Sheena kini sedang berada dalam perjalanan menuju kantor dengan menaiki ojek online. Sepanjang perjalanan, ia menangis dalam diam. Menangisi perpisahannya dengan Fandi.
''Bang, kok berhenti?'' tanya Sheena yang baru sadar kalau si Abang ojek memberhentikan motornya.
''Itu Neng, kayaknya di depan ada kecelakaan. Kecelakaan mobil sama truk ekspedisi, mobilnya sampai terbalik.'' Kata Abang ojek. Sheena yang penasaran kemudian turun dari motor dan dari kejauhan mencoba melihat kecelakaan itu. Sheena melihat sebuah sedan warna hitam yang terbalik.
''Itu mobilnya kenapa mirip sekali dengan milik Fandi.'' Gumam Sheena.
''Bang, saya turun sini. Ini uangnya.'' Kata Sheena dengan terburu dan panik. Shena kemudian berlari mendeketi kerumunan itu.
''Semoga bukan seperti yang aku pikirkan.'' Batin Sheena sambil terus berlari kearah kerumunan itu. Sheena menererobos kerumunan itu dengan sekuat tenaga. Terlihat beberapa orang membantu korban di dalam mobil sedan yang terbalik itu. Sheena sungguh tidak percaya kalau korban tersebut adalah Fandi.
''Fandi!" teriak histeris Sheena. Sheena lalu bersimpuh dan memangku Fandi yang bersimbah darah. Tangisan Sheena begitu histeris saat melihat Fandi tidak berdaya. Ia mendekap Fandi dalam pangkuannya dengan erat.
''Fandi, jangan pergi! Kamu harus kuat,'' kata Sheena dengan sesenggukan. Tak lama kemudian mobil ambulance pun datang. Petugas medis bergerak cepat membawa Fandi menuju rumah sakit. Sheena pun berada didalam mobil ambulance untuk menemani Fandi. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Sheena menggenggam erat tangan Fandi. Tangisannya pun tak kunjung berhenti. Melihat Fandi yang tidak berdaya, membuat Sheena teringat semua kenangannya bersama Fandi. Mulai dari awal pertemuan hinga akhirnya mereka memutuskan berpisah beberapa menint lalu.
Sesampainya di rumah sakit, Fandi segera di tangani dan di bawa ke ruang ICU.
''Maaf Nona, anda tidak boleh masuk. Silahkan tunggu di luar.'' Kata salah satu perawat di sana. Sheena hanya bisa terdiam dalam pasrah. Ia lalu duduk di bangku yang tak jauh dari ruang ICU. Ia terus terisak dama diamnya.
''Ya Tuhan, selamatkan Fandi. Selamatkan dia. Berikanlah dia kekuatan untuk bertahan,'' doa Sheena dalam hati. Tak lama kemudian orang tuan Fandi datang bersama dengan Olivia. Orang tua Fandi lalu menghampiri Sheena dengan tatapan penuh kemarahan. Kehadiran Sheena justru membuatnya terjebak dalam masalah.
''Kamu apakan putraku? Kenapa dia bisa bersamamu dan kecelakaan? Jawab?'' kata Nyonya Citra dengan amarahnya sambil mengguncang tubuh Sheena dengan kuat.
''Tante, aku menemukan Fandi sudah dalam keadaan seperti itu, sesaat setelah dia datang menemuiku untuk mengucapkan perpisahan.'' Jelas Sheena sambil terisak.
''Apa? Dia menemuimu? Kamu memang pembawa sial! Coba saja dia menurut dengan ku dan tidak meninggalkan Olivia di toko perhiasan begitu saja, pasti kecelakaan ini tidak akan terjadi.'' Nyonya Citra lalu menampar Sheena dengan begitu kerasnya. Sheena hanya bisa terdiam sambil sesenggukan.
''Mah, tahan Mah! Tenang Mah! Jangan sampai Mama melewati batas,'' kata Tuan Ifan yang berusaha menahan amarah istrinya itu.
''Dia pantas mendapatkan itu, Pah! Dia sudah meracuni otak Fandi sampai membuat Fandi mengabaikan Olivia.'' Kata Nyonya Citra dengan suara meninggi. Tak berhenti di situ, Nyonya Citra kemudian menjambak rambut panjang Sheena sampai membuat Sheena mendongak.
''Tante, maaf. Aku tidak melakuka apapun,'' kata Sheena sambil mmerintih menahan sakit.
''Mah, cukup! Ini rumah sakit, jangan sampai amarah Mama merugikan diri Mama sendiri.'' Kata Tuan Ifan sambil memegangi istrinya itu. Nyonya Citra lalu mendorong Sheena sampai Sheena terjatuh tersungkur di lantai. Olivia yang merasa kasihan pun membantu Sheena untuk berdiri. Tuan Ifan lalu memeluk istrinya, berusaha menenangkannya.
''Sekarang kamu pergi! Dan jangan pernah tunjukkan bagang hidungmu di hadapan kami semua.'' Kata Nyonya Citra sambil menunjuk ke arah Sheena. Sheena kemudian pergi dengan langkah gontai meninggalkan rumah sakit. Olivia menatap kepergian Sheena dengan sangat iba. Hati Olivia tergerak untuk mengejar Sheena.
''Sheena, aku ingin bicara denganmu.'' Kata Olivia. Sheena hanya mengangguk dengan mata sembabnya. Olivia lalu mengajak Sheena menuju taman.
''Sheena, maafkan sikap Tante Citra.''
