Rey memerhatikan wajah Rhea yang terlihat pucat. Sebenarnya ia sendiri terkejut saat Rhea tak sadarkan diri tadi, wanita yang ada dihadapannya ini memanggil manggil namanya. Tapi setelah ia sadar, sikap Rhea justru sebaliknya. Cuek dan juga jutek.
Ada banyak hal yang sangat sulit dimengerti Rey saat ini. Semakin ia dekat dengan Rhea, ia semakin merasa bahwa ia mengenal Rhea jauh sebelum mereka bertemu. Bahkan sekarang ini, Rhey sudah tertarik dengan Rhea sejak pertemuan pertama mereka di perempatan lampu merah waktu itu.
Hati Rey bergetar setiap kali menatap manik mata indah milik Rhea. Walau sikap gadis cantik dihadapannya ini selalu kasar padanya, entah mengapa Rey justru malah senang. Sedikitpun ia tidak marah dan bahkan keranjingan menggoda Rhea. Mendadak, timbul keinginan memiliki wanita misterius bernama Rhea ini.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Rey sok perhatian.
"Bukan urusanmu! Tinggalkan aku sendiri dan terimakasih sudah membawaku kemari," cetus Rhea.
Ingin rasanya ia bangun dan berlari meninggalkan Rey, tapi apa daya, tenaganya sudah tidak kuat lagi untuk bergerak. Ini pertama kalinya Rhea mengalami hal aneh seperti ini. Selama 3 tahun terkahir, Rhea tidak pernah pingsan dalam kondisi apapun. Fisiknya sangat kuat dan tidak mudah tumbang. Jika hari ini Rhea pingsan, itu benar-benar sangat aneh.
"Kenapa kau memanggil namaku?" tanya Rey to the poin tanpa mau beranjak dari tempat ini sebelum ia mendapat jawaban dari pertanyaannya.
"Siapa yang memanggil namamu?" bentak Rhea langsung. Bicara dengan Rey membuat darahnya jadi naik.
"Saat kau pingsan tadi, kau terus menyebutkan namaku. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Apa?" Rhea terkejut. "Kau jangan mengerjaiku lagi? Mana mungkin aku menyebut nama orang yang tidak Kusuka dan baru saja kutemui? Kau jangan mengada-ngada. Aku tidak akan terkecoh lagi dengan aktingmu!" Rhea membuang muka menyembunyikan rasa gugupnya.
Tak dapat dipungkiri, ia memang memimpikan Rey setiap hari, tapi sungguh ia merasa belum pernah bertemu dengan Rey sebelumnya walaupun pria menyebalkan ini, sangat tidak asing lagi baginya.
"Aku serius, dan aku juga sedang tidak berakting. Kau benar-benar memanggil-manggil namaku. Bahkan kau juga menangis saat memanggilku. Ada apa? Kau memimpikanku?"
"Mungkin kau salah dengar, bagaimana bisa aku memimpikan orang asing sepertimu. Ada banyak nama Rey di dunia ini. Jadi kau jangan Ge-Er." Rhea masih saja terus menyangkal. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa tebakan cowok ini memang benar. Mau ditaruh mana muka cantiknya.
"Aku tidak tuli, dan aku juga bisa mendengarnya dengan jelas, kau menyebut nama Reyshinhard Refey Dilagara. Itu adalah satu-satunya namaku. Tidak ada orang lain lagi yang memakai nama itu selain aku karena ...." Rey tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia janji pada ibunya untuk tidak memberitahu siapapun mengenai identitas asli keluarganya.
"Karena apa?"
"Bukan apa-apa, jawab dulu pertanyaanku, kenapa kau memanggil namaku?"
"Tidak bisakah kau meninggalkanku sendirian? Aku sudah kesal setengah mati padamu. Aku benar-benar tidak ingin melihatmu sekarang. Pergilah!" usir Rhea.
"Aku tidak akan pernah pergi dari sini sebelum aku mendapatkan jawabanku."
