Sesampainya di rumah kontrakan, Sheena membuka kotak cincin yang telah di berikan oleh Fandi. Tangis Sheena kembali pecah saat melihat sepasang cincin yang memiliki ukiran namanya dan juga Fandi.
''Ya Allah, berikanlah kesembuhan untuk Fandi. Hanya itu yang bisa aku lakukan sekarang, mendoakan untuk kesembuhan.'' Gumam Sheena. Sheena lalu melihat ponselnya dan ia baru tersedar kalau jam kerjanya sudah lewat dua jam lalu. Sheena juga melihat ada pesan masuk dari Lila. Mendapati pesan Lila, Shenna lalu membalasnya.
Lila : Sheen, elo kemana? Kok nggak masuk?
Sheena : Lil, tolong ijinin gue. Gue lagi nggak enak badan. Sorry ya, Lil.
Lila : Sheen, sorry kalau karyawan baru harus masuk dan tidak boleh ambil libur dulu. Elo bisa jaga malam, elo istirahat dulu aja nanti jam 7 malam balik lagi. Elo tahu kan disiplinnya si bos kayak apa.
Sheena : Ya udah deh, Lil. Gue nanti berangkat. Thanks ya, Lil.
Lila : Sama-sama Sheen.
Lila yang masih di kantor melihat pesan masuk dari Sheena.
''Iya sih, sebaiknya aku memang harus kerja. Dengan menyibukkan diri, aku akan lupa dengan semua ini. Tapi di saat seperti ini aku sungguh membutuhkan Ayah. Kenapa Ayah juga meninggalkan aku? Apa Ayah tidak sayang padaku lagi? Kenapa Ayah tidak memberiku kabar sama sekali." Sheena kembali terisak sambil memandangi foto Ayahnya. Sheena kemudian teringat dengan kalung pemberian Ayahnya. Kalung yang Sheena pakai saat Pak Damar pertama kali menemukannya.
"Lalu siapa orang tuaku yang sebenarnya? Apa mereka masih hidup? Dan kenapa aku di temukan oleh Ayah di tempat pembuangan sampah? Ya Tuhan, kenapa nasib mempermainkan aku seperti ini?" gumam Sheena.
"Aku akan memakai kalung ini, berharap aku bisa bertemu dengan orang tua kandungku. Siapapun mereka, aku akan tetap menyayangi mereka. Tapi di mana aku bisa menemukan mereka?" gumam Sheena.
"Sudahlah Sheena, kamu harus bangkit! Jangan cengeng dan jadilah gadis kuat dan ceria seperti biasanya. Jangan sampai oang lain tahu kesedihanmu. Semgat!" kata Sheena yang sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Sekalipun hari itu adalah hari terberat yang harus Sheena lalui. Sheena segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
-
"Kamu darimana saja Arsen? Seharian ini kamu tidak bisa di hubungi. Kata Krisna baru beberapa jam di kantor kamu sudah pergi dan ini juga baru kembali." Kata Tuan Keenan yang sedang memarahi putranya itu.
"Aku hanya ingin menenangkan diri saja, Pah." Jawab Arsen dengan entengnya.
"Arsen, sampai kapan kamu mau seperti ini? Seharusnya kamu bersyukur karena Tuhan sudah menunjukkan kalau Flora bukan wanita yang tepat unttuk kamu."
"Iya Pah, aku tahu. Aku hanya ingin menenangkan diri saja. Papa tidak usah khawatir dan sebaiknya Papa pulang. Aku akan mengurus masalah ini."
"Iya tapi jangan dengan cara membayar semua uang yang di minta klien kamu, yang ada bangkrut perusahaanmu. Papa sudah menghandle itu dan berusaha meyakinkan mereka. Krisna dan Siska tadi menghubungi Papa."
"Terima kasih ya, Pah. Papa sudah membantuku mengatasi masalah ini."
"Mana Arsen yang Papa kenal? Hanya karena wanita tidak berkualitas, kamu malah menyiksa diri. Yang ada, dia malah tertawa melihat kamu tepuruk, Nak. Papa pulang dulu ya."
"Aku sedih bukan karena dia dihianati akan tetapi kebodohanku. Kenapa aku bisa tertipu?"
"Papa harap kamu tidak menghiraukan masalah ini, Nak. Fokus pada tujuanmu dan lanjutkan proyek gelang mu itu. Kakak iparmu Raja, akan membantu mengembangkannya. Jangan hanya karena cinta yang bodoh itu, kamu mengorbankan segala impian dan karir kamu. Ingat Arsen, ada ribuan karyawan yang bergantung di pundak kamu. Terkadang kita harus merasakan sakit dan jatuh, sebelum kita menjadi orang yang benar-benar kuat." Nasihat Tuan Keenan, cukup menenangkan perasaan Arsen.
