Nasha dan juga Elin bersiap siap untuk mengikuti kajian di Madrasah Ar Rahman. Keduanya memakai gamis lengkap dengan hijab nya.
"Kalau penampilan ku kayak gini, rasanya aku udah cocok jadi istri Ustadz" ujar Nasha yg membuat Elin langsung tertawa sembari menempelkan punggung tangan nya di kening Nasha.
"Kamu sakit, Sha? Huh?" tanya Elin. Karena semenjak bertemu dengan Azhar, Nasha selalu tersenyum, mata nya berbinar seolah ia menemukan kebahagiaan sejati nya dan ia merasa seperti begitu bebas. Sangat berbeda dengan Nasha yg ada di Jakarta, dimana ia selalu terlihat tertekan, senyum dan tawa nya hambar, tatapan mata nya pun sering tak fokus atau berkaca kaca.
"Sehat kok, sehat banget malah" ujar Nasha.
Nenek Elin pun memanggil mereka karena sudah saat nya untuk pergi.
Mereka berjalan kaki dan bertemu beberapa orang desa yg juga akan menghadiri kajian itu, namun semua yg datang adalah perempuan.
"Apa kajian ini khusus perempuan?" tanya Nasha pada Nenek nya Elin.
"Ini kajian mingguan untuk perempuan, nanti akan ada khusus untuk laki laki" jawab sang Nenek. Dan Nasha hanya ber oh ria.
Dan saat memasuki kawasan sekolah, mata Nasha sudah jelalatan kemana mana mencari sang Ustadz. Nenek Elin yg menyadari itu segera menegur Nasha.
"Jaga pandangan mu, Wahai gadis muda" tegur nya yg membuat Nasha hanya bisa berdeham dan ia pun segera menunduk sambil terus berjalan, sementara Elin hanya terkekeh.
Nasha terus berjalan di belakang mereka dengan menunduk, benar benar menunduk hingga tanpa sadar ia sedikit keluar jalur dan menabrak seseorang yg membuat Nasha langsung mendongak.
Ia menganga dengan tatapan tak berkedip sedikitpun saat melihat siapa yg baru saja ia tabrak.
"Maaf, aku engga saja..."
"Hai, Azhar..." sapa Nasha seolah tak mendengar permintaan maaf Azhar.
"Assalamualaikum, Nasha..." ucap Azhar sambil tersenyum namun menghindari bertatapan langsung dengan Nasha.
"Waalaikum salam..." ucap Nasha sambil mesem mesem.
Kemudian Azhar pun berjalan melewati Nasha, meninggalkan Nasha yg memegang jantung nya yg berdetak sangat cepat. Bahkan tanpa sadar, dan dengan begitu tulus ia berdoa dalam hati.
"Ya Allah, jodohkanlah kami" seolah doa itu adalah reflek dan begitu alami.
Sementara Azhar, ia sempat merasa tertegun melihat penampilan Nasha yg berbeda. Ia terlihat sangat anggun dan manis dengan pakaian syar'i itu.
Azhar pergi ke kantor madrasah nya untuk mengambil kitab karena Abi Rahman meminta Azhar yg mengisi kajian kali ini. Dengan tema menikah adalah ibadah.
Awal nya Azhar menolak karena ia merasa tak pantas, sementara masih ada Rafa, ayahnya Rafa dan juga Om Om Rafa yg pengetahuan nya jauh lebih luas dari Azhar. Namun mereka semua ingin Azhar mengisi kajian itu karena mumpung Azhar ada di sana.
.........
Kini, kajian pun di mulai dengan di buka ucapan salam oleh Azhar yg di lanjutkan dengan memperkenalkan diri. Dan ibu ibu yg mengikuti kajian pun tampak antusias melihat Ustadz yg masih muda dan segar yg akan mengisi kajian.
Sementara Nasha, bukan main girang nya dia saat melihat Azhar lah yg mengisi kajian. Jika sebelumnya dia melihat Azhar dengan pakaian santai nya saat bermain bola dan jalan jalan di atas rumput tanpa alas kaki, itu membuat nya terlihat sangat tampan bak dewa yunani. Sekarang ia melihat Azhar yg semakin tampan dengan baju koko putih dan peci hitam nya. Membuat ia tampak seperti malaikat yang baru saja turun dari langit.
