"Jadi, masih mau nih sama Ustadz tapi dari kampung?" tanya Elin setelah Nasha menceritakan betapa kampungan nya Azhar. Menggunakan kamera saja tak bisa, ponsel nya ponsel jadul. Begitulah kata Nasha. Saat ini keduanya sebenarnya sudah bersiap akan tidur, apa lagi hari sudah malam dan semua orang sudah tidur karena rumah sudah sangat sepi.
"Ya masih mau lah" jawab Nasha yakin. Elin tertawa dengan kekonyolan Nasha yg terus mengkhayal akan menikahi Azhar. Ia benar benar tak menyangka ternyata Nasha gadis yg absurd dan gila, apa lagi ini tentang pria. Karena sebelumnya Nasha tak pernah meladeni pria manapun yg mencoba mendekati nya.
"Dasar kamu ini... Tadi aku fikir kamu nyasar lho"
"Engga lah, aku udah hafal jalan sekitar sini. Tapi aku pengen besok kita jalan jalan lebih jauh lagi. Ya, Lin. Please..."
"Memangnya mau jalan jalan kemana sih? Di sini tuh cuma ada sawah, sungai..."
"Ya itu yg aku mau. Pengen refreshing, ngerasain udara bersih dan segar"
"Okey deh.... Besok pagi berarti, biar puas jalan jalan nya" ujar Elin.
"Okey, berarti sekarang kita harus tidur. Biar besok engga ngantuk" ucap Nasha dan ia pun menarik selimut. Begitu juga dengan Elin yg bersiap masuk ke alam mimpi.
Sementara di sisi lain, Azhar masih terbayang dengan kekonyolan Nasha. Gadis itu seperti sesuatu yg unik, istimewa namun di saat bersamaan ia seperti sesuatu yg lain juga seperti tak tertebak. Sekilas, ia terlihat seperti gadis yg energik, konyol, namun ia juga seperti gadis yg berada di bawah tekanan dan tak bahagia. Azhar bisa merasakan nya saat gadis itu tampak melamun tadi dan pandangan nya seperti kosong seolah ia tenggelam dalam sesuatu yg menyesatkan.
"Astagfirullah, apa yg aku fikirkan" gumam Azhar pada dirinya sendiri. Ia segera menggeleng kan kepala nya dan mengusir bayangan gadis kota itu.
Gadis kota? memikirkan hal itu membuat Azhar tertawa karena ia sendiri dari kota.
Azhar pun bersiap tidur supaya ia bisa bangun nanti untuk melaksanakan sholat malam.
.........
Karena tak ada aktifitas di pagi hari nya, Azhar pergi jalan jalan di sekitar desa itu. Hitung hitung untuk menghirup udara segar dan sehat, yg tak mungkin ia temukan di kota.
Azhar juga membawa kamera untuk mengabadikan perjalanan nya.
Kini Azhar berada di sungai yg cukup besar da panjang, Rafa pena mengatakan sungai itu terhubung ke desa yg lain. Ia sudah sering ke sungai ini, namun entah kenapa Azhar selalu menyukai nya apa lagi suara aliran sungai yg seperti ombak namun tenang. Angin yg begitu sejuk juga membuat Azhar semakin betah di sana.
Ada bebeatuan besar juga di pinggiran sungai, Azhar pernah melihat beberapa orang yg mandi atau mencuci disana namun biasa nya di siang hari. Karena itu lah Azhar datang di pagi hari, karena biasanya tak ada orang di pagi hari begini. Azhar berjalan di atas bebeatuan itu dengan hati hati, dan tiba tiba ia mendengar suara wanita dan juga suara air yg seperti di tepuk dengan keras, kemudian terdengar suara seperti ada yg menceburkann diri. Sepertinya ada orang berenang disana. Azhar pun berjalan mendekati asal suara itu.
"Astagfirullah..." Azhar segera memalingkan wajah nya saat melihat Nasha dan Elin yg asyik mandi dan bermain air. Mereka tampak sangat senang, bercanda dan tertawa. Mereka menyelam, berenang, dan memukul air dengan kaki nya sambil tertawa.
Azhar merasa seperti Jaka Tarub yg mengintip Nawang Wulan dan saudari nya yg mandi di sungai. Namun beda nya Azhar tak mengintip tapi langsung memalingkan wajah nya. Dan Nawang Wulan di sini juga tak punya selendang yg bisa di curi dan di sembunyikan.
