Hao Long segera melesat ke arah sosok bertopeng tengkorak yang baru saja melepaskan serangan energinya dan menghancurkan bangunan besar itu.
Sementara seorang Biksu tua yang menjadi lawannya, terlihat sedih mendapati dirinya terlambat menghadang serangan energi lawan itu.
Namun wajah sedihnya seketika berubah saat melihat Sosok Pemuda yang berdiri tegak diantara dirinya dan lawan.
Sesaat kemudian terlihat Roh Ao Lang yang wajahnya terlihat tampan dari terakhir kali Ia lihat, melayang dari belakang pemuda itu, Biksu itu pun seketika tersenyum menahan tawanya.
Tiba-tiba udara berubah menjadi sangat berat. Hao Long pun merasakan beban besar, menekan pundaknya dengan begitu kuat.
Pertempuran seketika terhenti saat aura yang begitu mengintimidasi itu muncul. Hanya Biksu Tua itu yang mengetahui siapa yang baru saja datang.
Seseorang yang mengenakan jubah yang sama seperti biksu lainnya namun terlihat usang dan lusuh, tiba-tiba muncul di atas mereka semua.
Hal yang berbeda adalah rambut putih sosok itu terurai panjang disertai dengan kumis dan jenggot yang begitu lebat, hampir menutupi seluruh wajahnya.
Sorot matanya, menatap tajam ke arah Hao Long untuk sejenak, sebelum akhirnya Ia mengalihkan pandangannya ke arah Sosok bertopeng tengkorak.
Tiba-tiba Biksu berambut panjang itu, menghilang dari pandangan mata dan telah berada di belakang Sosok bertopeng tengkorak yang terkejut saat merasakan lehernya telah berada dalam cengkeraman lawan.
“Pergilah dari sini dan jangan pernah mengusik Kuil ini lagi jika kalian masih ingin melihat matahari besok pagi!”
Selesai berkata demikian, tubuh bertopeng itu dilemparkan dengan kuat hingga hampir seratus meter jauhnya. Hao Long yang melihat hal itu tertegun dengan mulut terbuka lebar.
Ia bisa merasakan kultivasi sosok bertopeng itu, setidaknya berada di tingkat Pendekar Langit Tahap Menengah, namun dibuat tak berdaya oleh sosok Biksu yang baru saja datang itu.
Di sisi lain, terlihat sosok bertopeng segera melesat pergi dan segera diikuti oleh seluruh anak buahnya yang berjumlah dua puluh orang.
Mereka meninggalkan tempat tersebut setelah menyadari bahwa melawan sosok yang baru saja datang itu, sama halnya dengan bunuh diri.
“Sesepuh Terimakasih atas kesediaan Sesepuh keluar dari tempat meditasi setelah lebih dari limpa puluh tahun berada di sana.”
Sosok Biksu yang tak lain adalah Biksu Chang Lin, segera memberi salam dan hormatnya kepada sosok Biksu Sepuh yang tak lain adalah Biksu Gao Han. Satu dari empat tokoh legendaris yang memiliki kekuatan tidak manusiawi.
Biksu Gao Han hanya mengangguk, Ia pun menatap Hao Long dengan tajam. “Antarkan bocah ini ke tempatku berada setelah urusannya selesai.”
Tubuh Biksu Gao Han menghilang dari pandangan mata karena telah melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi kembali ke tempatnya bermeditasi selama lima puluh tahun terakhir.
Hao Long tertegun mendengar ucapan Biksu Legendaris itu. Benaknya dipenuhi pertanyaan mengapa dirinya harus dibawa ke tempat di mana Ia bermeditasi.
“Sahabatku, Akhirnya Kau kembali juga. Melihat wajahmu yang berseri-seri, sepertinya kau telah menemukan sosok yang bisa mengobati luka di tubuh fanamu. Benarkah dugaanku ini?”
Ao Lang tersenyum mendengar ucapan sahabatnya. Ia lalu memperkenalkan Hao Long sebagai muridnya sekaligus sosok yang akan mengobati luka di syaraf kepalanya.
Biksu Chang Lin sempat tertegun sejenak, namun Ia segera membalas salam hormat dari Hao Long kepadanya. Keraguannya tentang kemampuan Hao Long dalam bidang Alkemis, segera Ia singkirkan.
“Pemuda murid Ao Lang ini, memiliki aura yang langit yang menyejukkan, siapa dia sebenarnya? Usianya masih belia tapi kultivasinya sudah setinggi ini. Sungguh luar biasa!”
Biksu Chang Lin mengagumi kemampuan yang Hao Long miliki yang berada satu tingkat di bawah kultivasinya, Pendekar Langit Tahap Menengah.
