Saat pesawat akan segera melakukan penerbangan nya, para penumpang di angkut menggunakan bus dari gedung bandara ke lapangan pesawat.
Azhar menyempatkan mengirim pesan pada ibunya bahwa ia akan segera terbang ke Jakarta.
"Pasti aku kangen banget..." Azhar langsung mendongak mendengar suara yg sangat tak asing bagi nya itu. Ia mengedarkan pandangan nya untuk mencari sosok sang pemilik suara, namun tak ada. Tak ada Nasha disana, lalu kenapa Azhar mendengar suara Nasha?
"Mungkin aku cuma salah dengar" gumam Azhar. Ia pun mengambil tasbih digital dari tas nya, ibunya selalu mengatakan agar ia banyak berdizkir dalam perjalanan. Supaya malaikat menemani dan jika berdizkir dalam perjalanan maka itu takkan terasa bahwa ia menempuh perjalanan yg jauh, sekaligus agar fikiran nya tak melayang kemana mana.
Sementara itu, Nasha berada dalam sebuah bus yg akan mengangkut nya ke pesawat.
Ia terus mengoceh bahwa ia akan sangat merindukan desa itu.
"Okey okey, nanti kalau liburan lagi kita kesana" ujar Elin. Nasha tersenyum lembar sambil mengangguk.
Kemudian ia sedikit bergerak tak nyaman karena tempat duduk nya yg sesak, sementara di samping nya ada sepasang suami istri paruh baya yg berpegangan tangan.
Nasha tersenyum samar melihat bagaimana sang suami menjaga istri nya dengan terus menggenggam tangan nya. Mereka juga tampak tak nyaman karena tempat duduk yg sempit. Saat Nasha hendak berdiri saja demi kenyamanan sepasang suami istri ini, tiba tiba tempat duduk nya menjadi lega.
"Duduk saja, Nak. Pemuda tadi memilih berdiri supaya tempat duduk kita tidak sempit" ujar sang pria paruh baya.
"Oh ya..." gumam Nasha.
"Iya, dia meletakkan tas nya di sini supaya tak ada yg duduk lagi di sini" jawab sang wanita. Nasha merasa senang mendengar nya, sungguh pemuda yg mulia, fikir nya.
Sementara Azhar, ia merasa kasihan melihat suami istri yg duduk tak nyaman karena tempat duduk nya sempit. Ia juga melihat sang suami terus menggenggam tangan istri nya seolah mereka takut terpisah. Membuat Azhar merasa iri dengan keromantisan itu di usia mereka yg tak lagi muda.
Merasa kasihan, Azhar pun memilih berdiri dan meletakkan tas nya di sana supaya tak ada yg menduduki.
...... ...
Di pesawat, Nasha memeriksa ponsel nya sebelum pesawat lepas landas dan ia harus me non aktifkan ponsel nya.
Betapa terkejut nya Nasha saat melihat dua panggilan tak terjawab dari Azhar.
"Gara gara Elin nih, ah..." gerutu Nasha. Elin yg sibuk memasang seat belt nya langsung menatap heran Nasha.
"Kenapa aku?" tanya Elin heran.
"Dia telpon tadi, gara gara kita kalang kabut mau pulang tiba tiba. Aku jadi engga sempat cek hp kan, liat neh" gerutu Nasha memperlihatkan pada Elin panggilan tak terjawab dari Azhar, dan Nasha pun mencoba menghubungi Azhar kembali.
"Sha, matikan hp nya. Udah mau terbang kita ini..." tegur Elin.
"Tunggu sebentar..." jawab Nasha, panggilan nya masuk namun tak ada jawaban.
"Telpon nanti kalau kita sudah mendarat" ujar Elin. Sambil cemberut, Nasha mematikan ponsel nya.
"Ponsel ku yg kecil hilang, mungkin jatuh. Sedangkan yg ini bermasalah dengan baterai nya. Jadi Ummi jangan khawatir kalau hp ku engga aktif"
Nasha langsung mengedarkan pandangan nya saat mendengar suara yg sangat ia hafal itu, suara merdu yg menggelitik indra pendengaran nya. Ia mencari cari sosok sang pemilik suara, bahkan ia sampai berdiri dan mengedarkan pandangan nya ke semua kursi.
Nasha kembali terduduk lemas sambil bergumam "Kenapa tadi aku kayak dengar suara Azhar ya? Apa karena aku kefikiran dia terus?"
Tanpa Nasha sadari, di kursi kedua di depan nya. Sosok Azhar sedang duduk tenang sambil me non aktifkan ponsel nya setelah mengirim pesan suara pada ibunya untuk memberi tahu bahwa ponsel jadul nya hilang, Azhar yakin ponsel nya jatuh di bus tadi karena ia meletakkan nya dalam tas nya. Sementara ponsel yg ia pegang bermasalah dengan baterai nya.
