Mata Rhea terbelalak melihat siapakah dua wanita yang dimaksud Rey itu. Ia tidak menyangka ternyata, dia wanita beda usia itu sudah saling mengenal satu sama lain.
"Nenek? Ibu?" ujar Rhea terkejut melihat neneknya sudah ada dikediaman ibu mertuanya. "Bagaimana bisa? Nenek ada disini?" mata Rhea masih terlihat shock. Ia penasaran kenapa neneknya ada dirumah ibu mertuanya sendiri. Bahkan sepertinya, mereka sudah saling mengenal sejak lama. "Pantas saja, pagi tadi nenek sudah tidak terlihat, rupanya nenek ada disini?" tanya Rhea lagi.
"Hai Fey, apa kabar?" sapa Fey mengalihkan perhatian.
"Halo ibu? Saya baik. Bagaiamana dengan ibu sendiri?" Rhea memaksakan diri tersenyum meski masih diliputi sejuta rasa penasaran.
"Seperti yang kau lihat, aku juga sangat baik." Fey tersenyum sambil memeluk Rhea yang berwajah bingung.
"Saking baiknya sampai bisa mengintip orang," sindir Rey.
"Diam kau!" Bentak Fey langsung.
"Ibu, sebenarnya ada apa ini? Jelaskan padaku? Bagaiamana nenek bisa mengenal kalian? Apa yang kalian sembunyikan dariku?"
"Sudah kubilang, Sayang. Mereka taruhan untuk kita." Rey membantu menjelaskan.
"Tutup mulutmu atau kisumpal kau dengan sandal!" Bentak Fey pada Rey yang ikut campur.
"Benarkah itu, Ibu?" tanya Rhea memastikan.
"Jangan dengarkan si bengal itu, Rhea." Fey memelototi putranya dan beralih menatap Rhea. "Kami harus banyak berdiskusi tentangmu. Terutama masalah ritual terakhirmu. Kami ingin kau berhasil melakukan semua ritual supaya Refald dan seluruh pasukannya kembali termasuk kedua orang tuamu. Aku tahu kau sudah berjuang keras selama ini dan aku bangga padamu. Senang sekali kita bisa kembali berkumpul bersama lagi." Fey kembali memeluk Fey.
Rhea sendiri juga membalas pelukan ibu mertuanya. Meski agak bingung, tapi Rhea sangat mengerti seperti apa perasaan ibu mertua yang terpisah dari suaminya. Seketika masalah taruhan itupun langsung hilang tak berbekas di benak Rhea.
"Ibu dan Nenek jangan khawatir, aku pasti akan melakukan ritual terakhirku dengan baik."
"Kami semua memercayaimu Sayang. Ayo ikut aku. Ada banyak hal yang harus aku bicarakan padamu." Fey mengajak Rhea pergi dari kamar Rey diikuti nenek Haida yang sejak tadi hanya diam.
"Bagaimana dengan taruhan kalian? Siapa yang menang?" teriak Rey mencoba mengingatkan hal yang sudah dilupakan dari belakang dan tiba-tiba saja, sebuah sandal melayang kearah Rey. Untung cowok itu masih bisa menghindar.
"Berani bicara lagi, tak hanya sandal yang melayang kearahmu! Tapi seluruh benda yang ada di rumah ini akan aku lempar tepat ke kepalamu!" Cetus Fey dengan nada marah.
"Sejak kapan Ibu berubah jadi kejam begitu?" gumam Rey sambil tersenyum.
***
Setelah puas berbincang-bincang dengan Fey, Rey mengantar kekasihnya pulang. Kebetulan tidak ada siapa-siapa dirumah Rhea. Nenek Haida juga entah pergi kemana lagi. Meski sudah tua, tenaga nenek itu sama seperti anak muda saja yang bisa kelayapan kesana kemari tanpa merasa lelah seperti nenek-nenek normal biasa seusianya.
Kemungkinan besar, nenek Haida juga sedang mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk ritual terkahir yang dilakukan Rhea. Sedangkan Rara sendiri juga belum kembali. Entah ada dimana dia sekarang.
"Rey, ada yang ingin aku katakan padamu, ujar Rhea saat keduanya ada di dalam rumah.
"Ehm, aku siap menikah denganmu dan menjadi ayah untuk anak-anak kita," goda Rey.
"Bukan itu?"
"Kalau begitu bersiaplah, besok kita menikah." Rey masih menggoda Rhea.
"Kau ini menyebalkan sekali? Bisakah kau serius sedikit?" Rhea mulai kesal dengan Rey.
