"Hai, Azhar..."
"Astagfirullah..."
"Heheh..." Nasha hanya cengengesan melihat ia yg berhasil mengejutkan Azhar yg tadi sedang sibuk mencatat sesuatu, bahkan saking terkejutnya pria itu sampai mengelus dada nya yg terasa berdebar sangat kencang.
"Nasha? Kamu ngapain kesini? Mau belanja?" tanya Azhar. Nasha menggigit jari nya sembari memikirkan jawaban dari pertanyaan Azhar, tak mungkin kan dia mengakui bahwa kedatangan nya hanya untuk menemui Azhar? "Jangan menggigit jari, Nasha!" tegas Azhar sambil mengalihkan pandangan nya dari Nasha yg tampak sangat imut ini saat menggigit jari nya.
"Eh, sorry..." ucap Nasha dan menghentikan aksi nya itu.
"Oh ya, sorban ku mana?" tanya Azhar dan seketika mata Nasha berbinar, tanpa sadar Azhar sudah memberikan ide jawaban nya.
"Ya, aku kesini mau balikin sorban kamu" jawab Nasha.
"Oh ya? Mana?" tanya Azhar lagi.
"Kayak nya ketinggalan deh" jawab Nasha berbohong sambil pura pura mencari di ranselnya.
"Oh ya sudah engga apa apa, lain kali aja" jawab Azhar santai.
Kemudian Nasha memberikan plastik yg berisi roti pada Azhar "Neh, roti buat kamu" ucap Nasha.
"Engga usah, Nasha. Aku sudah kenyang" jawab Azhar.
"Ya engga apa apa, makan nanti aja" ujar Nasha memaksa.
"Kamu kok tahu aku di sini?" tanya Azhar sembari menerima roti itu "Ini kan roti nya Ummi? " gumam Azhar.
"Dari Ummi Rifa" jawab Nasha kemudian ia menarik sebuah kursi karet dan langsung duduk manis di sana "Eh, kok Ummi Rifa tahu roti kesukaan mu ya?" gumam Nasha kemudian yg baru menyadari hal itu.
"Ya kan aku anak nya, Nasha" jawab Azhar jujur dan Nasha malah menertawakan jawaban nya itu.
"Ummi Rifa juga tahu roti kesukaan ku, apa artinya aku juga anak nya? Hehe" ujar nya yg membuat Azhar tak tahu lagi harus berkata apa "Oh ya, aku boleh nanya engga? Tapi jangan tersinggung ya"
"Nanya apa?" tanya Azhar sambil merapikan beberapa barang yg berserakan di toko nya.
"Pendidikan terkahir mu apa sih?"
"Huh?" Azhar langsung menoleh pada Nasha dan terlihat gadis itu yg sedang memakan cokelat dan menjilati jari nya yg terkena cokelat "Astagfirullah, bisa hilang semua ilmu yg ku pelajari selama bertahan tahun" gumam Azhar sambil mengelus dada nya dan ia segera fokus pada pekerjaan nya sambil terus menggumamkan istighfar tanpa henti.
"Emang nya kenapa?" tanya Azhar kemudian.
"Ya aku bisa mencarikan pekerjaan yg lebih baik, dari pada kamu kerja serabutan begini" ujar Nasha terus terang dan itu lagi dan lagi membuat Azhar tersenyum geli.
"Emang nya kamu mau nawarin aku kerja apa?" tanya Azhar lagi.
"Ya tergantung dari pendidikan terkahir mu" jawab Nasha santai.
"S2..." jawab Azhar singkat.
"Sd Smp..." seru Nasha yg mengira Azhar hanya bercanda "Aku serius, Azhar" ucap Nasha memasang wajah yg sangat serius. Bukan nya tersinggung karena Nasha tak mempercayai nya bahwa ia sudah menyelesaikan S2 nya, Azhar malah tertawa geli.
"Menurut mu?" tanya Azhar seolah meminta Nasha menebak nya.
"Entahlah, SMA mungkin..." jawab Nasha ragu.
"Kenapa kamu berfikir seperti itu? Tampang aku seperti orang engga berpendidikan ya?" tanya Azhar bercanda namun Nasha menanggapi nya dengan serius.
"Bukan gitu, Azhar. Kan aku udah bilang jangan tersinggung" ucap nya cemberut. Ah, siapa yg menyinggung siapa yg cemberut?
