Mata Rhea mengerjap melihat kakaknya. Syukurlah di detik-detik terakhir, Rey sudah pergi menghilang sehingga Rara tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Aku hendak menutup jendela kamar karena hari sudah mulai gelap, Kak." kilah Rhea agak gugup. Ia berjalan ke dekat pintu jendela dan menutup jendelanya sambil menghela napas panjang.
"Kau bicara dengan siapa? Sepertinya aku mendengar kau bicara pada seseorang?" Selidik Rara penuh curiga.
"Oh, aku baru saja menerima panggilan telepon teman kerja. Besok aku disuruh gantikan dia shift malam." Rhea sedikit berbohong dan Rara tak juga langsung percaya.
"Kau tidak bohong, kan? Jangan-jangan kau sudah punya pacar."
Deg!
Tidak hanya pacar, aku bahkan sudah punya suami. Apa yang akan Kakak lakukan jika tahu siapa aku, batin Rhea.
"Katakan padaku? Kau bicara dengan pacarmu, kan? Siapa dia? Apa dia kaya raya? Apa dia jauh lebih kaya dari Thomas?"
"Siapa Thomas?" Rey malah balik bertanya untuk mengalihkan pembicaraan.
"Masa kau tidak tahu siapa Thomas? Dia anak kepala desa disini. Sangat aneh kau tidak tahu dia!"
"Kakak, aku bahkan tidak tahu siapa nama anak tetangga kita, apalagi anak kepala desa? Kakak tahu sendiri, aku sangat sibuk dengan pekerjaanku, tidak ada waktu untuk mengenal semua penduduk yang ada disini."
"Ya sudah! Jika kau punya pacar, kenalkan padaku."
"Kenapa?"
"Karena aku ingin tahu seperti apa pacarmu itu." Rara tersenyum sinis penuh makna. Ia meninggalkan Rhea yang tertegun melihatnya.
Ada sedikit kekhawatiran dihati Rhea. Ia sangat tahu seperti apa kakaknya itu. Rey adalah sosok pria idaman yang sempurna. Bila Rara bertemu dengan Rey, pasti kakaknya itu bakal tergila-gila pada Rey.
Bagaimana ini? Aku tidak bisa mempertemukan kak Rara dengan Rey. Masalah Irene saja masih membekas dihati dan belum bisa hilang hingga sekarang, kenapa malah ganti Kakakku? Rhea bergelut dengan dirinya sendiri.
***
Malam harinya, saat semua orang sudah tertidur lelap, Rhea menyusup pergi keluar dan menuju tepian danau yang ada disekitar rumahnya. Malam ini, Rhea tidak bisa tidur karena galau memikirkan kata-kata kakaknya. Tidak mungkin Rhea menyembunyikan Rey selamanya, cepat atau lambat Rara pasti bakal tahu tentang Rey.
Gadis itu berhenti berjalan dan mengambil beberapa batu lalu melemparkan batu tersebut ke tengah danau. Malam ini begitu dingin sedingin hati Rhea yang sedang kalut.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Rhea menatap permukaan air danau.
"Kau cukup bilang cinta padaku," ujar seseorang dari balik pohon.
Awalnya Rhea terkejut dan langsung waspada mendengar suara itu. Namun, ia menyadari sesuatu kalau suara tadi adalah milik suaminya sendiri.
"Rey, kaukah itu?" tanya Rhea. Ia mengamati pohon besar tempat Rey berdiri, tapi sosok Rey tiba-tiba menghilang entah kemana. "Rey, jangan bercanda?" Rhea menoleh kesana kemari namun yang dicari tidak ada lagi disini.
"Kau mencariku, Sayang?" Rey mendadak muncul dari balik punggung Rhea dan langsung memeluk tubuh istri ghaibnya dari belakang.
"Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Rhea sambil menikmati pelukan Rey.
"Tentu saja bisa," jawan Rey dengan tersenyum.
"Sejak kapan?"
"Sejak tadi, aku memang ada disini, Sayang. Kau bilang kau akan nenemuiku. Tapi kau kan tidak tahu dimana aku tinggal sekarang. Makanya aku datang kemari. Kenapa kau lama sekali?" Rey semakin memeluk erat tubuh Rhea yang hangat.
"Maaf, sebenarnya aku lupa, tapi aku memang baru bisa keluar rumah saat semua orang sudah tertidur lelap." Wajah Rhea terlihat galau lagi. Sambil dipeluk Rey, Rhea mengamati pemandangan yang ada disekitar danau.