Rey dan Rhea sama-sama kukuh dengan pendapat mereka masing-masing. Yang satu mati-matian menyembunyikan fakta yang terjadi sedangkan yang satunya mencari jawaban yang pasti.
Rhea sudah tidak punya tenaga lagi untuk berdebat dengan Rey. Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu hal yang genting.
"Oh, tidak! Jam berapa ini?" Pekik Rhea cemas, ia bergegas turun dari tempat tidur dan memakai sepatunya.
"Jam 2 siang, kenapa?" jawab Rey santai.
"Apa?" Mata Rhea terbelalak saking shocknya. "Gawat! Dimana tasku?" Rhea mulai panik mencari-cari tas selempangnya.
"Di kelas." Rey masih duduk santai dan mengamati gerak-gerik Rhea yang mondar-mandir kesana-kemari mencari tasnya.
"Apa?" Pekik Shena dengan kencang. "Kau sudah gila? Kenapa kau tidak membawakan tasku juga kemari? Dasar kau ini!" Rhea semakin marah pada Rey.
"Aku sibuk menggendongmu! Mana mungkin aku mengurusi tas mu juga! Lagipula, kau itu berat, aduh lenganku jadi pegal." Rey berakting kesakitan sambil memegangi lengannya. Padahal kenyataannya tidak terjadi apa-apa pada lengannya.
"Kalau aku jadi kau, aku sudah malu dengan otot kekarmu itu. Beratku cuma 49 kg. Harusnya dengan otot yang kau punya, beratku tak berarti apa-apa bagimu! Menyebalkan sekali." Rhea bergegas membuka pintu ruang kesehatan yang ada di kampusnya dan berlari sekuat tenaga menuju kelasnya. Sedangkan Rey sendiri, tertawa tanpa suara karena wajah Rhea semakin terlihat cantik bila gadis itu sedang marah.
"Dasar bengek banget dia! Apa dia pikir ruang kelas disini adalah ruangan VIP? Bagaimana kalau tasku hilang diambil anak-anak dari kelas lain?" Rhea ngedumel sendiri sambil berjalan cepat dan menggigiti jari jemarinya saking cemasnya.
Sesampainya di kelas, ia sudah tidak mendapati siapapun dan apapun disana. Sepertinya semua orang sudah pada pulang dan hanya tinggal Rhea seorang. Rhea baru menyadari kalau ruang kelas sudah mulai sepi. Hanya ada beberapa kelas yang mungkin memang ada jadwal sore dan itu bukan dari angkatan Rhea.
Gadis itu tetap masuk ke dalam kelas untuk mencari tasnya tapi barang yang dicari juga sudah tidak ada. Ia langsung bergegas menuju loker siapa tahu ada orang yang mau berbelas kasih mau menaruhkan tasnya dilokernya. Namun sayang, tas Rhea ternyata juga tidak ada disana.
"Dimana tasku? Disitu ada ponselku! Nenek pasti sangat mencemaskanku! Aku juga sudah terlambat latihan. Bagaimana ini?" Rhea bingung harus berbuat apa. Ia menangis dan menyesali semua yang terjadi padanya saat ini.
"Kau mencari ini?" tanya seseorang itu sambil memperlihatkan tas selempang putih milik Rhea.
Melihat tas tersebut, Rhea tersenyum senang dan juga lega karena tasnya tidak jadi hilang, tapi senyumnya langsung memudar setelah tahu siapa orang yang membawakan tas itu padanya.
"Kau?" seru Rhea. Napasnya jadi naik turun melihat seseorang berdiri didepannya dengan senyum menggodanya.
"Iya, ini aku." Orang itu memamerkan gigi putihnya yang rapi.
BERSAMBUNG
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Teh Yen
hahaha nyebelin banget sih kamu rey
2022-09-28
0
Aqiyu
isshhhh
2022-09-23
0
clararine
kok kayak kelakuan Leo ya super jail
2021-11-25
1