"Masya Allah, yg namanya jodoh emang engga kemana ya..." ucap Abi Fadlan yg lagi dan lagi membuat Azhar menghela nafas panjang. Sejak Ummi nya menceritakan kejadian di toko tadi, Abi nya terus saja menggoda Fadlan "Ingat ya, engga boleh pacaran. Taaruf, kalau udah klop, nikahi!"
"Astagfirullah, Bi..." gumam Azhar.
"Loh, kok Astagfirullah? Alhamdulillah dong kalau dapat jodoh" sanggah Abi nya cepat cepat "Cantik engga orang nya, Mi?" tanya nya pada istri nya yg saat ini sedang memasak untuk makan malam, tentu dengan di bantu dua pria tertampan nya itu.
"Cantik banget, Bi. Dulu engga pakai hijab, tapi tadi Ummi lihat dia memakai hijab dan Masya Allah, makin cantik, Bi. Adem liat nya, berasa liat bidadari surga" tutur Ummi Rifa panjang lebar.
"Wah, sepertinya Allah memang sedang menyiapkan dia ya" sambung Abi nya lagi.
"Bi, Nasha engga mungkin mau jadi menantu di rumah ini. Keluarga kita berbeda" jelas Azhar karena ia merasa sudah ada keseriusan dalam candaan kedua orang tuanya tentang Nahsa, tampak nya mereka memang berharap Azhar segera menikah "Azhar juga belum kerja, mau di kasih makan apa nanti anak orang"
"Yg namanya rezeki pasti ada nanti" sambung sang Ibu.
"Ummi..."
"Azhar..." sela sang ibu lagi kemudian ia dan Abi Fadlan terkekeh geli "Hati hati lho sama wanita, Ummi liat dia sedikit agresif sama kamu. Haha"
Azhar pun ikut terkekeh geli karena ia merasakan hal yg sama, Nasha yg agresif dan menggemaskan.
.........
"Lain kali engga boleh seperti itu lagi, Sha. Kamu bikin malu Mama sama Papa" ujar Raya yg kembali menegur Nasha karena pergi sebelum acara makan malam nya selesai bersama Ruben.
"Kenapa salahin Kak Nasha sih, Ma? Jelas jelas yg ngajak pulang itu aku" sambung Harry ketus.
"Ya Nasha kalau memang mau menghargai orang tua nya pasti engga akan pulang begitu kan?" tanya Raya yg masih ingin menyudutkan Nasha.
Saat ini mereka bertiga sedang makan malam bersama, sementara Surya sangat jarang makan bersama keluarga nya karena sebagian besar hidup nya berada di rumah sakit.
Selera makan Nasha hilang seketika mendengar Mama nya yg terus menyudutkan nya, ia pun meletakkan sendok dan garpu nya di piring
"Iya, Ma. Lain kali Nasha engga akan seperti itu lagi" ucap Nasha datar "Nasha ke kamar dulu"
"Kenapa makanan mu engga di habisin?" tanya Raya yg melihat makanan Nasha masih banyak di piring nya.
"Nasha udah kenyang, Ma. Lagi diet juga, sekarang Nasha mau belajar" jawab Nasha tentu berbohong, namun jawaban seperti ini sangat di sukai Raya. Nasha yg rajin belajar dan mau menjaga kecantikan tubuhnya.
"Ya udah, belajar yg rajin" ucap Raya yg membuat Nasha tersenyum masam, Mama nya bahkan tak khawatir dengan kesehatan Nasha, bagaimana jika ia sakit karena sejak tadi siang Nasha belum makan dan Mama nya tahu itu. Dan ia baru makan beberapa sendok saat makan malam ini, dan seperti nya itu bukan masalah untuk Raya.
Nasha segera bergegas ke kamar nya, ia mematikan lampu nya. Sebuah kebiasaan saat ia merasa sedih ataupun tertekan, yaitu membiarkan kamar nya gelap. Nasha naik ke atas ranjang setelah mengunci pintu.
"Ya Allah, apakah memang seperti ini rasanya punya ibu yg bukan ibu kandung?" gumam Nasha. Saat ia mulai memejamkan mata nya, terdengar suara Harry dan juga ketukan di pintu nya.
