Harry tidak tahu harus kah dia senang karena kakaknya yg terlihat sangat bahagia setelah liburan di desa, atau haruskah dia menertawakan kakaknya yg kata nya naksir Ustadz desa dan atau haruskah ia merasa kasihan Karena kata nya Ustadz itu sudah punya pasangan?
Harry bahkan tertawa terpingkal pingkal saat kakak nya bercerita tentara tragedi memanjat pohon yg membuat gamis Elin robek dan ia bahkan harus menggigit senar layangan.
"Kak Nasha tuh ada ada aja ya, kayaknya liburan ke desa engga kalah seru nya dengan liburan ke eropa" ujar Harry sambil mengusap sudut mata nya yg berair gara gara tertawa.
"Ya dong, desa itu kayak something gitu, Har. Coba deh nanti kamu ikut kesana..." ujar Nasha sambil mengeluarkan barang barang dari koper nya. Ia juga membawa kerupuk bawang buatan bibi nya Elin dan yg pasti aman dari bahan pengawet, ia juga membawa dodol yg di bungkus plastik dan melihat itu Harry terlihat penasaran dan langsung mengambil nya dari tangan Nasha.
"Apa ini?" tanya Harry.
"Dodol..." jawab Nasha dan Harry mengerutkan kening nya seolah tak setuju dengan pernyataan Nasha.
"Tapi kok bentuk nya beda, kayak ada gosong nya"
"Itu kerak nya, Har. Enak lho, cobain deh..."
"Basi engga neh?"
"Engga lah, makanya cobain sebelum basi" ujar Nasha yg membuat Harry terkekeh. Ia pun membuka bungkus plastik itu dan mengigit nya sedikit.
"Hem..." gumamnya penuh kenikmatan, melihat ekspresi Harry Nasha hanya tertawa "Enak lho, Kak. Kayak ada gurih gurih nya gimana gitu, enak banget ini" ujar Harry dan kembali memakan dodol yg sebenarnya tinggal sedikit itu.
"Jangan di habisin, kakak juga mau" ujar Nasha.
"Neh..." Harry menyuapkan dodol itu pada kakak nya dan Nasha pun menerima nya.
"Kenapa cuma bawa sedikit, Kak? harusnya kakak beli yg banyak" ujar Harry.
"Itu engga beli, Har. Nenek nya Elin yg buat"
"Ya ampun, Nenek nenek masih kuat bikin dodol?"
"Uh, jangan salah. Nenek nenek desa itu masih bugar dan sehat" ucap Nasha.
Harry yg melihat perubahan besar dalam diri Nasha merasa sangat bahagia, binar matanya, senyum nya dan keceriaan nya. Harry berharap kakak nya ini selalu bahagia seperti sekarang.
"Sha..." terdengar suara ibu nya bersamaan dengan pintu yg terbuka, dan segera Nasha menyembunyikan kerupuk nya, karena ibu Nasha itu melarang Nasha memakan gorengan atau apapun yg mengandung banyak karbo. Kata nya biar tidak gemuk dan Nasha harus tetap terlihat cantik. Dan tentu saja Nasha iya iya saja meskipun ia sering mencuri kesempatan untuk memakan apapun yg dia suka.
"Ya, Ma?"
"Kamu tetap belajar kan di sana?" tanya Raya dan seketika Nasha langsung melirik Harry, Harry hanya bisa menggeleng kan kepala dengan sikap Mama nya itu.
"Belajar kok, Ma" jawab Nasha sambil tersenyum tipis.
"Bagus deh, Oh ya malam ini kita di undang makan malam sama Mas Ruben. Kamu pakek gaun ini ya..." Raya menyerahkan sebuah paper bag pada Nasha.
Nasha menerima nya dan mengeluarkan sebuah gaun berwarna biru terang dan gaun itu sangat terbuka.
"Ma, kayaknya Nasha engga bisa pakai deh" ujar Nasha kembali memasukkan gaun itu ke dalam paper bag.
"Loh kenapa? Itu bagus banget, Sha. Kualitas premium..." ujar sang Mama.
"Mama kan liat sekarang Kak Nasha pakek hijab, ya engga mungkin lagi pakai pakaian terbuka" ujar Harry membela kakak nya.
"Cuma sekali ini aja, Sha. Nanti kamu bisa pakai hijab lagi kok. Mama engga melarang kamu menggunakan hijab" jawab Raya yg kekeh pada pendirian nya.
"Tapi Nasha pengen istiqomah pakai hijab nya, Ma. Engga mau yg lepas pakai - lepas pakai" jawab Nasha yg juga kekeh.
