Keesokan paginya, Rhea benar-benar was was memikirkan kedatangan Rey. Sebentar-sebentar, Rhea melirik jam dinding dan sulit berkonsentrasi pada aktivitas yang dilakukannya. Bahkan saat sarapan pun, Rhea gagal fokus sampai tidak sadar apa yang dia makan.
"Apa yang kau lakukan? Kau menuangkan banyak saos dimakananmu?" tanya Rara saat keduanya sarapan bersama.
Saat ini, hanya Rara dan Rhea saja yang ada di rumah sementara neneknya, sudah pergi entah kemana sejak pagi tadi.
"Oh." Rhea terkejut. Ia jadi gelagapan dan juga gugup. Tiba-tiba saja selera makannya menjadi hilang.
"Ada apa denganmu? Kau terlihat aneh saja sejak kemarin?" cetus Rara.
Belum sempat Rhea menjawab, mendadak diluar terdengar suara ketukan pintu dan ucapan salam dari seseorang yang sudah dihafal Rhea suara siapa itu. Rhea langsung berlari kedepan dan membukakan pintu untuk kekasihnya.
"Hai," sapa Rey begitu ia melihat orang yang membukakan pintu untuknya.
Mata Rhea terbelalak tak percaya melihat penampilan Rey berubah jadi kucel dan tidak karuan. Sangat berbeda dengan penampilan coolnya kemarin. Rey yang sekarang lebih mirip preman jalanan daripada seorang pangeran.
Ini pertama kalinya Rhea melihat Rey memakai kaos oblong dan celana jins sobek-sobek sampai memperlihatkan lututnya. Rambutnya juga acak-acakan seperti anak ayam. Mata Rhea tidak bisa berhenti berkedip melihat kekasihnya. Rey benar-benar berbeda. Meski penampilan Rey berubah 180 derajat, tapi tetap saja ia terlihat tampan.
"Kau tidak membalas sapaanku, Sayang?" goda Rey dengan senyuman mautnya. Ia sangat suka melihat ekspresi Rhea yang terkejut melihatnya. Sepertinya Kejutannya ini sukses.
"Hai." Rhea balas menyapa dengan takjub. Rey benar-benar membuatnya shock dengan berpenampilan aneh seperti ini.
"Masuklah, kami baru saja selesai sarapan bersama." Rhea mempersilakan kekasihnya masuk ke dalam.
Tanpa basa basi, Rheapun mempekenalkan Rey pada Kakaknya. Dan reaksi sangat berbeda jauh dengan Rhea. Ia tidak terlihat terkejut sama sekali. Sebaliknya, Rara malah bersikap cuek.
"Halo, aku Rey." Rey melambaikan tangannya pada Rara yang sedang asyik makan.
"Hai juga," jawab Rara jutek. Ia tidak terlalu kaget melihat penampilan Rey yang kucel itu. Sebab, ia sudah sering bertemu model pria seperti Rey di kota kecil ini. Sekali lihat saja, Rara tahu seperti apa Rey. Walau wajahnya tampan, tapi penampilannya benar-benar merusak mata.
Dasar gembel, batin Rara. Ia tidak tahu kalau gembel tampan itu adalah seorang pangeran tajir melintir idaman setiap wanita yang ada didunia.
"Apa dia pacarmu?" tanya Rara pada Rhea.
"Iya!" Rey yang menjawab. "Aku Pacarnya Rhea. Bahkan jika tidak ada yang keberatan, aku akan menikah dengannya dalam waktu dekat." Rey menatap Rhea dengan penuh cinta. Keduanya saling bertatap sambil melempar senyum sehingga membuat Rara menjadi sinis.
"Aku tahu kau itu memang tidak pernah punya pacar, tapi kenapa kau pilih gembel seperti dia menjadi kekasihmu? Apa kau mau hidup sengsara terus seumur hidupmu?" ejek Rara.
"Tidak Masalah jika hidup kami sengsara, asal Rey bersamaku. Aku bahagia, karena yang aku butuhkan adalah dia, bukan yang lainnya."
Jawaban Rhea membuat Rey berbinar bahagia. Ia sampai menunduk untuk menyembunyikan senyum tampannya.
"Apa kau akan kenyang dengan hanya makan cinta, ha? Ada banyak pria mapan di kota ini? Kenapa kau .... " Rara tidak melanjutkan kata-katanya. "Terserah kau saja kalau begitu. Itu pilihan hidupmu." Rara beralih menatap tajam Rey. "Apa kau tidak bisa mengubah penampilanmu lebih oke sedikit? Kau benar-benar menyakiti mataku. Moodku benar-benar hilang setelah melihatmu." Rarapun pergi meninggalkan Rey dan Rhea berduaan saja dirumah.
