Rhea tertegun mendengar Rey menyebutnya dengan kata 'Sayang'. Sekilas, sebuah ingatan menyakitkan mulai terlintas dibenaknya. Rasa shock yang amat sangat menyerang hati dan jiwa Rhea saat ini. Ia tidak ingin percaya tapi ingatan itulah yang terus saja menghantui Rhea disetiap malamnya selama 3 tahun terakhir.
Masih teringat jelas di kepala Rhea betapa terkejutnya ia saat melihat Irene mencium pipi Rey tiba-tiba dan Rey sama sekali tak bisa berkutik saat kejadian itu terjadi. Seketika detak jantung Rhea kembali merasakan sakit yang sama, melihat sang kekasih hati di cium wanita lain selain dirinya tepat di depan mata kepalanya. Tidak ada wanita manapun, sanggup melihat orang yang dicintainya dicium mesra wanita lain. Rasa itulah yang membawa Rhea pada kematiannya dan begitu matanya terbuka kembali, Rhea sudah berada di tempat ini.
"Kenapa kau diam saja, Sayang? Kau mengingatku, kan?" tanya Rey sekali lagi. Ia yakin Rhea sudah mengingat kenangan indah mereka.
Terbukti dari munculnya gelang hitam simbol cinta mereka berdua. Namun, melihat ekspresi Rhea, Rey jadi was-was. Jangan-jangan, ingatan Rhea belum kembali sepenuhnya.
Airmata Rhea hampir saja jatuh. Ia menundukkan wajah seolah mengamati lilin yang tak jadi padam akibat kedua tangannya saling bertautan dengan kedua tangan kekasihnya, Rey. Rhea memang ingat semuanya, tapi yang membuatnya sakit adalah kenangan buruk antara Rey dan Irene. Dadanya serasa sesak jika ingatan itu muncul dikepalanya.
"Tidak, aku tidak ingat. Memangnya siapa kau?" Rhea menarik paksa tangannya dan langsung berdiri tegak tanpa peduli pada wajah shock didepannya.
Gadis itu berlari pergi meninggalkan area upacara tanpa menggunakan alas kaki. Sungguh ia tak sanggup melihat wajah Rey. Rasa marah, kesal dan juga shock berat, bercampur aduk dalam hati Rhea saat ini. Ia ingin menenangkan diri untuk memahami seperti apa perasaannya saat ini.
Rhea berusaha keras menahan air matanya agar tidak tumpah keluar. Tidak disaat ia berada di sekitar orang-orang yang ada di kota ini. Jangan sampai ada yang tahu kalau Rhea sedang menangis.
Panggilan-panggilan orang yang ada disekitarnya tak digubris sama sekali oleh Rhea. Ia menjinjing bagian bawah gaun putihnya dan terus melesat pergi menjauh dari tempat ini.
"Rhea! Kau mau pergi kemana?" teriak teman-teman Rhea, tapi gadis itu tak menyahut dan terus berlari pergi begitu saja.
Rhea menuju ke sebuah sungai tempat biasa ia menyendiri dan berkeluh kesah disana. Air matanya langsung pecah dan ia menangis sekencang-kencangnya atas apa yang sudah dialaminya selama ini.
"Ada apa denganku? Kenapa rasanya sesakit ini?" Rhea menyeka air matanya yang mengalir membasahi pipinya.
Tepat dipinggir sungai tempat Rhea berada saat ini, terdapat sebuah pohon yang batangnya menjulur ke tengah-tengah sungai. Rhea menaiki pohon tersebut dan duduk diatasnya. Letak batang pohon dan permukaan air sungai tidak terlalu jauh sehingga Rhea bisa memainkan kakinya didalam air sungai yang mengalir tenang, tapi arusnya deras didalam.
Sungai ini adalah sungai teraman bagi Rhea. Disinilah ia menenangkan diri sambil belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya agar tidak terganggu dengan Rara kakak angkatnya. Tempat ini juga merupakan tempat Rhea menuangkan segala amarahnya termasuk apa yang ia rasakan saat ini.