Nasha pun beranjak turun dan membukakan pintu.
"Pasti lagi sedih..." ucap Harry sambil menyalakan lampu kamar Nasha. Harry sudah hafal dengan kebiasaan kakaknya yg suka berada di tempat yg gelap saat merasa sedih atau pun tertekan.
"Entahlah, Har. Kakak engga ngerti kenapa kakak engga merasa bahagia dan di lindungi meskipun sudah punya seorang ibu" jawab Nasha jujur. Harry yg mendengar penuturan kakaknya itu terlihat sedih dan merasa bersalah, ia pun memeluk kakaknya dan Nasha langsung menangis dalam diam.
"Maafin Mama ya, Kak" lirih Harry.
"Mama engga salah, Har. Dia cuma sedikit keras kepala" ucap Nasha sambil tertawa hambar.
Harry pun melerai pelukan nya dan menghapus air mata Nasha "Kakak jelek banget kalau nangis" ucap Harry yg membuat Nasha tertawa.
"Oh ya, kakak ketemu Azhar tadi. Dia kerja di toko roti Ummi Rifa" ujar Nasha mencoba mengembalikan mood nya.
"Wow, bagus dong. Jadi kakak bisa deketin dia" seru Harry.
"Dia udah punya pasangan kali, Har..."
"Ya engga apa apa, toh belum menikah juga kan" ujar nya.
"Engga mau deh, kasian calon nya. Oh ya, kakak punya foto nya..."
"Mana? Coba aku liat..." Nasha pun mengambil kamera nya dan menunjukkan foto Azhar pada Harry "Kayak nya aku pernah ketemu deh sama orang ini, tapi dimana ya..." gumam Harry yg merasa tak asing dengan wajah Azhar.
"Masak? Kayaknya engga mungkin deh, dia baru di Jakarta" ujar Nasha "Ganteng kan?"
"Lebih ganteng mana sama aku?"
"Lebih imut kamu..." jawab Nasha yg membuat Harry cemberut.
"Di kira kucing, imut...." gerutu Harry sambil terus memperhatikan foto foto Azhar karena ia sangat yakin pernah bertemu dengan nya "Ah ya..." seru nya kemudian "Kita ketemu di Bandara, waktu itu aku engga sengaja nabrak dia"
"Oh ya? Kapan?" tanya Nasha penasaran.
"Waktu aku jemput kak Nasha..."
"Huh? Jadi kita berangkat di hari yg sama?"
"Kayaknya juga dengan pesawat yg sama..."
"Agh, tahu gitu kita barengan" Nasha berkata sambil memberengut menggemaskan.
Ponsel Harry berdering, Harry segera mengangkat nya.
"Seperti biasa, Mas. Lewat pintu belakang" ujar Harry pada seseorang di seberang telpon.
"Kamu pesan apa lagi?" tanya Nasha yg sudah hafal dengan tingkah adik nya.
"Pizza jumbo" jawab Harry kemudian ia melompat keluar lewat jendela kamar Nasha. Itu sudah menjadi kebiasaan keduanya jika ingin makan junk food seperti itu, karena jika ketahuan Raya maka mereka akan di marahi habis habisan.
Tak lama kemudian Harry kembali datang tentu juga lewat jendela.
"Kadang kadang kakak khawatir kamu tuh jatuh lho, Har"
"Engga akan, manjat memanjat lewat jendela mah aku ahli nya, kak. Ayo, pegang ini..." Harry memberikan pizza berukuran besar itu pada Nasha.
"Kak Nasha harus makan yg banyak, engga apa apa gemuk asal sehat. Tetap cantik juga kok" ucap nya yg membuat Nasha terhibur, ia sangat bersyukur karena ada Harry yg selalu menghibur Nasha.
Nasha dan Harry pun menikmati pizza itu tentu setelah mengunci pintu kamar Nasha, supaya tidak ketahuan jika misalnya Mama nya datang tiba tiba.
.........