''Tanpa kamu mengatakan itu, aku sama sekali tidak marah atau butuh ucapan maaf, Nona. Nyonya Citra hanya ingin berusaha memberikan yang terbaik untuk putranya. Semua ibu pasti akan melakukan itu.''
''Maafkan aku juga Sheena. Aku sudah hadir di tengah-tengah hubungan kalian.''
''Nona tidak perlu meminta maaf. Sekalipun aku tidak ada, kalian memang sudah di jodohkan.''
''Sebenarnya apa yang terjadi sebelumnya Sheena? Dia meninggalkan aku di toko perhiasan begitu saja. Dia memintaku pulang naik taksi karena ada keperluan penting. Apa benar dia menemuimu?''
''Iya Nona. Aku sendiri sangat terkejut saat dia tiba di kontrakan ku karena aku sendiri sudah pindah dari rumah lama ku. Aku tidak tahu darimana Fandi mendapatkan alamat rumahku. Kami bertemu hanya untuk mengakhiri hubungan ini secara baik-baik. Meskipun dia terus memaksa tapi aku tidak mau melakukannya. Aku tidak ingin Fandi bertengkar dengan orang tuanya hanya karena hubungan kami ini. Hanya itu saja, kami mengakhiri semuanya dengan baik. Setelah itu Fandi pergi, kemudian aku berangkat bekerja. Dan saat perjalanan, aku melihat kecelakaan di pertigaan ruas jalan. Dan ternyata itu adalah Fandi. Maafkan aku, Nona.'' Cerita Sheena dengan suara bergetar.
''Kamu tidak salah, Sheena. Kamu sangat beruntung di cintai oleh Fandi sedalam itu. Itulah alasanku kenapa menerima perjodohan ini. Karena dia adalah pria yang baik. Tapi aku sungguh tidak tahu kalau Fandi telah memiliki kekasih karena kami sendiri hampir empat tahun tidak berkomunikasi.''
''Nona, jagalah Fandi. Aku merestui hubungan kalian dan merelakan Fandi untuk anda.''
''Saat Fandi sadar, aku akan menghilang dalam kehidupan Fandi dan membatalkan pernikahan ini.''
''Jangan Nona! Sikap Nona justru akan semakin memperkeruh keadaan dan semakin membuat orang lain terluka. Aku janji tidak akan menganggu hubungan kalian. Tapi aku ingin memohon sesuatu pada Nona.''
''Apa itu Sheena? Apa yang bisa aku bantu untukmu?''
''Ijinkan aku untuk menengok Fandi. Meskipun itu dari kejahuhan. Setidaknya ijinkan aku untuk melihat perkembangan Fandi. Aku ingin melihatnya sembuh dan ceria seperti biasanya. Setelah Fandi tersadar dan pulih, aku janji akan menghilang dari hidup Fandi untuk selamanya. Aku mohon Nona, supaya aku juga bisa meninggalkan ini dengan perasaan lega, memastikan bahwa Fandi dalam keadaan baik-baik saja.''
''Iya Sheena, aku akan membantumu.'' Olivia kemudian memeluk Shenna.
''Terima kasih Nona.''
''Sama-sama Shenna.''
Setelah berbicara dengan Olivia, Sheena lalu meninggalkan rumah sakit. Di saat seperti ini, Sheena membutuhkan pelukan Ayahnya. Sheena kemudian naik ojek untuk menuju rumah Ayahnya. Ia tidak peduli jika Ibu dan Adiknya akan mencacinya saat ia datang.
''Ayah! Ini Sheena, Yah!" panggil Sheena sambil mengetuk pintu rumah Ayahnya. Namun rumah itu tampak sepi seperti tidak berpenghuni.
''Ayah!" panggil Sheena kembali.
''Sheena, Ayah dan Ibumu sudah pindah.'' Sahut salah satu warga yang kebetulan melintas di rumah Ayahnya.
''Pindah? Pindah kemana, Bu?'' tanya Sheena.
''Saya tidak tahu. Yang jelas mereka sudah beberapa hari yang lalu pindah. Warga disini juga tidak tahu mereka pindah kemana. Dan rumah ini juga sudah di jual pada Tuan Hanafi.''
''Apa? Di jual? Tapi kondisi Ayah baik-baik saja kan Bu?''
''Pak Damar baik saja-saja, Ibu dan adik kamu juga baik-baik saja. Mereka memang sempatt pamit tapi tidak memberitahu kami kemaba mereka akan pindah.''
''Terima kasih ya Bu. Kalau begitu saya permisi dan kalau Ibu sudah tahu kabar dari Ayah saya, tolong hubungi saya ya.''
''Iya Sheena.''
Sheena kemudian pergi berlalu meninggalkan rumah Ayahnya.
''Ayah kenapa juga meninggalkan aku? Ponsel Ayah juga tidak bisa di hubungi. Aku benar-benar tidak punya siapa-siapa lagi sekarang.'' Kata Sheena dalam hati. Air mata Sheena kembali jatuh membasahi pipinya. Kini ia benar-benar sebatang kara. Sheena lalu segera kembali ke kontrakannya saat menyadari bahwa pakaiannya itu terkena darah luka kecelakan Fandi.
Besambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Kar Genjreng
oh sedih ya thor hidup shenna sebatang kara benar-benar💕.. tapi ada yang sayang Lil dan orng Tua asean .. semoga indah pada waktunya buat Shenna..
2022-01-19
0
muthia
like buatmu selalu thor
2021-09-25
1
Irsa Arini
shena kok begitu keji selalu disiksa luka batin juga hidupmu ini
2021-09-24
0