Azhar pun menghela nafas berat, ia menyenderkan punggung nya sembari menutup mata.
Dan ia kembali membuka mata nya saat tiba tiba terbayang wajah Nasha dalam benak nya.
"Astagfirullah, Astagfirullah..." gumam Azhar dan ia segera memfokuskan diri untuk berdizkir saja. Ia pun berfikir mungkin terbayang wajah Nasha karena memikirkan gadis itu yg belum mengembalikan sorban kesayangan nya.
Di kursi kedua di belakang nya, Nasha menguap. Ia menyenderkan punggung nya di sandaran kursi, menarik sorban Azhar dan menutupi wajahnya.
"Lin, aku mau tidur. Nanti kalau udah mau mendarat bangunin aku ya" pinta Nasha dan Elin hanya menjawab nya dengan gumaman.
...... ...
Di Bandara, Azhar mencoba menghidupkan kembali ponsel nya dan benar saja batrei nya langsung lowbat. Azhar pun berniat langsung kerumah sakit saja, karena ia sudah tak sabar untuk melihat kondisi ayahnya.
Ada banyak sopir taksi yg mencari penumpang di Bandara.
"Ke City hospital" seru Azhar pada sopir taksi yg akan mengantar nya.
"Ada barang lagi yg perlu di tunggu, Pak?" tanya sopir itu.
"Engga ada" jawab Azhar karena ia memang hanya membawa ransel yg berisi beberapa lembar pakaian nya saja.
Saat Azhar dan sopir itu berjalan menuju taksi nya, seorang pria yg sedang berbicara di telpon menabrak Azhar hingga ponsel pria itu jatuh.
"Maaf maaf..." seru Azhar sambil mengambilkan ponsel pria itu, dan ia mengernyit saat tanpa sengaja membaca nama kontak di layar ponsel itu "My lovely Nasha?"
"Aku yg minat maaf, aku yg nabrak. Maaf dan terimakasih" ucap pria itu sambil tersenyum ramah dan mengambil ponsel nya dari Azhar.
"Ya, permisi..." ucap Azhar dan ia pun segera pergi.
"Kak, Harry udah sampai. Kakak dimana?" Azhar menoleh saat mendengar suara pria itu yg tampak nya masih berbicara di telpon
"Jadi bicara sama kakaknya, romantis banget nama kontak nya" gumam Azhar.
Sementara itu, Nasha melambaikan tangan nya pada Harry. Dengan cepat Harry memutuskan sambungan telpon nya dan berlari menuju kakak nya.
Harry terdiam, memperhatikan Nasha dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Kaget kan?" tanya Elin sambil terkekeh.
"Ini..." Harry tak tahu harus berkomentar apa melihat penampilan kakak nya yg sudah seperti Ustadzah saja dengan pakaian syar'i nya yg panjang dan lebar.
"Kakak engga cocok ya pakai beginian?" tanya Nasha tak percaya diri.
"Beautiful" seru Harry "Benar benar cantik, cocok, anggun. Harry sampai pangling" ujar Harry bersungguh sungguh.
"Benaran?" tanya Nasha dengan mata berbinar.
"Iya, Kak. Percaya sama Harry, ini adalah penampilan terbaik Kakak" ujar Harry yg membuat Nasha mesem mesem.
Ia memutuskan untuk menutup aurat nya seperti saran Azhar. Walaupun awalnya terasa sulit bagi Nasha, ia merasa pakaian ini ribet, namun tak bisa di pungkiri bahwa hati nya merasa tenang, dan ia merasa nyaman dalam balutan pakaian syar'i ini.
"Tapi kenapa penampilan kakak berubah? Ini permanen atau???"
"Mau nya sih permanen, Har" ujar Nasha sambil tersenyum lebar.
"Harry dukung, nanti kita belanja pakaian kayak gini yg banyak" seru Harry "Tapi kenapa kakak jadi begini?" tanya nya kemudian.
"Karena us ..."
"Nanti kakak ceritakan..." sela Nasha yg tak membiarkan Elin berbicara.
"Ya udah, pulang yuk. Capek neh..." ujar Elin menggerutu. Sementara penampilan Elin masih sama, dengan jeans ketat, t-shirt dan jaket jenim.
Harry pun membawakan koper Nasha dan membawa kedua gadis itu segera pulang dari sana.
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Bang Ipul
lanjuut
2024-05-26
0
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
apa Azhar ngira itu Nasya yg ia kenal😅😅
2022-07-15
0
Nanda Lelo
apa mungkin Harry jatuh cinta ma nasha??
2022-06-15
0