Saat Azhar hendak kabur dari sana, naas ia malah terpeleset. Azhar menjerit terkejut bersamaan dengan ia jatuh kedalam sungai. Membuat Elin dan Nasha terkejut dengan suara ceburan dan teriakan.
"Siapa itu?" tanya Nasha.
"Entahlah, seperti nya orang jatuh. Ayo kita liat, takut nya kenapa napa" ujar Elin. Untunglah keduanya masih berpakaian lengkap karena Elin tahu bisa saja ada orang di sungai itu.
Elin dan Nasha pun naik ke pinggir sungai dan menghampiri asal suara itu dan betapa terkejut nya mereka melihat Azhar yg tiba tiba muncul ke permukaan dan kini mengambang disana.
"Azhar..." teriak Nasha dan tanpa fikir panjang, ia langsung melompat kedalam bersamaan dengan Azhar yg menoleh. Nasha fikir Azhar sudah pingsan padahal pria itu hanya menikmati air sungai yg sejuk dan juga mencari kameranya yg tenggelam. Syukurlah ia mendapatkan nya dan Syukurlah kamera itu anti air.
"Kamu engga apa apa?" tanya Nasha panik, ia sudah hendak menarik tangan Azhar namun Azhar menghindari nya.
"Aku bisa sendiri" ucap Azhar dan ia berjalan ke pinggir karena sungai itu memang tidak terlalu dalam. Nasha pun mengikuti nya dari belakang.
"Tadi kamu jatuh?" tanya Nasha dan Azhar hanya mengangguk sambil menundukkan kepala nya. Jangan tanya kenapa, meskipun masih berpakaian lengkap namun tubuh Nasha tercetak jelas di kaos nya yg tipis dan basah itu. Tentu Azhar harus menghindari pemandangan terlaknat itu. Sementara Elin hanya menjadi penonton.
"Aku pulang dulu..." ujar Azhar dan ia setengah berlari meninggalkan Elin dan Nasha.
"Dia kayak orang ketakutan gitu..." ujar Nasha sambil memperhatikan Azhar yg semakin menjauh "Apa dia masih shock karena terjatuh tadi?"
"Mungkin, tapi seharus nya orang kampung sudah terbiasa dengan sungai seperti ini" ucap Elin.
"Tapi kalau habis jatuh pasti shock lah, takut tenggelam" ucap Nasha "Tapi dia tampan ya tadi pas basah basahan gitu. Jadi nyesel engga mengabadikan moment itu" ucap nya kemudian sambil cengengesan yg membuat Elin menghela nafas berat.
"Berhenti halu, Neng. Bentar lagi kita pulang ke Jakarta"
Mendengar ucapan Elin itu, Nasha merasa sedih. Ia tak mau kehilangan kenyamanan dan kebahagiaan yg ia rasakan di desa ini. Jangan lupakan juga kebebasan Nasha, tak harus pergi ke kampus yg membuat nya tertekan, tak harus mendengar kata anak adopsi dari orang tua angkat nya.
"Kan ada hp, bisa sms an dong" ujar Nasha kemudian sambil tertawa kecil. Sementara Elin tertawa terbahak bahak.
"SMS an ya... Ya ampun, zaman old" ejek nya.
"Biarin, old is gold" ucap Nasha. Kemudian Kedua nya pun mengambil pakaian kering yg memang mereka siapkan. Mereka berlindung di balik bebatuan yg besar untuk berganti baju. Sebenarnya tadi Elin tak ingin mandi di sungai itu, namun Nasha ingin merasakan mandi dan berendam di sungai. Elin pun sempat mengejek Nasha dengan mengatakan bahwaNasha adalah gadis kota yg kampungan di kampung. Namun Nasha tak memperdulikan nya dan ia hanya ingin menikmati waktu nya di tempat indah ini.
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
Azhar shock lihat kamu Nasha😅😅
2022-07-08
0
Mbak Rin
oh zar... kok bisa ikutan jatuh ke sungai😃😃😃
2022-03-15
1
liana ana❤💚
curi aja hati nya... hehe... ups... hatinya kn udah di curi...😂😂
2022-03-05
1