"Bercanda Sayang. Habis mukamu itu serius sekali. Katakan ada apa?" tanya Rey sambil terus menatap wajah Rhea.
"Aku sudah izin pada bibi Riska. Kalau malam ini, aku tidak bisa datang ke pestanya. Tapi kau dan Ibu harus datang untuk membantu memeriahkan acara."
"Kenapa?"
"Acara itu dibuat khusus untuk kalian."
"Maksudku, kenapa kau tidak bisa datang?"
"Ada hal yang harus aku lakukan. Ini demi kelancaran ritualku. 10 hari lagi. Bulan purnama akan bersinar terang. Aku harus mempersiapkan diri mulai dari sekarang."
"Apa yang akan kau lakukan?"
"Aku tidak bisa memberitahumu."
"Kalau begitu, aku juga tidak mau datang."
"Bibi Riska pasti akan kecewa, kau dan ibulah yang ditunggu-tunggunya selama ini."
"Kita lihat saja nanti, yang jelas aku tidak akan mungkin membiarkanmu latihan sendiri sementara aku datang ke pesta orang. Sampai nanti. Sekarang, istirahatlah." Rey mencium kening Rhea dan langsung menghilang begitu saja. Seperti Rey kesal padanya karena tidak mau memberitahu apa yang akan ia lakukan nanti sehingga tidak bisa datang ke pesta.
Sebenarnya, Rhea sendiri juga tidak enak, tapi mau bagaimana lagi. Ia harus rajin latihan dan jangan sampai gagal. Sebab itulah Rhea tidak mau membuang-buang waktu lagi. Ia harus sering-sering latihan.
"10 hari, aku punya waktu 10 hari dan aku tidak boleh gagal. Kesampingkan semuanya Rhea, dan fokuslah pada latihan ritualmu. Ibu harus bertemu dengan ayah, mereka berdua sudah banyak menderita gara-gara aku." Rhea menguatkan hatinya agar ritual terakhirnya nanti bisa berjalan dengan lancar.
***
Malampun tiba dan Pesta perayaan ulang tahun pernikahan Riska dan Nouval pun digelar. Rey dipaksa datang oleh ibunya untuk menyapa tuan rumah meski ia tidak mau dan hendak pergi menemui Rhea.
"Beri Rhea ruang, Rey. Ia harus fokus dengan latihannya. Kau terus saja mengganggu dan menggodanya. Itu juga bisa memengaruhi emosi Rhea. Kau harus memahami Rhea saat ini. Ia melakukan semua ini demi kebahagiaan kita."
"Tapi aku hanya ingin menemaninya, Ibu. Aku akan memberikan semangat dan dukungan penuh untuknya."
"Sapa dulu paman dan bibimu, susah payah mereka menyiapkan pesta ini untuk kita. Baru setelah itu kau boleh pergi." Fey memberi saran.
"Baik, Ibu. Aku akan pergi menyapa mereka." Reypun pergi mencari keberadaan Riska dan Nouval untuk mengucapkan selamat pada mereka.
Pesta yang digelar Riska sangat meriah dan juga mewah. Seluruh penduduk di kota kecil ini diundang tak terkecuali Rara dan yang lainnya. Namun, pesta semeriah ini tak membuat Rey tertarik mengikutinya karena tidak ada Rhea disampingnya. Entah apa yang sudah dilakukan kekasihnya sekarang. Hati dan pikiran Rey terus saja tertuju pada Rhea.
Reypun memutuskan naik ke atas balkon dan menjauh dari keramaian. Rupanya, rumah ini langsung menghadap danau tempat tinggal Rhea. Dari sini, Rey bahkan bisa melihat rumah Rhea yang terletak dipinggir danau yang indah.
Sama-samar, Rey melihat sesosok wanita memakai gaun sederhana berwarna putih keluar dari dalam rumah Rhea dan berjalan pelan menuju danau. Awalnya Rey tidak mengerti apa yang dilakukan gadis itu. Ia sangat yakin gadis itu adalah Rhea. Sebab cuma dia dan nenek Haida saja yang tidak menghadiri pesta mewah ini. Mata Rey semakin terbelalak saat gadis yang ia yakini seagai Rhea, sengaja menenggelamkan diri di danau yang entah berapa jauh dalamnya.
"Tidak! Rhea! Apa yang kau lakukan?" seru Rey dan iapun menghilang menuju danau tersebut.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Teh Yen
duh kynya Rey engg tau deh kl ritual nya memang gt mirip kaya Fey dulu yah thor
2022-09-29
0
clararine
Jagan bikin kacau Rey ✌️
2021-11-26
0
Berdo'a saja
Rey ganggu saja sih
2021-07-23
0