Keesokan harinya Kevin meraih ponselnya untuk menelepon Flora. Sinyal dari gelang itu, membuatnya ingin segera pulang karena menambah rasa rindu di relung hati seorang Arsen.
''Pagi honey,'' sapa Arsen.
''Pagi honey. Kamu sudah bangun?'' jawab Flora di seberang sana dengan suara malas.
''Iya, aku sudah bangun. Kamu sepertinya juga baru bangun ya?''
''Iya nih. Kamu kapan pulang? Aku merindukanmu.''
''Kalau semuanya selesai tepat waktu, besok malam aku pulang dan kalau tidak, bisa jadi lusa. Aku juga sangat merindukanmu. Aku senang sekali mendengar suaramu?''
''Aku juga senang sekali mendengarnya. Baiklah honey, aku mau mandi dulu ya. Ada syuting iklan pagi ini.''
''Oke. Sukses ya buat kamu dan tetap semangat. I love you.''
''Kamu juga semangat ya. Aku akan menunggumu pulang. I love you too.'' Panggilan pun berakhir. Padahal Flora sendiri sedang bersama Hans, mereka masih bergumul di balik selimut. Karena semalam keduanya menghabiskan waktu bersama di club.
''Aku hari ini akan pulang dan akan mengejutkan kamu. Sebenarnya aku hanya dua hari saja disini. Aku sengaja melakukannya untuk memberinya kejutan. Aku akan membelikan hadiah untuk Flora nanti.'' Gumam Arsen sambil membereskan pakaiannya. Namun tiba-tiba ponsel Arsen berdering tanda panggilan masuk dari Papanya.
''Halo Pah, ada apa?''
''Nak, kapan kamu pulang? Ada yang harus Papa bicarakan.''
''Sepertinya nanti aku akan pulang, Pah. Ada masalah apa Pah?''
''Tidak ada apa-apa. Yang jelas saat kamu tiba, langsung ke rumah Papa ya.''
''Iya Pah. Mungkin nanti sore aku sampai disana.''
''Baiklah kalau begitu, kamu hati-hati ya.''
''Iya Pah. Sampai bertemu nanti.'' Panggilan berakhir.
Tuan Keenan sendiri sudah berada di rumah. Ia sedang berada di ruang kerjanya, Tuan Keenan sangat syok melihat rincian pengeluaran Arsen yang telah ia dapat dari sekretarisnya.
''Apa-apaan ini semua, tas, baju, sepatu, kamera, perlengkapan syuting, liburan ke Maldives, Bali, Lombok dan ini terjadi selama lima bulan terakhir. Apa Arsen tidak pernah memeriksa rincian kartunya? Sekalipun itu tanpa batas, seharusnya dia melihat semua rincian ini. Bahkan tiap bulannya, milyaran. Apa dia tidak sadar kalau ini sudah terlalu boros? Kamu tidak salah memeriksanya kan Frans?''
''Tidak Tuan. Itu adalah pengeluaran selama lima bulan terakhir Tuan muda yang over budget. Tapi anehnya saat kartu itu di gunakan untuk transaksi, Tuan muda tidak sedang berkunjung kesana. Tidak ada data kalau Tuan muda pergi berlibur ke tempat tersebut. Saya bahkan sudah mengkonfirmasi dengan sekretarisnya langsung. Justru saat ada rincian tiket penerbangan itu, Tuan muda hanya pergi menuju Surabaya, Singapura, Korea dan London. Sama sekali tidak ada liburan kesana Tuan.''
''Jadi maksudmu, kartu Arsen di gunakan oleh orang lain? Katakan sejujurnya Hans!" kata Tuan Keenan dengan suara meninggi.
''I-iya Tuan. Tiket pesawat itu atas nama dua orang yaitu atas nama Flora Claudia dan Hans Alexander. Bahkan hampir semua tiket pesawat atau kamar yang di pesan, atas nama mereka.'' Jelas Frans.
''Apa? Flora dan Hans? Kurang ajar!" kata Tuan Keenan dengan amarahnya yang tidak bisa di bendung.
''Frans, cari tahu tentang mereka! Kirim semua bukti penerbangan mereka beserta hotel tempat mereka menginap. Lalu kirim semua lewat email ku. Aku tunggu hari ini juga!" sambung Tuan Keenan. Tuan Keenan sangat geram mendengar fakta dari Frans.
