Yukkkkk like, komen dan votenya yang buanyakkkkk, biar author juga semangat upnya 🙏🙏❤️❤️
...-SELAMAT MEMBACA-...
Setelah kopi permintaan Arsen jadi, Sheena lalu membawanya ke ruangan Arsen.
“Permisi Tuan, ini kopinya.” Kata Sheena sambil meletakkan kopi itu di atas meja.
“Apa takarannya sudah sesuai permintaanku?”
“Sudah bawel.”
“Kamu bilang apa?”
“Bawel. Memang kenapa?”
“Sudah aku bilang, jaga jarak dan pahami posisimu.”
“Ah sudahlah, aku lelah acting hormat padamu. Toh di kantor tinggal mita berdua saja.”
“Memang ya kamu salah satu karyawan yang tidak patuh. Mau aku pecat?”
“Pecat saja. Aku akan mengadu pada Tante Dira dan Om Keenan,” ancam Sheena.
“Kamu berani mengancamku?”
“Sebaiknya lanjutkan saja pekerjaanmu, Arsen. Jangan nekat karena patah hati ya, aku ke pantry dulu.” Kata Sheena sembari berlalu.
“Ini yang membuatku selalu darah tinggi saat bertemu dengannya. Dia memang tidak pantas di kasihani. Sungguh menyebalkan,’’ gerutunya dengan kesal. Selama ini Shenna lah satu-satunya wanita yang berani membantah dan mengajak Arsen berdebat. Mungkin wanita lain akan berlomba-lomba merayunya tapi Sheena berbeda.
Di pantry, Sheena melihat fotonya saat sedang bersama Fandi di galeri ponselnya.
“Fan, bagaimana kabarmu? Apa kamu sudah sadar? Maafkan aku ya, Fan. Maaf karena aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita. Aku bahkan berharap kamu adalah cinta pertama dan terakhirku. Tapi aku sadar dengan posisiku kalau aku tidak bisa egois. Kamu beruntung memiliki orang tua yang menyayangimu, berbeda denganku yang sangat merindukan kasih sayang orang tua. Untuk itu aku memilih mundur daripada aku memilih maju tapi membuat hubunganmu dengan orang tuamu menjadi tidak baik.” Tak terasa air mata Sheena jatuh membasahi pipinya. Terlebih saat mengingat wajah Fandi terakhir kali sesaat sebelum kecelakaan.
“Aaaaaaa……. PERGI! Jangan ganggu aku!” suara Arsen berteriak memecah keheningan kantor.
“Kenapa Arsen? Apa ada maling?” gumam Sheena. Sheena buru-buru menyeka air matanya dan segera berlari membawa sapu ke ruangan Arsen.
“Ada apa Arsen?” tanya Sheena dengan panik. Ia mendapati Arsen tengkurap di atas sofa.
“Itu, ada kecoa.”
“Apa? Kecoa? Astaga, kecoa saja kamu begitu berisik,” ketus Sheena.
“Dia adalah hewan yang sangat menjijikkan. Cepat pukul dia, bunuh dia!” Kata Arsen dengan segala kepanikannya.
“Memangnya dia dimana?”
“Di bawah kursiku,” jawab Arsen yang masih tetap meringkuk. Sheena lalu mencari kecoa itu di bawah kursi namun tidak menemukannya.
“Mana? Tidak ada.”
“Ada! Dia ada di bawah sana. Cari ke kolong meja.” Perintahnya. Sheena lalu mencarinya lagi dan akhirnya ia mendapatkannya. Bukannya memukulnya tapi Sheena malah menangkapnya. Muncullah ide jahil dalam benak Sheena. Sheena lalu duduk jongkok di hadapan Arsen yang masih tengkurap di atas sofa sambil menenteng kecoa itu.
“Aku sudah mendapatkannya dan membuangnya. Bangunlah!” Kata Sheena berbohong. Arsen kemudian bangun dari posisi tengkurapnya.
“Baaaaaaa….” Kata Sheena sambil menunjukkan kecoa itu. Seketika Arsen melonjak kaget dan ia pun berlari dan melompat ke sofa seberang. Sheena lalu tertawa terbahak-bahak melihat Arsen yang ketakutan.
“Sheena, buang itu! Kamu mengerjai aku! Kurang ajar kamu, aku ini bosmu. Jaga sikapmu!” cerocos Arsen dengan segala kemarahnnya sambil menahan rasa takut.
“Awas saja berani memecatku! Besok akau akan mengumpulkan kecoa dan meletakkannya di kantor dan rumahmu!”
“Cepat buang, Sheena! Singkirkan dia dari pandanganku!” bentak Arsen. Bukan Sheena namanya kalau tidak menjahili Arsen. Sheena lalu mengejar Arsen sambil menenteng kecoa itu.