"Jangan pikirkan apa yang dikatakan kakakmu. Sampai kapanpun, aku hanya menjadi milikmu seutuhnya. Aku tidak akan pernah membiarkan kejadian 3 tahun lalu menimpa kita kembali. Jangan khawatir, oke. Tersenyumlah, kau lebih cantik kalau tersenyum."
"Bagaimana kalau kakakku juga menyukaimu?"
"Kita tunjukkan padanya kalau kita ini saling mencintai dan takkan pernah bisa terpisahkan lagi." Rey memutar balikkan tubuh Rhea dan menatapnya.
Rey mendekatkan wajahnya dan hendak mencium Rhea tapi niatnya ia urungkan karena Rhea mencegahnya.
"Tunggu! Bagaimana kau tahu pembicaranku dengan Kakak? Kau menguping?"
"Sedikit," jawab Rey sambil tersenyum.
"Jadi, sejak tadi kau belum pergi dari sini?" Rhea tidak menyangka Rey bakal terus mengamatinya.
"Aku pergi untuk ganti pakaian saja dan menyapa ibuku. Besok kau harus bertemu dengannya. Sebab, beliau juga merindukan menantunya."
Rhea baru sadar kalau ia juga belum bertemu dengan ibu mertuanya. Ia jadi merasa tidak enak hati sekarang. Harusnya ia langsung pergi menemui Fey begitu ingatannya kembali.
"Aku juga merindukannya. Kenapa kita tidak menemuinya sekarang?" Rhea terlihat bersemangat. Sudah 3 tahun lamanya, ia penasaran seperti apa ibu mertuanya sekarang. Pasti tetap cantik dan bahkan tetap cantik dari sebelumnya.
"Ibu sudah tidur, ia terlalu lelah mengurus semua kepindahan kami kemari. Besok saja kau temui dia. Aku akan menjemputmu sekaligus menyapa nenek. Kebetulan besok hari Minggu. Kita bisa berkencan juga." Rey memegang kedua pipi Rhea lalu mencium mesra bibir indah Rhea.
"Baiklah, terserah kau saja."
"Kau lihat bintang-bintang diatas sana? Sepertinya bulan enggan menampakkan diri karena malu melihat kemesraan kita." Rey menengadah sebentar sebelum ia kembali memeluk Rhea dan melihat langit-langit bersama wanita pujaan hatinya."
"Siapa yang sebenarnya kau bicarakan? Bulan atau bintang?" Rhea tersenyum mendengar kalimat gak nyambung dari Rey.
"Aku bicara tentang kita berdua. Hari ini aku bahagia. Rasanya aku tidak ingin berpisah darimu barang sedetik pun. Aku ingin memelukmu terus seperti ini."
"Kita sudah bersama sekarang," ujar Rhea.
"Maksudku, 24 jam non stop?"
"Kau pikir aku robot apa? Tidak butuh makan minum dan lainnya? Bagaimana bisa kita berpelukan selama 24 jam penuh?"
"Aku bersedia jadi robot bila itu bisa membuatku memelukmu sehari semalam penuh."
"Kau ini ada-ada saja. Ehm, sepertinya aku harus kembali sekarang." Rhea melepas pelukan Rey dan hendak pergi pulang ke rumah sebelum ada orang melihat mereka.
"Besok malam, ada pesta perayaan pernikahan bibi Riska. Apa kau akan datang?"
"Ehm, aku akan datang "
"Kalau begitu, sampai ketemu besok pagi."
"Kok pagi? Pestanya kan malam?
"Kau harus bertemu ibu dulu. Jangan sampai terlambat bangun karena aku akan menjemputmu tepat jam 07.00 pagi." Rey mengecup mesra bibir Rhea. "Selamat malam, Sayang. Sampai jumpa lagi."
"Selamat malam," Rhea tersenyum senang dan mulai berjalan pelan meninggalkan Rey sendirian. "Besok Rey bertemu dengan nenek dan kakak, apa yang akan terjadi?" gumam Rhea lirih tanpa tahu bahwa Rey tersenyum mencurigakan sambil menatap lurus istrinya.
"Takkan kubiarkan siapapun menyukaiku, Sayang. Kecuali dirimu seorang," ujar Rey lalu pergi menghilang menghilang setelah memastikan Rhea sudah masuk ke dalam rumah.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Sidharta Ardiprayoga
rada bingung knapa rhea dibilang istri ghaib ? emang hantukah ???
2023-02-27
1
botak
sihir ajaa si rara,sihir penolak hati cieee 🤭🤭🤣🤣🤣
2022-10-06
0
Aqiyu
xbjjdjd
2022-09-24
0