"Jadi, ibu ibu... Tema kajian kita hari ini pernikahan adalah ibadah ya" ucap Azhar "Ada yg tahu kenapa pernikahan di sebut ibadah?" tanya nya. Dan tiba tiba Nasha langsung mengangkat tangannya dan berkata.
"Supaya menghindari zina..." seru nya. Sontak Nasha yg adalah orang asing disana menjadi pusat perhatian. Kemudian nenek Elin berbisik pada orang di sekitar nya kalau Nasha adalah teman Elin dari Jakarta.
"Benar..." jawab Azhar sambil tersenyum "Sebagaimana Rasulullah bersabda. Apabila seorang hamba telah menikah maka ia berarti telah menyempurnakan separuh agamanya, maka bertaqwalah kepada Allah untuk mendapat separuh yang tersisa" ucap nya.
Untuk sesaat, Azhar tanpa sengaja menatap Nasha karena ia bisa merasakan sejak tadi Nasha memperhatikan nya. Namun Azhar segera memalingkan wajah nya dan ia kembali fokus pada materi nya.
Ia pun melanjutkan materi nya dengan santai namun elegan. Cara yg sangat baik untuk menyampaikan kajian pada ibu ibu yg kebanyakan sudah setengah baya atau bahkan lansia. Azhar tetap menjelaskan dengan tenang meskipun ada sebagian ibu ibu yg malah asyik bergosip sendiri.
Ia menjelaskan dasar dasar pernikahan, yg tentu saja harus di niatkan karena Allah. Bukan karena ***** semata, agar pernikahan nya berkah dan langgeng hingga maut memisahkan, bahkan bisa tetap berjodoh di akhirat nanti sebagai pasangan yang selalu di berkahi di surga kelak.
Azhar juga menjelaskan bagaimana memilih pasangan yg baik dan menjadi pasangan yg baik. Ia juga menjelaskan bagaimana menjalani pernikahan sesuai ajaran islam, penuh cinta, kasih, kesetiaan dan saling pengertian. Karena itu adalah pondasi utama dalam rumah tangga. Jika kekurangannya kasih dan cinta, apa lagi tak saling mengerti dan tak setia. Sudah di pastikan pernikahan akan hancur.
Tak hanya itu, Azhar juga menjelaskan keutamaan dalam sebuah pernikahan. Dimana dalam pernikahan semua nya adalah ibadah, ketika saling bertatapan dengan pasangan, ketika saling bersentuhan,pahala balasan nya. Berbeda dengan hubungan di luar pernikahan, di mana saling menatap saja sudah di kategorikan zina mata, apa lagi jika lebih dari itu.
Nasha yg mendengarkan penjelasan Azhar merasa merinding, ia sering mendengar ceramah seperti ini entah di YouTube, tv atau sebagai nya. Tapi menghadiri secara langsung, menatap dan mendengarkan secara langsung. Baru kali ini Nasha melakukan nya, dan itu terasa sangat menyenangkan dan menenangkan.
Penjelasan Azhar yg detail tapi santai, membuat Nasha menangkap ajaran itu dengan baik dan sama sekali tidak terasa membosankan.
Hingga tanpa terasa hampir satu jam kajian berlangsung. Kajian akan berakhir namun ada sesi tanya jawab sebelum kajian di akhiri.
Satu persatu, ibu ibu pun mulai mengajukan pertanyaan yg membuat Azhar tertawa, geleng geleng kepala hingga kadang merasa sedih. Karena ada yg bertanya bagaimana menghadapi suami yg pelit, kasar, kekanak kanakan dan sebagainya.
Azhar pun menjelaskan dengan sabar dan teliti. Berusaha membuat peserta kajian itu memahami maksud yg ingin dia sampaikan. Hingga satu pertanyaan terkahir yg di lontarkan oleh wanita paruh baya.