Hari ini seperti janji Azhar, ia membuka kembali toko ayahnya yg menyediakan barang elektronik kebutuhan rumah tangga seperti blender, kulkas, kipas angin dan sebagainya. Toko ini sangat berarti bagi Abi Fadlan, karena penghasilan dari toko inilah ia bisa menyekolahlan Azhar bahkan sampai S1, dan untuk S2 nya Azhar mendapatkan beasiswa ke Cairo. Itu adalah anugerah yg sangat luar biasa bagi mereka yg hidup di kelas menengah saja, walaupun begitu mereka selalu merasa kaya. Karena mereka selalu mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka dan mereka masih sangat mampu untuk selalu bersedekah.
Sejak kecil, Azhar sering berada di toko ini dan menemani Abi nya. Melihat perjuangan ayah nya untuk diri nya dan ibu nya membuat Azhar bertekad untuk memberikan segala hal yg terbaik untuk nya dan Azhar akan selalu mengikuti apapun keinginan ayah dan ibunya.
Azhar menyimpan kontak Nasha di ponsel yg baru saja ia beli, ahh akhir nya sekarang ia tak punya kendala lagi dalam alat komonikasi itu.
"Hubungi engga ya?" gumam Azhar sambil terus menatap layar ponsel nya "Tapi buat apa? Engga ada keperluan juga" ucap nya dan ia pun meletakkan ponsel nya.
Sementara di toko Ummi Rifa, Nasha kembali datang seperti ucapan nya kemarin. Namun kali ini ia datang sendirian tanpa Elin.
"Azhar kemana, Ummi?" tanya Nasha yg melihat Ummi Rifa hanya sendirian.
"Dia di toko suami ku, Sha" jawab Ummi Rifa menahan senyum, seperti nya ia pun akan mengikuti saja apa yg Nasha fikirkan tentang Azhar. Biarlah nanti gadis cantik ini tahu sendiri atau Azhar memberi tahu nya.
"Ngapain di sana?" tanya Nasha.
"Jagain toko" jawab Ummi Rifa.
"Ya ampun, kasian nya Azhar jadi kerja serabutan gini" batin Nasha berteriak prihatin.
"Toko nya dimana, Mi?" tanya Nasha lagi.
"Di persimpangan jalan di ujung sana, nama nya Toko Elektronik berkah"
"Oh okey. Makasih, Mi" ucap Nasha kemudian hendak pergi.
"Engga beli roti dulu, Sha? Ya siapa tahu Azhar belum sarapan" ucap Ummi Rifa mengulum senyum samar.
"Ya juga, boleh deh. Em Azhar suka nya apa ya.."
"Roti isi kacang hijau" jawba Ummi Rifa santai.
"Kalau gitu beli lima, Ummi" ujar Nasha girang.
"Lima? Banyak nya" gumam Ummi Rifa.
"Engga apa apa, biar bisa di bawa pulang" jawab Nasha dan Ummi Rifa pun mengangguk anggukan kepala sambil menahan senyum geli nya.
Dan saat Nasha hendak membayar nya Ummi Rifa malah menolak "Kenapa?" tanya Nasha bingung.
"Hari ini ulang tahun putra Ummi yg ke 24. Jadi semua roti hari ini gratis" jawab Ummi Rifa.
"Oh ya? Selamat ulang tahun buat putra Ummi ya" ucap Nasha.
"Ucapin nya secara langsung aja, nanti malam bisa kerumah Ummi? Kami mengadakan syukuran"
"Jam berapa? Bisa kok" jawab Nasha.
"Jam 7 an" jawab Ummi Rifa.
"Okey, karena Nasha dapat roti gratis, Nasha pasti datang" jawab nya dengan senyum lebar yg membuat Ummi Rifa tertawa.
Setelah itu ia pun berpamitan pergi untuk menemui Azhar walaupun Nasha sendiri tak tahu untuk apa dia bertemu Azhar, walaupun katanya ia tidak mau mendekati Azhar karena kasihan calon nya, tapi hati Nasha mengkhianati akal sehat nya.
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Bang Ipul
ketemu dong bentar lg
2024-05-26
0
Disma Wati
menggoda Azhar thor
2022-12-18
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
kayaknya bakal ketemu tuh,😅😅
2022-07-19
0