''Baik Tuan. Segera saya laksanakan.''
''Jangan katakan apapun pada putraku tentang ini semua.''
''Siap Tuan. Saya permisi!" Hans lalu pamit undur dari ruangan Tuan Keenan.
''Jadi selama ini Flora hanya memanfaatkan putraku saja. Kurang ajar sekali dia! Arsen, kamu bodoh sekali, nak.'' Gumam Tuan Keenan sambil mengepalkan tangannya.
''Pah, aku bawakan sarapan dan obat untukmu,'' kata Nyonya Dira yang masuk begitu saja saat pintu ruang kerja suaminya masih terbuka. Tuan Keenan memijit keningnya, tidak habis pikir kenapa hal seperti ini akan menimpa Arsen.
''Pah, ada apa? Wajahmu kusut sekali setelah Frans keluar dari sini. Apa ada masalah di kantor?''
''Lihat ini!" kata Tuan Keenan sambil menunjukkan print out kredit card milik Arsen serta daftar barang yang sudah di beli bahkan sampai tiket berlibur.
''Bulan ini saja hampir 5 Milyar. Dan kamu lihat bulan sebelumnya, hampir sama.''
''Pah, Arsen tidak mungkin seboros ini. Selama lima bulan terakhir ini, dia tidak pernah pergi ke tempat ini apalagi Maldives.''
''Flora yang menggunakan semua itu. Dan dia menggunakan itu dengan pria lain. Aku meminta Frans untuk menyelidiki apa hubungan Flora dengan Hans. Karena semua tiket atas nama mereka berdua bahkan sampai penginapan. Apa ini tidak gila Mah? Kenapa Arsen bodoh sekali sampai mempercayakan ini pada wanita itu? Apa dia tidak pernah mengecek tagihannya sedetail ini?'' kata Tuan Keenan dengan amarahnya yang menggebu.
''Papa tenang dulu ya. Papa sebaiknya sarapan dulu dan minum obatnya. Nanti kita bicarakan lagi.'' Kata Nyonya Dira sambil mengusap pundak suaminya berusaha menenangkan.
''Aku hanya tidak ingin Arsen salah pilih, Mah. Jangan sampai dia mengulang kebodohan yang pernah Papa lakukan di masa lalu. Sebaiknya kita perlu ikut campur untuk memilihkan Arsen pendamping hidup. Apalagi di usia 25 tahun yang masih tergolong muda.''
''Iya Pah. Apalagi dengan bukti yang sudah Mama miliki. Ternyata dia tidak sebersih itu. Dia hanya pura-pura saja.''
''Kita tunggu sampai Arsen pulang ya. Dia hari ini akan pulang.''
''Iya Pah. Lebih baik dia tahu sekarang daripada nanti. Tapi sekarang Papa tenang dulu ya.''
''Iya Mah, terima kasih.''
-
Tepat jam 5 sore Arsen tiba di rumah kedua orang tuanya. Sesampainya disana, Arsen pun segera menuju ruang kerja Tuan Keenan. Disana juga sudah ada Nyonya Dira.
''Mah, Pah, bagaimana kabar kalian?'' sapa Arsen seraya memberikan pelukan untuk kedua orang tuanya.
''Kami baik, Nak. Bagaimana pekerjaanmu?'' tanya Nyonya Dira.
''Semuanya baik, Mah. Kenapa kita harus bicara di ruang kerja? Apa ada yang penting?'' tanya Arsen.
''Bukan hanya penting tapi sangat penting, Nak. Papa harap setelah ini kamu lebih bijak lagi ya.'' Kata Tuan Keenan.
''Aku jadi penasaran.'' Kata Arsen.
''Arsen, kamu tidak perang mengecek kartu kreditmu?''
''Tidak Pah. Aku hanya membayarnya saja setiap bulan tanpa berpikir macam-macam tentang tagihan itu.''
''Lalu dimana kartu kreditmu?'' selidik Tuan Keenan.
''Aku berikan pada Flora, Pah. Aku sengaja memberikan itu padanya karena aku tahu kebutuhannya sangat banyak. Dia juga punya jiwa sosial yang tinggi seperti Mama. Tiap bulannya dia sering berbagi dengan berbagai panti asuhan. Ya meskipun dia memberikan sumbangan dengan uang ku tapi aku senang karena dia menggunakannya untuk hal positif. Aku juga membebaskannya untuk membeli apapun yang dia inginkan karena aku tahu waktu yang kuberikan padanya sedikit. Apalagi dia seorang public figure jadi harus angat memperhatikan penampilan.'' Terang Arsen.