“Hayo, mau kemana? Tuan serbuk berlian, aku kecoa yang baik hati. Angkatlah aku jadi hewan peliharaanmu.” Kata Sheena sambil terus mengejar Arsen yang ketakutan. Melihat Arsen ketakutan dan jijik adalah kepuasan sendiri bagi Sheena.
“Cukup Sheena! Aku lelah,” ucapnya sambil terengah. Sheena pun tak henti tertawa melihat Arsen yang menderita. Sheena lalu membuang kecoa itu lewat jendela ruangan Arsen.
“Aku sudah membuangnya.” Kata Sheena sambil mengangkat kedua tangannya.
‘’Cuci tanganmu cepat!” perintah Arsen.
“Iya-iya. Wah, di dalam ruanganmu ada wastafel dan toiletnya juga ya. Kantor apa hotel sih.”
“Aku tidak bisa berbagi toilet dengan orang lain,” jawabnya ketus. Arsen yang kelelahan lalu duduk di sofanya. Sambil mengatur kembali nafas dan merapikan pakaian serta rambutnya, Arsen lalu menyeruput kopi buatan Sheena.
“Sheeennaaaaaa!” teraik Arsen memekik.
“Aku masih disini, Arsen. Kenapa berteriak seperti tarzan?” protes Sheena yang baru saja mencuci tangannya di wastafel.
“Minum kopi ini!” perintah Arsen.
“Maaf ya, aku tidak bisa berbagi kopi dengan orang lain dalam satu cangkir,” kata Sheena sambil menirukan gaya bicara Arsen.
“Ini kopi atau air laut?” bentaknya.
“Ya kopi lah, udah tahu pakai tanya lagi.”
“Tapi ini asin Sheena. Kamu mau meracuniku dan membuatku darah tinggi karena garam ini?”
“Hah, masa sih? Perasaan aku sudah memasukkan gula.”
“Coba saja!” perintah Arsen. Sheena dengan ragu-ragu lalu mencicipinya.
“Hehehehe, iya asin.” Kata Sheena dengan meringis.
“Buang kopi itu. Buatkan aku jus strawberry dengan yoghurt dan gula rendah kalori. Di pantry ada almari dan kulkas khusus untuk perlengkapan makanku sekaligus semua makanan dan minuman yang aku butuhkan. Dan ingat ada namanya T.U.A.N A.R.S.E.N.”
“Kamu lebih pantas hidup di hutan deh daripada manusia,” gumam Sheena sembari berlalu.
“Apa yang kamu katakan Sheena? Aku mendengar ocehanmu. Pendengaranku ini sangat tajam.” Sahut Asen.
Sheena benar-benar tidak menyangka ada satu kulkas dan satu almari atas nama Arsen.
“Wah, ini orang aneh bener. Minuman dan makanan saja tidak maul ho jadi satu dengan orang lain. Apalagi perlengkapan makan seperti ini.” Yang lebih mengejutkan bagi Sheena adalah, semua makanan dan camilan di kulkas Arsen adalah makanan dan minuman sehat semua.
“Gila bener Arsen, mie instan pun tidak ada disini. Dia tidak tahu bagaimana nikmatnya mie instan pakai telur. Masa iya makanan ini sudah di kemas sesuai dengan takaran kalorinya. Hebat bener deh ini orang, sampai takaran kaloripun di hitung. Ya walaupn semua karyawannya dia sediakan snack dan minuman tapi tetap saja dia ini aneh,” gumamnya sambil menyiapkan jus untuk Arsen. Setelah jus jadi, Sheena kembali ke ruangan Arsen.
“Silahkan. Sebaiknya coba dulu,” ketus Sheena. Tanpa banyak bicara Arsen pun mencobanya.
“Gimana?” tanya Sheena penasaran. Arsen hanya mengacungkan jempolnya saja. Melihat reaksi Arsen, Sheena pun merasa lega.
“Baiklah, aku permisi.”
“Mau kemana?” tanya Arsen.
“Ke Grogol, mau ikut?” kata Sheena seraya berlalu.
“Memang ya dari dulu dia itu sangat menyebalkan dan tidak berubah sama sekali.” Gumam Arsen.
Sheena yang sejak pagi tadi belum makan, ia lalu membuat semangkuk mie instan kuah.
“Sheena, kamu harus kuat! Jadi makanlah yang banyak, jangan siksa dirimu. Besok kamu harus punya tenaga untuk menemui Fandi.” Kata Sheena yang berusaha menyemangati dirinya sendiri. Setelah mie instan buatannya jadi, Shenna lalu menyantapnya. Namun tiba-tiba saja ia menangis teringat Ayahnya.