"Aku engga tersinggung, aku cuma nanya kenapa kamu berfikir aku cuma lulusan SMA?" tanya Azhar lembut "Malah dia yg tersinggung"
"Ya karena kamu melamar pekerjaan sebagai penjaga toko aja" jawab Nasha dengan suara rendah. Ia melirik Azhar, takut Azhar marah. Namun ternyata pria itu tampak tersenyum geli membuat Nasha menjadi salah tingkah.
"Ya udah deh, lupain topik ini..." ucap Nasha kemudian cepat cepat "Oh ya, kenapa kamu engga hubungi aku?" tanya Nasha sambil mesem mesem.
"Buat apa?" tanya Azhar balik yg membuat senyuman Nasha langsung lenyap seketika.
"Engga apa apa" jawab Nasha memberengut kemudian ia melemparkan bungkus cokelat nya ke tempat sampah yg ada di sana "Aku pulang dulu, oh ya, salam buat pacar mu" ucap Nasha ngambek sambil beranjak dari kursi nya.
"Pacar?" gumam Azhar bingung "Apa maksud... Nasha..."
"Nasha..."
Nasha tak menghiraukan Azhar yg terus memanggil nya. Ia berjalan menuju mobil nya dengan menghentakan kaki nya.
Nasha merasa sangat kesal karena Azhar mengatakan untuk apa dia menghubungi nya. Ah, itu mengingatkan Nasha bagaimana Azhar memutuskan panggilan nya saat itu hanya karena Azhar sedang berbicara dengan pacar nya.
"Ih, nyebelin..." gerutu Nasha kemudian menjalankan mobil nya.
Nasha pergi ke rumah Elin, hari ini mereka sedang tak ada kelas. Sekalian Nasha ingin mengajak Elin pergi ke rumah Ummi Rifa nanti malam.
Sesampainya dirumah Elin, Nasha langsung masuk tanpa permisi apa lagi pintu masuk memang terbuka lebar.
Nasha tak menemukan siapa pun di rumah itu, ia pun langsung naik menuju kamar Elin yg ada di lamar Elin. Tanpa mengetuk pintu, Nasha langsung membuka nya dan ia melotot terkejut melihat Elin bersama seorang pria di sana.
"Ma... Maaf" ucap Nasha menutup pintu kembali.
Sementara di dalam, Elin hanya terkekeh melihat reaksi Nasha. Di kamar nya memang ada Dilan, pacar nya. Namun mereka tak melakukan apapun selain berciuman.
"Masuk, Sha. Aman kok" seru Elin sambil tertawa geli.
"Engga deh, aku pulang aja" teriak Nasha.
Ini bukan pertama kalinya Nasha melihat Elin berduaan ataupun berciuman bersama Dilan. Namun ini bukan pertama kalinya Nasha merasa malu sendiri saat melihat mereka melakukan hal seperti itu. Meskipun dalam dunia pacaran itu adalah hal biasa.
"Okey deh, nanti aku kerumah kamu ya" teriak Elin lagi dari dalam.
"Nanti sore, nanti malem kita pergi ke rumah Ummi Rifa. Anak nya ulang tahun, katanya mengadakan syukuran" Nasha balas berteriak dari luar, kemudian tanpa menunggu jawaban Elin ia langsung pergi dari rumah itu.
Nasha menyetir dengan kecepatan rendah sambil memikirkan diri nya sendiri yg tampak mengalami banyak perubahan. Nasha bisa merasakan nya, sekarang ia tak nyaman dengan pakaian terbuka. Padahal belum juga seminggu ia menutup aurat. Ia juga merasa malu pada diri nya sendiri melihat Elin yg berduaan di kamar nya dengan pria yg bukan suaminya bahkan mereka berciuman di atas ranjang.
Nasha sendiri tak mengerti kenapa ia merasa malu? Padahal itu bukanlah urusan Nasha, terserah orang lain mau berbuat apa. Toh itu hidup mereka.
"Right, itu hidup mereka. Tapi kenapa perasaan ku bisa aneh gini ya?" gumam Nasha.
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Elfia Yusma
yang pernah ikut pengajian, tapi pergaulan si elin tergolong pergaulan bebas ya?
2022-09-04
1
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
Azhar,,kamu tega banget sih bilang telfon Nasha buat apa🤩🤩
2022-07-20
0
Nanda Lelo
proses hijrah yg akan membawa nasha k arah yang lebih baik lagi
2022-06-15
0