Setelah memberi arahan kepada Tetua Sekte untuk membereskan kekacauan akibat serangan tadi, Biksu Chang Lin pun mengajak Hao Long dan Ao Lang ke tempat dimana beradanya tubuh Fana Ao Lang.
Ketiganya melayang perlahan-lahan sambil berbincang-bincang tentang situasi daratan kuno yang saat ini semakin kacau akibat pergerakan Tiga belas Sekte Aliran Hitam.
Lima belas menit kemudian, ketiganya tiba di sebuah kawasan sunyi yang dilindungi oleh segel yang sangat kuat.
“Biksu Chang Lin memohon untuk bertemu dengan Biksu Sepuh.”
Setelah Biksu Chang Ling berkata demikian, formasi segel itu terbuka dan membuat keduanya bisa memasuki wilayah air terjun di mana tak jauh dari tempat tersebut, terdapat sebuah goa yang cukup besar.
Ketiganya segera memasuki goa setelah memberi salam terlebih dahulu. Setelah melangkah sedalam dua puluh meter dari pintu goa, Hao Long terpana ketika melihat tubuh gurunya.
Tubuh Fana Ao Lang sedang berada dalam posisi terbalik dengan kepala berada di bawah dan kaki di atas.
Sementara sebuah tali dari energi berwarna biru, melilit sekujur tubuhnya sekaligus menggantung tubuh fana Sang Guru.
Lima meter dari tubuh gurunya, di atas sebuah batu berwarna hitam pekat, Sosok Biksu Gao Han terlihat sedang duduk bermeditasi dengan mata terpejam.
“Long’er … Kau periksalah luka di bagian kepala guru.”
Hao Long segera mendekati tubuh yang dalam posisi terbalik itu, setelah mendengar perintah dari Ao Lang.
Hao Long meraih Tubuh Sang Guru, sesaat setelah Biksu Chang Lin menarik kembali energinya yang ia gunakan untuk mengikat tubuh fana sahabat karibnya itu.
Hao Long membaringkan tubuh Ao Lang di sebuah batu, Ia mengamati sejenak wajah asli sang Guru dengan wajah Rohnya yang sedikit berbeda.
“Kenapa Guru menampankan wajahnya yang dalam bentuk Roh? Apakah Ia bertemu dan jatuh cinta pada seorang Roh seorang Nenek? Hahahaha …”
Hao Long tertawa sendiri memikirkan hal tersebut. Hal itu membuat Ao Lang bertanya keheranan sekaligus curiga.
“Kenapa kau tertawa seperti itu?”
“Wajah Roh Guru tidak setampan wajah asli, apakah guru sedang merencanakan sesuatu yang indah?” Tanya Hao Long membalikkan fakta yang ada demi menjaga perasaan Sang Guru.
Biksu Chang Lin tertawa tertahan mendengar ucapan Hao Long. Sementara Ao Lang tertegun sebelum menggerutu kesal dengan wajah yang terlihat malu.
“Bocah ini!! Apakah Ia tahu Aku bertemu dengan Sosok Roh perempuan tua yang mengalami hal yang sama dengan ku?”
Ao Lang bertanya-tanya dalam benaknya. Namun perhatiannya segera teralihkan karena dahi Hao Long terlihat berkerut setelah Ia memeriksa bagian Kepala Tubuh Fananya itu.
Kekhawatiran segera melanda hatinya, keyakinan akan kemampuan Hao Long yang bisa mengobati tubuh fananya, mulai goyah saat melihat raut wajah yang ditunjukkan muridnya itu.
“Guru … Akan butuh waktu cukup lama, setidaknya selama satu hari untuk menyembuhkan luka ini.”
Hao Long lalu menjelaskan lebih lanjut bahwa hanya Intisari Buah Persik Dewa yang bisa menyembuhkan luka itu. sementara proses pemurnian intisari buah Dewa itu akan menguras energi begitu banyak.
Hao Long pun meminta bantuan Biksu Chang Lin untuk mengalirkan energi kepadanya, seandainya nanti Ia kehabisan Energi qi saat proses pemurnian intisari Buah Persik Dewa itu.
Biksu Chang Lin menyetujuinya, Hao Long pun segera membuka Jubahnya hingga bertelanjang dada.
Biksu Gao Han yang telah membuka matanya saat mendengar penjelasan Hao Long tadi, terkejut hingga terlompat mundur saat melihat Kalung Liontin Naga yang berada di dada Bidang Hao Long.
-----------------------O----------------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Rin Alfarizy
lanjut
2022-03-26
2
Wak Jon
Berusaha menyembuhkan Gurunya..
2022-03-15
1
Ratmoko Ari
Josssssssssssssssssssssssss🐠
2022-02-12
1