True Love Never Ends
"Ya Allah, dikit lagi ... lagi dikit lagi. Seorang pria berlari lari kecil di Cairo International Airport sambil menyemangati dirinya sendiri. Apalagi namanya sudah dipanggil dua kali karena ia adalah penumpang terkahir yang belum check in.
Akhirnya, ia bernafas lega saat berhasil heck in tepat waktu
Saat ia masuk ke dalam pesawat dimana semua penumpang sudah siap untuk penerbangan, dia malah masih sibuk mencari kursinya. Membuat beberapa orang menatap kesal padanya hingga seorang pramugari cantik datang dan membantu pria itu menemukan kursinya.
Azhar menyenderkan punggungnya di sandaran kursi sembari menghela nafas berat. Padahal jadwal pulangnya masih 4 bulan lagi tapi ia terpaksa pulang sekarang demi sahabatnya yg akan menikah.
Sebenarnya ia tak melakukannya dengan suka rela apa lagi senang hati, tapi sahabatnya yg bernama Rafael itu memerintahkannya datang. Dan jika tidak datang, katanya Azhar akan dikutuk membujang selamanya. Sementara jika datang, Azhar akan di karunia bidadari surga. Tentu Azhar tahu Rafa mengatakan seperti karena benar benar ingin Azhar menghadiri pernikahannya.
Saat pesawat mulai lepas landas, Azhar memejamkan mata. Memikirkan hidup seperti apa yang akan dijalani nantinya.
Azhar Ubaidillah, pria tampan bertubuh tinggi dengan kulit kecoklatan itu adalah santri lulusan pondok pesantren Al Hikmah. Sebuah keberuntungan ia bisa melanjutkan pendidikannya ke Al Azhar, Kairo. Di usia nya ke yg ke 24 ini, ia sudah menyelesaikan pendidikannya dengan baik.
Sekarang yang dia pikirkan adalah masa depannya, dia akan jadi apa?
Bekerja dengan ayahnya di toko elektronik? Bekerja dengan ibu nya di toko kue? Atau haruskah dia mengabdi di pesantren Al-Hikmah saja?
"Sepertinya aku juga harus mengajar di pesantren, supaya ilmuku bermanfaat dan sudah sepantasnya aku mengabdi di pesantren Abi Khalil," gumam Azhar dengan yakin.
*******
Sementara itu, di salah satu universitas ternama di Jakarta. Beberapa mahasiswa kedokteran sedang melakukan praktik autopsi mayat. Namun ada satu mahasiswi cantik dengan rambut yang tergerai tampak tak fokus. Ia merasa mual dan pusing, hingga tak lama kemudian ia pun jatuh pingsan. Membuat dosennya hanya bisa geleng-geleng kepala dan tak ada satupun yang terkejut dengan pingsannya gadis itu, seolah itu hal yang biasa.
Dosen itu pun mencoba membangun mahasiswi ya, sementara mahasiswa yang lain di perintahkan tetap fokus pada apa yg mereka lakukan.
Tak lama kemudian gadis itu sadar dan ia tampak sangat mual.
"Maa f... saya ... toilet ... mual," racaunya sembari berlari keluar dari ruangan yang membuatnya tersiksa itu. Tujuannya langsung ke toilet, dia muntah hingga merasa sangat lemas.
"Nasha, kamu engga apa-apa?"
Nasha hanya menggeleng lemah, dia tidak suka dengan apa pun yang berhubungan dengan kodekteran tapi keadaan memaksanya masuk ke universitas kedokteran.
Gadis itu berusia 19 tahun, cantik, tinggi, kualitasnya putih seperti susu. Bahkan semua sering menyuruhnya pindah ke kelas modeling karena ia tak bisa apapun di bidang kedokteran. Melihat darah saja ia akan langsung pingsan.
"Entahlah, Lin. Aku udah engga tahan rasanya," keluh Nasha pada Elin.
"Ya udah, ayo kita pulang, kelas juga sudah selesai," usul Elin dan Nasha pun mengangguk.
Di perjalanan pulang, Nasha masih tampak sangat lemas. Sedangkan Elin yg menyetir sesekali melirik ke arah temannya itu. "Masih pusing?" tanyanya
"Masih, " jawab Nasha lemas.
"Udah deh, Sya. Jangan paksain. Buat jadi dokter itu engga mudah. Kamu liat darah aja pingsan, gimana kamu mau lulus nanti?"
"Aku juga udah mau nyerah rasanya, Lin. Tapi mau gimana lagi, setiap kali aku bilang ke Mama kalau aku phobia darah dan aku sering pingsan. Mama bukannya khawatir, dia malah bilang aku belum terbiasa. Katanya aku harus terus berjuang untuk menaklukan phobiaku itu," tutur Nasha sedih.
"Repot juga sih kalau gitu, tapi ;kan profesi itu engga bisa di paksakan. Kalau passion kamu bukan di kedokteran, ya kamu engga akan bisa jadi dokter yg baik." tukas Elin cemas.
"Aku juga udah bilang gitu ke Mama, tapi dia engga mau ngerti. Dia bilang semua hal bisa dipelajari." Nasha menghela napas berat saat mengingat bagaimana sang ibu terus menekannya agar dia mau menjadi dokter.
Nasha adalah gadis yatim piatu yang diangkat anak oleh pasangan suami istri kaya yg bernama Surya dan Raya. Nasha tak tahu apakah itu sebuah keberuntungan atau tidak.
Saat ia diadopsi oleh mereka usianya baru 10 tahun, Nasha sangat bahagia karena akhirnya punya keluarga yg selalu dia impikan selama ini. Namun sejak memiliki keluarga, Nasha tak pernah jadi dirinya sendiri.
Segala hal dalam hidupnya harus sesuai keinginan kedua orang tuanya. Bahkan hal kecil seperti gaun apa yang harus di kenakan Nasha jika ikut mereka bertemu rekan bisnisnya. Apa dan bagaimana Nasha berbicara dan bahkan makan di depan rekan bisnis kedua orang tuanya. Sekolah di mana dan mengambil jurusan apa, semuanya di putuskan oleh kedua orang tuanya.
Nasha senang jika mereka melakukan itu demi kebaikannya, tetapi mereka tidak memberi Nasha ruang sediki tpun untuk bergerak sesuai keinginannys sendiri. Membuat batin Nasha tersiksa dan tertekan.
Namun. saat ia berbicara dan mencoba menyampaikan keinginan atau sekedar isi hatinya. Kedua orang tuanya akan mengatakan 'Ini demi kebaikan mu sendiri, Nasha. Kami hanyalah orang tua angkatmu tapi kami sangat peduli padamu'.
Di mana kata kata itu selalu mengingatkan Nasha pada siapa dirinya dan seolah kedua orang tua nya mengatakan 'Berterimakasihlah' atas apa yang mereka lakukan meskipun mereka bukan orang tua kandungnya.
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Arsyad Al Ghifari 🥰
hallo KA sky yang tadinya baca habib dan Zara jadi aku telusuri ke mt cerita orang tua habib ..maf KA sky baru mampir 😁😁🙏🙏
2023-10-16
0
Benazier Jasmine
menarik ceritanya thooor
2022-12-28
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
aku kesini ka sky🤩🤩🤩
2022-07-08
0