Malam itu Sheena terjaga sampai ia terlelap di pantry, begitu pula dengan Arsen yang terlelap di ruangannya.
Keesokan harinya, Nyonya Dira mengunjungi kantor putranya. Ternyata para awak media masih saja mencari klarifikasi dari Arsen. Nyonya Dira dengan di temani supirnya Pak Aryo, berusaha menembus kerumunan wartawan.
''Nyonya, tolong berikan pendapatmu tentang masalah ini. Apa benar putramu mengalami penyakit mental?'' kata salah satu wartawan saat Nyonya Dira berusaha melintas.
''Kenapa Tuan Arsen sembunyi, apa berita itu memang benar? Atau berita kedekatannya dengan Nona Flora hanya sebuah settingan untuk menutupi kelainan seksual Tuan Arsen?'' kata wartawan yang lain. Nyonya Dira yang awalnya ingin mengabaikan para awak media itu, akhirnya menghentikan langkahnya. Ia benar-benar geram mendengar fitnah tentang putra kesayangannya itu. Nyonya Dira menunjukkan wajah penuh amarahnya kepada wartawan. Membuat mereka yang tadinya berisik seketika terdiam.
''Aku mengenal putraku lebih dari yang kalian tahu atau wanita itu. Penyakit mental apa yang kalian tuduhkan? Kalau memang putraku punya penyakit mental, kenapa dia bisa sukses mendirikan perusahannya sendiri di usia yang masih 25 tahun. Dia memiliki wajah yang tampan, IQ yang tinggi dan hati yang baik. Kalau dia memang amat sangat menjaga kebersihan, apakah itu salah? Apa salah jika dia menerapkan hidup sehat dan bersih? Apakah itu juga salah? Bukankah dia banyak menerima penghargaan karena konsistensi dan kualiatasnya dalam mengelola perusahaannya. Aku bisa saja di depan kalian membuka kartu dari wanita itu.'' Kata Nyonya Dira panjang lebar dengan gaya bicaranya yang tetap elegan dan anggun. Walaupun sebagai Ibu, hatinya sangat sakit mendengar pemberitaan buruk itu. Arsen yang hendak berjalan keluar, melihat Mamanya sedang wawancara dengan para awak media.
''Mama, kenapa menanggapi mereka sih?'' gumam Arsen dalam hati.
''Maksud anda kartu apa Nyonya?'' tanya salah satu wartawan.
''Kartu tentang Nona Flora yang sebenarnya. Kalau kalian tahu yang sebenarnya, kalian akan berhenti menghujat putraku.''
''Nyonya tunjukkan kebenaran itu kepada kami, jika memang anda mempunyai bukti itu. Apalagi dengan posisi kalian yang memiliki banyak uang, tentu saja sangat mudah membeli kebenaran.'' Ucapan wartawan itu sungguh membuat Nyonya Dira menghela nafas panjang. Nyonya Dira kemudian mengeluarkan ponsel dan memberikan bukti rekaman vidio itu. Namun tiba-tiba Arsen datang menghampiri Mamanya, mencegah Nyonya Dira mengeluarkan bukti itu. Kemunculan Arsen pun langsung menjadi kesempatan bagi para awak media untuk mengambil gambarnya. Ketampanannya membuat mereka tidak melewatkan kesempatan itu.
''Wah, Tuan Arsen memang sangat tampan sekali,'' bisik-bisik para wartawan itu.
''Mah, apa yang Mama lakukan?'' bisik Arseb.
''Mama akan membuka kebenaran ini. Mama tidak bisa membiarkan putra Mama di hujat seperti itu. Jangan cegah Mama, Arsen.'' Kata Nyonya Dira dengan segala kemarahannya.
''Tuan Arsen, apa benar anda menderita penyakit mental yang seperti di tuduhkan oleh Nona Flora? Kenapa hubungan kalian tiba-tiba harus berakhir? Padahal kalian ini adalah pasangan yang sangat sempurna.'' Kata Wartawan yang memberondong Arsen dengan segala pertanyaannya.
''Maaf, aku hanya ingin membahas prestasi perusahaanku. Bukan masalah pribadi seperti ini.'' Kata Arsen dengan tegas.
''Banyak netizen yang bilang kalau hubungan kalian settingan demi menutupi bahwa anda penyuka sesama jenis? Begitu pula pendapat yang Nona Flora katakan bahwa anda menyimpang. Dan bahwa anda mengidap OCD?''
Mendengar berondongan pertanyaan para wartawan, Arsen sangat geram namun sebisa mungkin menahan amarahnya. Kemarahan Nyonya Dira benar-benar sudah di ujung kepala. Ia lalu menunjukkan vidio rekaman itu.
''Kalian lihat vidio ini. Justru dia yang playing victim.'' Kata Nyonya Dira sambil menunjukkan rekaman vidio itu pada awak media. Mendengar isi rekaman itu, seperti mengorek luka di dalam hati Arsen. Para awak media tidak melewatkan rekaman vidio yang di putar oleh Nyonya Dira.