“Ayah dimana? Aku merindukanmu.” Baru saja Keira membatin Ayahnya, tiba-tiba ponselnya berdering, ada nomor tak di kenal di layar ponselnya.
''Halo,'' sapa Sheena.
''Sheena,''
''Ayah? Ayah dimana? Aku merindukan Ayah, kenapa Ayah meninggalkanku.'' Isak tangis Sheena semakin menjadi saat mendengar suara Ayahnya di seberang sana.
''Maafkan Ayah, Nak. Ibumu tiba-tiba memaksa pindah rumah. Ibumu bahkan dengan sengaja tidak memberikan Ayah ponsel. Ayah menelepon di wartel, untung saja ada yang buka 24 jam. Ayah juga sangat merindukanmu, Nak. Bagaimana kabarmu?'' kata Pak Damar diseberang sana sambil menahan tangisnya.
''Aku baik, Yah. Ayah bagaimana kabarnya? Ibu dan Sinta juga.''
''Ayah juga baik, Ibu dan adikmu juga baik. Mereka sudah menyakitimu tapi kamu masih saja peduli padanya.''
''Ayah, meskipun mereka membenciku aku tetap menyayanginya. Ayah, aku ingin sungguh memelukmu dan menceritakan semua isi hatiku.''
''Maafkan Ayah ya, Nak. Ayah lega dan senang sekali bisa mendengar suaramu. Cukup kamu tahu bahwa Ayah baik-baik saja jadi kamu tidak usah khawatir ya. Kamu jaga diri baik-baik ya, Nak. Apa ada perkembangan tentang orang tua kandungmu?''
''Belum, Yah. Aku tidak tahu harus mencari dan memulainya dari mana. Aku bahkan putus asa tidak ingin mencarinya, bagiku Ayah adalah Ayah kandungku. Karena Ayah telah merawatku dan menjagaku sejak aku kecil. Mungkin orang tua kandungku tidak menginginkanku, jadi mereka membuangku dan Ayah menemukanku.''
''Tidak Nak. Mereka pasti menyayangimu. Mereka tidak mungkin membuangmu.''
''Aku ingin menjadi anak Ayah saja. Aku tidak ingin menjadi anak siapapun karena yang aku tahu, Ayah adalah Ayahku,'' kata Sheena sesenggukan.
''Nak, kamu memang anak Ayah yang terbaik, tercantik dan yang paling Ayah cintai. Jaga dirimu ya, Nak. Maafkan Ayah kalau Ayah tidak bisa memberitahumu dimana keberadaan Ayah saat ini. Ayah tidak ingin ibumu menyakitimu. Saat Ayah ada waktu biarlah Ayah meneleponmu.''
''Iya Ayah. Sebaiknya Ayah cepat pulang daj istirahat ya. Aku juga sedang bekerja.''
''Kamu bekerja dimana?''
''Aku bekerja sebagai office girl dan sekarang sedang shift malam.''
''Nak, maafkan Ayah ya. Maaf karena Ayah tidak bisa memberikanmu kebagaiaan.''
''Ayah adalah sumber kebahagiaanku jadi jangan pernah Ayah mengatakan itu. Aku sangat mencintai dan merindukan, Ayah. Jaga diri dan kesehatan ya, Yah.''
''Iya nak, kamu juga ya. Ayah juga sangat mencintai dan merindukanmu. Hati-hati ya, Nak. Jaga diri baik-baik.'' Sambungan telepon pun terputus.
''Ayah, hiks, hiks, hiks,'' isak tangis Sheena yang terdengar nyaring memecah ruangan yang sunyi. Ternyata ada sepasang mata dan telinga yang melihat Sheena menangis saat bicara dengan Ayahnya.
''Jadi, dia bukan anak kandung Ayahnya. Kenapa dia misterius sekali? Dia memang jahil dan menyebalkan tapi dia selalu tertutup tentang keluarganya, kasihan juga. Eh tapi untuk apa aku peduli, ah bodoh amat.'' Kata Arsen dalam hati sambil berbalik arah menuju ruangannya. Tadinya Arsen ingin mengambil buah di pantry, namun ia mengurungkan niatnya saat mendengar Sheena memulai percakapan dengan Ayahnya lewat sambungan telepon.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Mien Mey
eh s tuan hansanitizer diam" orngnya kepo jg😄
2022-02-12
0
Kar Genjreng
Iki wong yo nek senen mbokyo ngaku ae Arsen pakai ngelak barang .. kura kura dalam perau pura-pura tidak tau.. mhmmmmgemesmmmm gemes deh
2022-01-19
0
Irsa Arini
arsen arsen klau ada rasa jangan ditutup2i
2021-09-28
0