Suara kecipak kecipuk air mulai menghiasi sungai tempat Rhea memainkankan kakinya.
"Menyebalkan sekali kau Rey! Butuh waktu selama itu agar kita bisa kembali bertemu, tapi kenapa aku tetap marah padamu?" Isak Rhea disela-sela tangisnya. Sungguh darahnya jadi mendidih mengingat kenangan menyakitkan itu. "Kenapa kau lakukan itu padaku? Kenapa kau tidak menghindari ciumannya? Apa kau sengaja melakukannya? Kenapa kau tidak membiarkan aku mati saja supaya kau bisa bersamanya?" Rhea kembali menangis sesenggukan. Ia benar-benar marah pada pria yang amat sangat dicintainya.
"Aku hanya ingin hidup bersamamu, tidak ada wanita lain selain dirimu Rhea," ujar seseorang yang berdiri tidak jauh dari tempat Rey duduk. Dan orang itu, siapa lagi kalau bukan Rey.
Seketika Rhea terkejut melihat Rey mengetahui tempat ini. "Kau? Bagaimana kau tahu kalau aku ada disini. Tidak ada seorangpun yang berani datang kemari selain aku," teriak Rhea.
"Mungkin kau lupa, Sayang. Tapi aku adalah seorang putra raja. Pangeran Mirza Anta, suami tampanmu ini, tidak takut dengan apapun kecuali satu hal. Yaitu kehilangan dirimu. Tidak sulit bagiku menemukan dimanapun keberadaanmu. Karena gelang kita ini, saling terhubung satu sama lain." Tatapan Rey terlihat sendu. Iapun melangkahkan kakinya mendekat ke arah Rhea.
"Berhenti disitu!" Teriak Rhea sehingga Rey menghentikan langkahnya. "Jika kau melangkah selangkah lagi, maka aku akan lompat!" ancam Rhea.
"Sayang, kenapa kau begini? Apa yang terjadi dulu, sepenuhnya bukan salahku! Aku terlalu kagum padamu sampai lalai dan tidak sadar kalau wanita itu akan menyerangku!" Rey mencoba menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka berdua.
"Aku tahu. Tapi sekarang, biarkan aku sendiri! Aku tidak ingin melihatmu. Tolong mengertilah! Aku butuh ruang untuk mengetahui bagaimana perasaanku saat ini!" airmata Rhea terus mengalir membasahi pipi lembutnya.
"Tidak! Setelah 3 tahun lamanya kita terpisah dan baru sekarang kita bertemu kembali. Kau ingin aku meninggalkanmu? Aku tidak akan melakukannya." Rey melanjutkan langkahnya maju ke arah Rhea. Ingin sekali Rey memeluk istrinya itu. Rey sangat merindukannya hingga rasa rindunya ini masuk kedalam tulang.
"Aku bilang berhenti! Tetap disitu! Atau aku akan lompat sekarang juga!" ancam Rhea lagi.
Namun, Rey sama sekali tidak takut dengan ancaman Rhea, ia terus maju melangkah karena rasa rindunya sudah tidak terbendung lagi.
Melihat Rey bersikukuh mendekatinya, Rhea tak punya pilihan lain selain membuktikan ancamannya. Dengan tatapan tajam yang sengaja ia arahkan pada Rey, Rhea melompat kedalam sungai yang lumayan dalam dan kebetulan arus sungai itu sedang deras di dalam. Otomatis tubuh Rhea pun langsung terhanyut oleh arus sungai tersebut.
"Sial" umpat Rey, dan dengan cepat, ia melepas kedua sepatunya lalu melemparnya ke sembarang arah. Rey menceburkan diri kedalam sungai untuk menolong Rhea.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Teh Yen
duh marahnya masih berlanjut yah pdhl udh 3 thn
2022-09-29
0
Aqiyu
😐
2022-09-23
0
kusrini 09
udah 3 thn msh cemburu aja neng...
2021-12-23
2