“Lumayan juga Kau Bocah! Bisa mengetahui keberadaan ku walau setelah sekian lama Aku berada di balik awan ini? Hahahaha … “
Seorang sosok sepuh, muncul dari gumpalan awan, tepat di hadapan Hao Long yang dalam waktu kurang dari tiga detik, telah berada sepuluh meter di dekat awan setinggi tiga ratus meter dari tanah itu.
Hao Long mengerutkan dahinya, Ia tidak bisa merasakan seberapa besar kekuatan yang dimiliki sosok sepuh itu. Saat kemudian Ao Lang datang.
“Hahahaha … Ada roh gentayangan yang menemani dirimu rupanya. Pantas saja kau bisa menghancurkan jurus ilusi lawan mu dengan mudah.”
Ao Lang dan Hao Long terkesiap mendengar ucapan Sosok sepuh yang tidak dikenali bahkan oleh Ao Lang sekalipun.
“Siapa orang ini? Bagaimana Dia bisa mengetahui keberadaanku? Lawan ataukah kawan? ”
Ada rasa khawatir di hati Ao Lang saat Ia gagal mengetahui tingkat kultivasi dari sosok yang masih terkekeh seraya menatap tajam ke arah dirinya.
“Sesepuh, Siapakah Anda? Apa maksud Anda mengawasi Kami dari ketinggian ini?” Hao Long memberi hormat sebelum bertanya demikian kepada sosok misterius itu.
Tawa Sosok sepuh itu seketika menghilang, berganti raut wajah yang marah mendengar ucapan Hao Long.
“Mengawasi Kalian! Siapa yang mengawasi Kalian Hah! Aku sedang dalam perjalan ke utara, Tak sengaja melihat pertarungan mu tadi. Jangan seenaknya kalau berbicara!”
Hao Long tersedak nafasnya sendiri, Ia tidak menduga jika pertanyaannya yang sudah Ia susun dengan baik itu, justru membuat Sosok itu marah besar kepadanya.
“Awas!”
Ao Lang memperingatkan Hao Long, namun terlambat karena leher Hao Long telah berada di genggaman tangan Sosok kakek misterius itu.
Kecepatan yang ditunjukkan oleh kakek Misterius itu, benar-benar baru kali ini dilihat oleh Ao Lang. Ia pun menjadi khawatir akan nasib Hao Long yang tubuhnya seketika melemas sesaat setelah lehernya dicengkeram.
“Kau Pikir Kultivasimu yang berada di Tingkat pendekar Langit tahap Awal sudah hebat? Hah!”
Sosok tua itu menatap tajam sambil menggoyang-goyangkan leher Hao Long yang wajahnya kini telah berubah pucat karena kesulitan untuk bernafas.
Saat itulah Liontin Naga Api yang berada di leher Hao Long terlempar keluar dari balik jubahnya dan menghantam lengan kakek tersebut yang terlihat terkejut setelah melihat benda yang mengenai tangannya.
“Apa Liontin Naga Api!!!!????”
Kakek misterius itu berteriak keras dengan wajah yang terlihat tegang dan mata yang melotot lebar.
Ia pun segera melepaskan cengkeraman di Leher Hao Long dan bergerak mundur dengan wajah yang kini terlihat ketakutan.
“Tidak mungkin! Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa Liontin itu berada padanya!?”
Sosok misterius itu berteriak dengan panik lalu melesat dengan kecepatan sangat tinggi, meninggalkan Hao Long yang masih tersengal-sengal nafasnya.
Ao Lang tertegun dengan wajah yang terlihat heran melihat apa yang baru saja terjadi. Ia pun semakin penasaran dengan sosok misterius itu yang tiba-tiba pergi begitu saja dengan wajah yang ketakutan.
“Guru … Siapa kakek itu, mengapa Ia begitu ketakutan melihat Liontin Naga Api di leherku ini?”
Hao Long yang telah kembali normal pernafasannya, bertanya seraya memandang ke arah utara, dimana tubuh Kakek misterius itu telah lenyap dari pandangan mata mereka.
“Entahlah Aku pun tidak mengenalinya. Kekuatannya sangat tinggi sekali. Hanya ada empat orang yang mungkin memiliki kekuatan setinggi itu. Pertapa Sakti Pulau Persik, Dewa Tongkat Merah, biksu yang menjaga tubuh Fanaku, Biksu Gao Han dan Dewa Tombak.”
Ao Lang melanjutkan penjelasan, setelah Ia menelan ludahnya. Ia mengatakan bahwa keempat Tokoh legendaris itu, telah menghilang sejak lebih dari lima puluh tahun lalu.
“Apakah Sosok itu adalah salah satu dari mereka berempat? Aku sendiri tidak yakin. Karena kabar yang kudengar, mereka tidak lagi mau berurusan dengan masalah duniawi lagi dan kabarnya Sang Dewa Tombak telah meninggal dunia.”
Hao Long menghela nafas panjang, Ia menyadari bahwa kekuatan yang Ia miliki masih jauh di bawah kekuatan Sosok misterius yang baru saja muncul.