"Dasar gadis tengik. Aku pikir pacarnya itu tajir melintir, tapi ternyata kendaraan saja tidak punya. Padahal aku bermaksud merebutnya kalau pacar cecunguk itu sesuai kriteriaku. Huh, tapi dugaanku salah. Mereka memang pasangan yang serasi. Sama-sama gembel," gumam Rara sambil berlalu keluar untuk menemui pacar-pacarnya.
****
"Apa yang kau lakukan ini, ha? Kau sengaja membuat kakakku ilfeel padamu?" tanya Rhea setelah kakaknya tak terlihat lagi.
"Sayang, bukankah pertemuan ini yang kau cemaskan semalam? Sampai kau tidak bisa tidur? Kau takut kakakmu akan tergila-gila padaku? Tapi lihat sekarang? Katanya aku merusak moodnya?" Rey tertawa keras sekali.
"Itu karena dia belum tahu siapa kau sebenarnya, kalau dia tahu ...."
"Dia akan tahu ... tapi setelah kita berdua sudah menikah." Sebuah kecupan manis menghiasi indahnya pagi keduanya. "Ayo pergi, Ibu sudah menunggu kedatangan kita." Rey menggandeng tangan Rhea dan keduanya langsung menghilang pergi kekediaman Rey saat ini.
Hanya butuh waktu sedetik untuk keduanya sampai dirumah Rey dan Fey yang baru. Namun, Rhea bingung karena kini mereka berdua sudah berada disebuah ruang kamar yang luas. Rey memang sengaja membawa Rhea ke kamarnya sendiri.
"Kamar siapa ini?" tanya Rhea.
"Kamar kita berdua." Rey masih tetap memeluk Rhea.
"Lepaskan aku, aku harus menemui Ibu." Rhea menggeliat minta dilepaskan.
"Temani aku ganti baju."
"Hah? Apa kau tidak malu?"
"Kenapa harus malu? Saat kau menjadi istriku, kaulah yang akan memakai dan melepaskan semua bajuku. Anggap saja ini sebagai latihan." Rey benar-benar menggoda Rhea.
Dasar mesum! batin Rhea sambil memicingkan mata menatap suami mesumnya ini.
Rhea mengamati sekeliling untuk mencari pintu keluar ruang kamar Rey. Ada beberapa pintu disini, Rhea bingung manakah pintu keluar yang asli. Meski bentuknya berbeda-beda, Rhea masih saja belum bisa membedakan pintu keluar itu yang mana.
"Baik, lepaskan aku. Aku akan membantumu ganti baju." Akhirnya Rhea mengalah, tapi ia sudah merencanakan untuk kabur dari sini begitu Rey melepaskan pelukannya.
"Nice." Rey tersenyum dann iapun merentangkan kedua tangannya, pasrah jika tubuhnya diraba-raba oleh Rhea.
Dengan gugup dan agak sedikit grogi, Rhea memegang bagian bawah kaos Rey. Ia mulai mengangkat kaos itu perlahan-lahan. Mata Rey tak pernah lepas melihatnya. Begitu kaos itu menutupi wajah Rey dan menghalangi pandangan Rey pada Rhea, gadis itu langsung mengambil kesempatan untuk pergi melarikan diri dan menuju sebuah pintu yang ia yakini sebagai pintu keluar. Namun, wajah Rhea seketika menegang karena ternyata, ia salah memilih pintu.
"Sial!" umpat Rhea.
"Kau tidak akan pernah bisa keluar dari kamar ini, tanpa seizinku, Sayang." Rey melepas kaosnya sendiri yang sempat tertunda karena sang istri hendak kabur. Ia pun berjalan pelan bertelanjang dada mendekati Rhea yang tertegun. "Mau lari kemana?" bisik Rey ditelinga Rhea sehingga gadis itu hanya bisa menelan salivanya.
Gawat, apa yang akan dilakukan Rey sekarang? batin Rhea. Sungguh ia tidak bisa berkutik dalam kurungan cinta Rey yang menakutkan.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Aqiyu
uu9ii7yt
2022-09-24
0
clararine
manjanya si Rey lepas baju aja minta di lepasin
2021-11-26
0
Shakila Rassya Azahra
gembel takir itu nama nya..rara lo kalau sudah tau siapa rey yg sebenarnya kamu bakalan syok 7 hari 7 malam 🤪😅😅😅😅
2021-08-11
0