"Iya Papa benar. Terima kasih ya, Pah. Maaf kalau aku membuat keributan."
''Atau Papa perlu memberikan bukti-bukti keburukan Flora dan selingkuhannya di media?''
''Tidak perlu, Pah. Aku hanya ingin melihat sejauh mana dia akan bertindak. Kalaupun aku mau, sudah sejak tadi aku melakukannya.''
"Baiklah, semoga dengan ini kamu menjadi lebih dewasa dan bijak memilih sesuatu. Papa dan Mama tidak melarangmu untuk mencintai siapapun bahkan kami tidak memandang status sosial padangan tapi bagi kami, kebahagaiaanmu lebih penting. Sekarang Papa pulang dulu ya."
"Terima kasih ya Pah. Papa hati-hati. Dan katakan pada Mama, kalau aku baik-baik saja."
"Pasti, Nak." Tuan Keenan kemudian pergi meninggalkan kantor Arsen.
Hari itu Arsen kembali membuka rancangan gelangnya. Apa yang di katakan Papanya benar. Saat ini Tuhan sedang baik padanya, meskipun cara Tuhan menunjukkan kebaikan itu sangatlah menyakitkan. Namun tetap saja rasa sakit itu masih tersisa di benak Arsen. Dan satu hal lagi yang membuatnya tidak menyangka adalah Sheena. Ternyata Arsen melihat apa yang terjadi dengan Sheena di rumah sakit. Bahkan Arsen sampai membuntuti Sheena pulang ke rumahnya. Karena saat itu Arsen memang sedang menemui Dokter Psikiater, tentu saja Arsen terpaksa menyamar dengan menggunakan kacamata hitam dan masker. Karena saat ini ia jelas menjadi incaran para media. Arsen penasaran karena sejak dulu Sheena selalu misterius. Dan fakta yang ia lihat, membuatnya sangat terkejut akan kehidupan Sheena yang sebenarnya.
''Ternyata masalah yang dia hadapi lebih berat. Ternyata si dekil itu punya kekasih juga. Tapi orang tua kekasihnya tidak merestuinya dan menjodohkannya dengan orang lain. Sampai tadi kekasihnya mengalami kecelakaan dan dia di salahkan. Kasihan juga aku melihatnya sampai dia di pukuli. Lalu kenapa Ayah dan Ibunya juga meninggalkannya? Apa itu alasannya sejak dulu dia tidak pernah mau di antar sampai rumahnya? Apakah kehidpannya sejak dulu tidak pernah berubah? Apa selalu seperti itu? Tinggal di rumah sederhana yang sempit. Ah sudahlah, untuk apa aku memikirkannya.'' Batin Arsen penuh tanya.
Malam pun semakin larut, tinggalah Arsen sendiri di kantor. Arsen lalu beranjak dari duduknya menuju pantry untuk membuat kopi. Kantor pun semakin sepi namun ia mendengar seseorang di pantry. Arsen mengendap untuk memeriksa, apakah itu salah satu karyawannya atau ada maling.
''Dekil!" seru Arsen saat melihat Sheena di pantry sedang membuat teh.
''Hhh mister sok bersih! Masih disini?''
''Untuk apa kamu disini?''
''Kerjalah.'' Jawabnya singkat.
''Kamu kerja di disini sebagai office girl?''
''Menurutmu?''
''Bukannya kamu dulu siswa berprestasi? Kenapa bisa jadi office girl?'' tanyanya penasaran.
''Wah, ternyata kamu mengakui ke kehebatanku juga ya? Ya memang kenapa? Yang penting halal kan? Kenapa belum pulang? Galau ya?'' ledek Sheena.
''Sok tahu!" ketus Arsen.
''Ya, berita tentang Tuan Arsen yang super bersih ini kan menjadi tranding topic saat ini. Jadi sudah pasti sangat tahu lah.''
''Jangan banyak bicara! Buatkan aku kopi. Kopi dua sendok dan gulanya satu sendok teh saja. Pastikan cangkirnya bersih dan tidak ada sisa sabun. Oh ya karena aku atasanmu, jadi sebaiknya kamu lebih sopan. Jangan bersikap seolah kamu temanku apalagi sok kenal.''
''Baik Tuan Arsen yang terhormat.'' Kata Shenna dengan senyum palsunya. Arsen kemudian berlalu menuju ruangannya.
''Masih aja belagu!" batin Sheena.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Kar Genjreng
oh ternyata membututi Shenna... ah ketauan deh ahirnya tau juga... ah sebel deh sama Tuan Arsen hi kak kak
2022-01-19
0
Emelda Sari Dewi
up
2021-09-26
0
muthia
semangat terus thor,soalx rasax selalu kurang banyak upx,soalx ceritax menarik thor,suka banget
2021-09-25
1