''Dia sengaja mendekati putraku dengan pura-pura menjadi orang dengan gaya hidup bersih, rapi dan sehat. Karena sudah pasti putraku tidak mungkin sembarangan dalam memilih pasangan hidupnya. Tapi ternyata dia hanya pura-pura saja demi mendapatkan keuntungan dari putraku ini. Lebih tepatnya dia itu parasit, Nona PARASIT. Bahkan dia selama ini telah memiliki seorang kekasih dan menganggap putraku hanya sebagai atm berjalannya. Memanfaatkan ketulusan putraku demi kesenangan pribadinya. Sudah banyak bukti yang kami dapatkan termasuk rekaman CCTV. Putraku melarang keras untuk menunjukkan bukti ini tapi aku sebagai seorang Ibu, tidak bisa melihat dia di hujat daj fitnah seperti itu. Yang jelas dia pria sejati.'' Jelas Nyonya Dira dengan segala ketegasan dan keberaniannya.
''Wah tega sekali Nona Flora melakukan itu. Kasihan juga Arsen,'' batin Sheena. Ternyata saat Sheena hendak pulang, ia melihat para awak media sedang mengepung Nyonya Dira dan Arsen, membuat langkahnya terhenti untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
''Apalagi yang ingin kalian ketahui?'' tantang Nyonya Dira.
''Lalu sebenarnya kriteria wanita yang seperti apa, yang pantas untuk Tuan Arsen, Nyonya? Apalagi anda sebagai seorang Ibu, tentu setelah ini anda akan lebih selektif.''
''Kami tidak pernah melarang Arsen untuk mencintai siapapun, kaya atau miskin bukanlah sebuah ukuran. Mungkin setelah ini kami akan lebih selektif memilih calon istri untuk Arsen, dari segi tingkah laku dan ketulusan hatinya. Bagi kami yang paling penting adalah dia gadis baik-baik, memiliki attitude yang baik dan tentunya mau mencintai semua kekurangan Arsen.''
''Apakah sudah ada pengganti untuk Tuan Arsen, Nyonya? Apalagi dengan ketampanan dan karir cemerlang Tuan Arsen?''
Sejenak Nyonya Dira terdiam, di situasi saat ini tidak mungkin jika ia mengatakan tidak. Tentu saja media akan memelintir berita dan menggiring opini tentang masalah ini.
''Dia orangnya!" seru Nyonya Dira saat melihat Sheena melintas hendak pulang.
''Sheena!" panggil Nyonya Dira. Seketika Sheena menghentikan langkahnya. Mata Arsen membulat, saat melihat Sheena yang di tunjuk Mamanya.
''Mama, kenapa dia?'' bisik Arsen.
''Sudah, kamu menurut saja Arsen.'' Kata Nyonya Dira. Sheena pun tampak bingung dengan panggilan Nyonya Dira.
''Sheena, kemarilah!" panggil Nyonya Dira kembali. Sheena melambaikan tangannya tanda tidak mau.
''Arsen, jemput Sheena!" perintah Nyonya Dira sambil berbisik.
''Mah, kenapa harus aku?''
''Arsen, turuti perintah Mama.'' Arsen akhirnya menyerah dan tidak bisa membantah perintah Mamanya. Arsen dengan tatapan kesal, berjalan menghampiri Sheena.
''Ada apa? Aku mau pulang.'' Kata Shenna.
''Mama memanggilmu.''
''Itu banyak wartawan, aku tidak mau!"
''Jangan banyak bicara, ayo ikut!" Arsen lalu menarik tas slempang Sheena dengan kasar, sampai Sheena hampir saja terjatuh. Para media pun tak ketinggalan mengambil gambar keduanya.
''Hahaha begitulah cara mereka menunjukkan rasa cinta.'' Kata Nyonya Dira yang menahan malu karena Arsen menarik tas Sheena begitu saja. Sheena sangat bingung saat banyak wartawan di hadapannya dengan kilatan flash kamera.
''Ini adalah kekasih baru putraku. Dia cantik bukan? Bahkan kecantikannya sangat natural tanpa make up apalagi dengan suntikan botox atau oplas. Kalau memang putraku menderita OCD, tentu dia tidak akan memilih Sheena sebagai kekasih barunya.''
''Wah Tuan Arsen cepat sekali move on ya?''
''Tentu saja. Untuk apa meratapi kesedihan berlarut-larut. Apalagi meratapi wanita parasit seperti itu. Arsen dan Sheena sebenarnya sudah saling mengenal sejak kecil dan akhirnya takdir kembali mempertemukan mereka,'' jelas Nyonya Dira yang menjadi juru bicara konferensi pers dadakan itu.
''Sepertinya semuanya sudah jelas, jadi silahkan kalian pergi.'' Kata Arsen yang berusaha menahan malunya. Arsen lalu menarik kerah jaket Sheena dan menyeretnya masuk ke dalam ruangannya. Melihat itu, Nyonya Dira mengikuti langkah Arsen. Apa yang terjadi pagi itu benar-benar menjadi pusat perhatian. Terlebih gunjingan dan desas-desus seluruh karayawan kantor yang tidak menyangka kalau Sheena seorang office girl akan menjadi calon menantu keluarga Dirgantara.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Eny Agustina
Auto bayangin krah jaket yg ditarik dr blkang.. Wkwkwkwkwkwkkk
2022-07-05
0
Kim hyun
keren banget Dira is the best
2021-10-07
0
muthia
semangat thor cerita bagus,suka suka suka
2021-09-29
3