"Ustadz, bagaimana jika ada suami yg kasar. Tidak segan menampar atau bahkan memukul, dan juga jarang memperhatikan istri dan anak anak. Tapi dia selalu ingin di layani dengan baik. Setiap kali di protes atau di tegur, dia akan selalu bilang bahwa istri nya durhaka dan istri seharusnya patuh dan tidak melawan pada suami" pertanyaan seperti inilah yg membuat Azhar merasa sedih. Sebagai pria, ia tak bisa memahami apa yg ada dalam fikiran pria yg kasar dan jahat, dimana seharusnya seorang pria khusus nya suami bisa menjadi pelindung bagi keluarga nya. Justru malah jadi parasit yg menyakitkan.
"Bicaralah dari hati ke hati, Bu. Dan jika itu tak bisa, bicaralah dengan keluarga kalian, mintalah sulosi atau bantuan dari mereka untuk menyadarkan suami ibu. Dan jika itu juga tidak bisa, tempuhlah jalan hukum. Saya bicara seperti ini bukan karena apa, tapi karena wanita apapun status nya, putri atau pun istri juga punya hak nya sendiri apa lagi jika sudah bermain fisik.. Jika ibu melawan hal yg salah itu bukanlah durhaka, justru kewajiban. Wanita juga harus tegas dan punya pendirian untuk melawan orang yg salah siapa pun dia. Tapi yg terpenting, jangan lupa berdoa. Berdoalah pada Allah agar suami ibu di lembutkan hati nya, menyadari kesalahan nya, dan semoga Allah mengampuni kesalahan nya. Dan untuk siapapun yg mengalami cobaan seperti ini, bersabar dan ikhlas lah. Allah tidak akan menguji hamba Nya melebihi kemampuan hamba itu sendiri. Dan satu hal lagi, seorang istri memang wajib patuh pada suaminya, tapi bukan berarti suami punya hak untuk menyakiti istri nya"
Nasha tertegun mendengar jawaban Azhar, dimana jawaban itu relastis. Tak hanya berpegang teguh pada sabar dan ikhlas, namun juga memberikan motivasi yg lebih besar dari itu. Mendorong wanita untuk memperjuangkan hak dan kehidupan nya sendiri, tanpa memprovokasi dengan kata kata yg kasar atau membuat orang lain untuk melawan dengan membabi buta. Karena Azhar menjabarkan penjelasan nya dengan kata yg tersusun rapi. Memberikan pengertian dan mendorong untuk bangkit.
Setelah Azhar menjawab dan tampak nya yg bertanya juga sudah puas dengan jawab sang Ustadz. Kini giliran Nasha yg ingin mengajukan pertanyaan.
"Ustadz, jika seorang wanita merasa menemukan pria yg tepat untuk menjadi imam nya dan wanita itu sangat menyukai nya. Apa boleh jika ia yg melamar pria itu?" Elin menganga tak percaya dengan pertanyaan Nasha. Sementara Nasha memasang ekspresi yg sangat serius dan entah mengapa, Azhar merasa pertanyaan Nasha itu seolah tentang diri nya. Karena sejak tadi, Nasha terus memperhatikan nya. Sekali lagi Azhar mencoba mengenyahkan pemikiran nya itu.
"Tentu saja sangat boleh, Rasulullah di lamar oleh seorang wanita mulia yg menjadi cinta sejati nya hingga akhir hayat. Yaitu Sayyidah Khadijah, dimana beliau melihat sifat sifat mulai dalam diri Rasulullah, dan ia memberanikan diri melamar nya dengan perantara sahabat nya, Nafisah" jawab Azhar lugas. Nasha yg mendengar jawaban itu pun mesem mesem saja. Membuat Azhar merasa sedikit bingung dengan gadis kota ini.
Namun waktu kajian pun sudah berakhir dengan di tutup kesimpulan yg di jelaskan secara singkat oleh Azhar dari materi dan tanya jawab tadi. Kemudian di akhiri dengan doa bersama.
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Athallah Linggar
bca partt ini berasa denger kajian secara lgsung yaa
2022-10-09
1
Lajiyatmi
kpk aq malah mesam mesem sendiri ya
2022-09-06
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
ngakak mulu ih🤩🤩
2022-07-08
0