''Lalu apa kamu tahu kalau dia pergi Maldives atau Lombok dan kemana pun?''
''Iya aku tahu, Pah. Dia pergi dengan kru dan asistennya untuk syuting. Jadi aku tahu kalau dia pergi kesana. Bahkan dia selalu mengirimkan pesan vidio padaku tentang semua kegiatannya.''
''Oh begitu. Lalu kamu mengenal siapa Hans?''
''Oh itu produser di agensi Flora bernaung, Pah. Ya meskipun aku tidak mengenalnya dekat tapi Flora sudah menceritakannya padaku. Memang ada apa sih, Pah-Mah? Kenapa kalian menginterogasi aku seperti ini?'' tanya Arsen. Tuan Keenan menghela nafas panjang lalu menunjukkan semua bukti yang sudah ia dapat.
''Kamu cek semua ini. Apa ada belanja atau donasi untuk yatim piatu? Kalau memang dengan kru kenapa hanya ada nama Flora dan Hans di sana? Ada pembelian kamera dan peralatan lengkap untuk syuting juga disana. Sepatu dan pakaian pria bahkan ada disana. Bulan ini saja menyentuh angka 5 milyar, bahkan bulan sebelumnya pun sama. Disitu juga entah ada berapa ratus tagihan klub dan check in hotel. Bahkan ada pembelian mobil sport juga disana. Apa semua pengeluaran itu milikmu? Kamu yakin kalau Flora gadis baik? Apa kamu sadar kalau kamu ini di anggap atm berjalan oleh wanita itu?'' kata Tuan Keenan panjang lebar. Mata Arsen berkaca-kaca, ia pun tampak mengeratkan rahangnya menahan amarah.
''Tidak mungkin Flora melakukan ini,'' kata Arsen dengan suara bergetar.
''Nak, sepertinya kamu harus melihat rekaman vidio ini.'' Sahut Nyonya Dira sambil menunjukkan vidio rekaman percakapan Flora dan asistennya. Arsen terdiam, hatinya sangat hancur saat mengetahui kebenaran tentang Flora.
''Maafkan Mama, Nak. Mama sebenarnya tidak ingin menunjukkan itu tapi kamu harus tahu. Mama tidak ingin kamu terluka lebih dalam.''
''Arsen, Papa sendiri sangat terkejut dengan semua ini. Lebih baik kamu tahu ini sekarang daripada nanti kamu akan sakit hati.'' Kata Tuan Keenan. Arsen benar-benar hanya bisa diam dan mematung setelah melihat isi vidio itu. Tiba-tiba sinyal di gelangnya menujukkan tanda hati.
''Pah-Mah, aku harus pergi!" kata Arsen sambil berlalu dengan langkah teburu saat menangkap sinyal kebahagiaan itu.
''Arsen, kamu mau kemana nak?'' teriak Nyonya Dira dengan khawatir.
''Biarkan saja, Mah. Dia pasti ingin menemui Flora.''
''Tapi aku khawatir kalau Arsen akan nekat, Pah.''
''Aku percaya kalau Arsen tidak seperti itu, Mah. Biar dia menyelesaikan masalahnya. Aku sendiri tidak tega melihat kemarahan dan rasa kecewa dari sorot matanya. Tapi inilah yang terbaik, Mah.''
''Semoga Arsen bisa mengatasinya ya, Pah.''
''Iya Mah. Kita doakan saja ya.''
Bersambung.... Yukkk like, komen dan votenya ya, makasih 🙏😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Kar Genjreng
nah author lebih cepat lebih baik ya thor... semangat thor ya ayo bikin karya lagi dan lagi yang sangat bagus supaya pembacanya merasa puas... tapi thor bikin yang Mafia panas ya😄😄😄😄😄 thor bikin
2022-01-19
0
Siti Nurjanah
ayo flora fauna siap siap kedokmu terbongkar dan siap2 JD gembel
2021-09-28
0
muthia
semangat💪💪dan sehat selalu thor ceritax bagus 👍👍👍
2021-09-25
1