Mendapati Nasha membangkang untuk pertama kalinya membuat Raya sangat kesal "Kamu bisa hargai Mama sedikit engga sih, Sha? Mama sudah beliin kamu gaun mahal mahal supaya kamu tampil cantik dan berkelas, udah pokok nya pakai gaun itu dan kamu harus siap siap sekarang. 10 menit lagi kita berangkat" tegas Raya yg lagi dan lagi membuat Nasha ingin menangis.
"Ma, Kak Nasha masih capek..." ujar Harry yg merasa kasihan melihat Nasha apa lagi ia menempuh perjalanan yg cukup jauh.
"Mama mau ngajak kakak mu itu makan malam, Har. Bukan kerja, engga akan buat dia capek" jawab Raya yg membuat Harry menggeram kesal. Nasha memandang Harry, memberi isyarat agar tak lagi melawan.
.........
"Jadi, apa gadis itu tetangga nya Rafa atau santri nya Rafa?" tanya Abi nya Azhar yg bernama Fadlan. Azhar melihat kondisi Abi nya baik baik saja, dan itu membuat Azhar tak henti henti nya memanjatkan syukur dalam hati.
"Ummi cerita apa, Bi?" tanya Azhar sembari melipat sejadah nya setelah melaksanakan sholat isya di sana.
"Katanya kamu sms an sama wanita, siapa nama nya? Usia nya berapa?" tanya Abi Fadlan yg membuat Azhar terkekeh.
"Nama nya Nasha, Bi. Dan usia nya mungkin sekitar 20 tahunan" jawab Azhar santai.
"Hem, pas ya..." ujar Abi nya yg membuat Azhar tertawa geli.
"Pas apa nya? Dia itu cuma teman, Bi"
"Teman? Jadi sekarang anak Abi punya teman wanita?" goda Abi Fadlan dan entah mengapa Azhar merasakan panas di pipi nya saat kembali mengingat Nasha.
"Hem malah diam, oh ya nanti kita ke sana ya, pengen liat teman wanita mu itu" goda sang ayah lagi.
"Bi, Nasha itu bukan orang desa. Dia orang Jakarta" jawab Azhar yg membuat Abi nya malah tampak sangat girang.
"Jodoh emang engga kemana..." ujar nya yg sekali lagi membuat Azhar tertawa.
"Rasanya engga mungkin, Bi. Azhar liat Nasha itu seperti berasal dari keluarga berada, Azhar juga masih belum mandiri, belum kerja. Mana ada wanita yg mau sama pria pengangguran" tutur Azhar.
"Pengangguran apa nya? Yg ada warisan ku nganggur, toko Abi pasti nanti Abi wariskan buat kamu. Belum lagi toko roti Ummi, masih kurang?" goda Abi Fadlan.
"Apa nya yg kurang?" tanya Ummi Syarifah, ibu tercinta Azhar atau yg biasa di kenal dengan Ummi Rifa. Ia datang dengan membawa rantang yg berisi makanan untuk makan malam mereka. Lebih tepatnya untuk Ummi Rifa dan Azhar. Karena Abi Fadlan hanya boleh makan makanan rumah sakit yg sehat namun sangat tak sedap. Begitulah kata Abi Fadlan.
"Ini, Azhar engga percaya diri akan ada wanita yg mau sama dia karena dia masih belum bekerja. Dia engga kerja juga engga apa apa, kan dapat warisan dari kita" ujar Abi Fadlan.
"Harus tetap bekerja dong, jadi guru ya. Biar ilmu yg Azhar dapat terus mengalir dan bermafaat. Jadi guru gaji nya emang engga seberapa, tapi pahala nya yg takkan terhingga selama di jalani ikhlas karena Allah" tutur Ummi Rifa.
"Inysa Allah, Ummi. Ummi doakan saja, semoga Azhar menjadi manusia yg berguna untuk manusia lain nya"
"Aamiin, Insya Allah, Nak. Ya udah, ayo makan..." ucap Ummi Rifa setelah ia menyiapkan makanan untuk nya dan putra nya. Sementara Abi Fadlan hanya bisa melihat mereka dengan menelan ludah nya, membayangkan makanan itu sangat lezat. Ayam goreng dengan sambal matah, kesukaan Azhar.
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Athallah Linggar
wong ngadopsi anak ko mnt balas budi,jd dr awal niatnya ga baik ga bakalan dpt pahala tuh ibunya harry. 😡😡😡
2022-10-09
0
💜anushka sharma⁵💜
semangat berjuang Azhar
2022-10-03
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
sabar Nasha,,,kalau dipikir hmmm gimana ya,ngadopsi anak tapi ko malah dikekang dan bikin si anak gak bahagia
2022-07-15
0