tersenyum simpul.
"Gadis yang unik," gumam Rey dan menutup kembali kaca mobilnya, sebab lampu hijau sudah menyala dan ia pun harus pergi kerumah baru yang akan ditinggali Rey bersama dengan ibunya sendiri.
BERSAMBUNG
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Aqiyu
hdjididirkkf
2022-09-23
0
Erni Sasa
looh di cerita ini refald,fey udah pda tua?
tpi knpa di cerita teror di desa angker mereka mash muda?
aku harus baca yg mana dulu ini thoor😭😭😭😭
2022-09-22
0
Erni Hidayat
Kejadian yang sama seperti yang dialami kakak Rafelo dalam cerita VALEXA
2022-09-16
0