“Long’er … Kita harus segera menemukan cara untuk membuka dua titik meridian mu yang tersisa, Jika tidak, Kultivasimu tidak akan bisa meningkat lagi.”
Ao Lang mengingatkan muridnya itu, tentang rencana utama mereka untuk mengunjungi Kuil Cahaya Abadi dan membuka Segel Pemisah Roh.
Selain itu, mereka juga akan bertanya kepada Biksu Chang Lin tentang teknik untuk membuka kedua titik meridian Hao Long yang memiliki kelainan itu.
Hao Long menganggukkan kepalanya. Setelah Sang Guru kembali ke dalam Cincin Ruangnya, Hao Long segera melesat ke tempat dimana Patriark Gu Bao dan Tetua Luo Ian berada.
Hao Long pun menjelaskan seperti apa yang dijelaskan oleh gurunya, setelah mendengar pertanyaan Patriark Gu Bao tentang sosok misterius yang mengawasi mereka tadi.
Wajah Pemimpin Sekte Tangan Dewa itu terlihat muram saat mengetahui bahwa situasi di Daratan Kuno ini, telah jauh berbahaya dari perkiraannya.
Sesampainya di Aula Sekte Tangan Dewa, Mereka disambut oleh para tetua lain dan juga ratusan murid yang terlihat menunggu dengan wajah tegang.
Melihat Patriark dan tetua tertinggi Sekte mereka telah kembali dan baik-baik saja, wajah semua orang seketika berubah menjadi ceria, terutama Sheng Gu dan Lai Ong.
Keduanya begitu mengkhawatirkan Hao Long yang merupakan adik angkat bagi mereka berdua.
“Mana mungkin Ia akan terluka, Long’er lah yang menolong Sekte kita dari kehancuran akibat serangan Pasukan Topeng Darah Hitam dengan membunuh komandan mereka.”
Patriark Gu Bao yang menjawab pertanyaan Sheng Gu saat Pemuda itu menanyakan keadaan Hao Long.
Ucapannya membuat semua mata melotot lebar dengan mulut ternganga seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.
Sheng Gu dan Lai Ong yang sempat tertegun, segera memeluk Hao Long. Mereka sudah menduga bahwa Hao Long memiliki kemampuan yang tinggi.
“Apa Pendekar Langit Tahap Dasar!!” Sheng Gu terlonjak kaget saat mendengar ucapan Patriark Gu Bao yang menyebut tingkatan Kultivasi yang Hao Long miliki.
***
Berjarak seribu kilometer lebih dari Sekte Tangan Dewa, di sebelah utara wilayah daratan kuno, tepatnya di Sekte Pulau es Utara tengah terjadi pertempuran dalam skala besar.
Sekitar dua puluh lima orang bertopeng perak dengan mengenakan seragam yang sama, datang menyerang sekte yang sembilan puluh lima persen penghuninya adalah perempuan.
Dua puluh Lima orang itu, masing-masing menyerang dengan menggunakan senjata yang berbentuk aneh dan mematikan. Lima orang menggunakan cakram besar, lima orang lain menggunakan pedang yang melengkung.
Sementara lima orang lagi, menggunakan Tombak Golok. Tak jauh dari mereka, lima orang menggunakan Panah Api yang mampu menembus tembok sekalipun.
Korban tewas setidaknya telah berjumlah ratusan orang dari Pihak Sekte Pulau Es Utara. Hal itu membuat Matriark Lin Yu menjadi cemas.
Dua puluh lima orang yang menyerang memiliki kekuatan yang sangat tinggi, mereka rata-rata berada di tingkat Pendekar Kaisar tahap Puncak.
Sementara Komandan Pasukan yang , tengah bertarung dengannya, memiliki Kultivasi di tingkat pendekar Bumi tahap Menengah.
Tak Jauh dari mereka berdua, tetua tertinggi Sekte Pulau Es Utara, Ji Xiofu, tengah berjibaku dengan salah satu wakil komandan Pasukan bertopeng yang memiliki kultivasi di tingkat yang sama, Pendekar Bumi Tahap Dasar.
“Guru Awas!”
TRAANGG
Matriark Lin Yu terkejut, wajahnya memucat saat menyadari nyawanya hampir saja melayang akibat tebasan golok lawan yang mengarah ke lehernya.
“Chi’er …. “
Matriark Lin Yu tertegun saat mendapati Li Annchi datang tidak terduga dengan kecepatan yang sangat tinggi sekali.
Sudah Delapan Bulan Li Annchi melakukan Latihan tertutup di dalam goa yang hanya bisa dimasuki oleh Pemimpin Sekte itu. Tidak Lin Yu duga, kekuatan muridnya itu, telah jauh meningkat.
----------------------O----------------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Arim Kamandaka
sayang, perjalanan latihan Li Annchi tidak detail. padahal sangat baik jika digambarkan jelas... 😁☕
2023-02-18
1
Simon Istia
terlalu sensasional kultifasi mereka
2022-07-16
0
Rin Alfarizy
lanjut
2022-03-26
0